Sebuah kenyataan

795 63 1
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN ✨

***Jalani dan syukurilah semuanya yang ada, karena di setiap kehidupan pasti ada sebuah titik pencapaian yang membuat kita untuk bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***
Jalani dan syukurilah semuanya yang ada, karena di setiap kehidupan pasti ada sebuah titik pencapaian yang membuat kita untuk bahagia

-Meylania Kariana Putri-

***

Reyhan belum menjawab, ia masih bimbang dengan hatinya. Ia masih belum bisa menerima perjodohan ini, ia saja baru kenal dengan Nitalia.

"Reyhan kamu menerima perjodohan ini kan?" tanya nya, ini pertanyaan yang ketiga kalinya Regal mempertanyakan.

"AKU MAU."

Semuanya tersenyum bahagia karena Reyhan mau menerima perjodohan ini, mereka pun merayakan perjodohan ini dengan araca makan malam bersama dan party.

Maafin aku ya Mey, aku terpaksa, batin Reyhan.

***

"Aaaaaaa....... menyedihkan sekali diri aku!" teriak Meyla sambil berjalan di trotoar dan menangis sesegukan.

"Gue benci diri gue sendiri! Gue berasa gak guna untuk hidup!" sungguh menyakitkan, semuanya tidak ada yang berpihak kepadanya.

"Gak ada yang berpihak ke gue, apa gue masih pantas untuk hidup?" tanya nya pada diri sendiri.

Menangis, itulah yang sekarang Meyla lakukan, ia sudah tidak kuat lagi menahan beban hidup yang sangat menyakitkan, banyak sekali masalah-masalah yang selalu menimpanya tapi dia belum bisa menyelesaikan semuanya.

"Saya berpihak padamu!" suara bas itu terdengar jelas oleh Meyla.

Meyla melirik ke samping ternyata dia dokter Fandi.

"Dokfan ada di sini?"

"Saya lacak kamu! karena hari ini seharusnya kamu sudah cuci darah untuk perkembangan penyakit kamu, tapi kamu tidak datang! keras kepala ya memang!"

Meyla menundukkan kepalanya ia sampai lupa seharusnya dia ke rumah sakit, tapi tidak. Meyla memang benar-benar lupa dengan jadwal cek up hari ini.

"Maaf dokfan, aku lupa."

Fandi duduk di samping Meyla, Meyla hanya menghela nafas pelan, sesak itu datang kembali dan pusing itu juga sama kembali terasa.

"Masalah apalagi?"

Meyla menatap Fandi sendu, air mata yang tidak keluar pun menjadi menetes kembali, "Reyhan di jodohkan sama kakak aku."

Fandi paham beban Meyla sangat berat sekali, ia ingin membongkar semua kebusukan kakak nya itu tapi ia yakin Meyla tidak menginzinkan nya.

Fandi adalah dokter pribadi Meyla dan ia tau semuanya tentang Meyla, karena Meyla sering bercerita padanya.

"Dokfan?"

I'm Fine[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang