Kata maaf

1.2K 51 2
                                    

Jangan jadi siders ya, hayu muncul😭😅

Jangan lupa vote dan komen

***Hanya ada empat huruf yang bisa aku ucapkan saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***
Hanya ada empat huruf yang bisa aku ucapkan saat ini. Yaitu, maaf.

***

Reyhan sedang menatap kosong di depan kolam yang ada di rumahnya. Pikirannya terbilang masih memikirkan kejadian tadi, tapi ia yakin dia adalah Meylania. Hanya saja, badannya kecil dan rambutnya pendek, tidak sepanjang waktu itu.

Arghhhhhhh....

"Hai bro," ucap Fasya dari belakang.

Reyhan membalikkan badannya, lalu berdiri membalas pelukan Fasya dan Fadly. Rasanya sangat rindu dengan dua curut ini.

"Rindu gak sama gue?" tanya Fasya sambil tersenyum dan memainkan kedua alisnya.

"Gak!"

"Haha, kasian mana masih muda," ledek Fadly.

Seketika wajah Fasya berubah jadi cemberut, asli ini mah. Ekspresinya sangat membuat orang di sekitar tertawa, Fasya memang jarang menampilkan ekspresi seperti ini. Baru kali ini.

"Ke caffe yuk, gue pengen nongkrong-nongkrong nih sama lo Rey. Kita, kan, udah lama baru ketemu lagi."

Reyhan hanya mengangguk sebagai jawabannya. Lalu mereka pun pergi meninggalkan kediaman Reyhan, dan pergi ke caffe. Ada perubahan dari diri mereka masing-masing? Itu sudah pasti. Setelah 3 tahun mereka tidak berjumpa lamanya, lalu bertemu lagi.

***

Meylania cemberut melihat Fandi. Jujur saja, ia kesal dengan sikap Fandi yang meninggalkannya tanpa memberi kabar. Terlebih Meylania seperti disuruh untuk menunggu, padahal ia udah menunggu. Sampai lumutan.

"Ish! Dokfan ke mana aja sih? Aku tuh nunggu tau gak! Kesel deh!"

"Maaf."

"Inginku berkata kasar!"

"Sok, bilang aja."

"KASAR!"

Percayalah, Meylania ini lucu bagi Fandi. Jawaban itu membuat Fandi meledakkan tertawanya tepat di samping Meylania. Fandi tertawa terbahak-bahak, tapi Meylania hanya datar.

"Ih, nyebelin pisan!"

"Kita ke caffe, mau?"

"Gak!"

"Hey, kamu lapar. Aku juga tau, gak usah pura-pura gak mau deh."

Benar juga sih, sejak dari tadi Meylania menunggu Fandi, perutnya terus berbunyi. Cacing yang ada di dalam perutnya terus meminta isi.

Meylania hanya diam tidak menjawab pertanyaan Fandi, tentu saja Fandi tau. Fandi menyetir mobilnya untuk menuju Caffe yang terdekat.

Kini mereka telah sampai, mereka pun masuk dan mencari bangku kosong. Tepatnya ada satu meja lagi yang tidak ada penghuninya. Alhasil, mereka menempati tempat itu, lalu memesan pesanan.

I'm Fine[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang