Si Peneror

641 84 5
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN ✨

***

Masa lalu biarlah berlalu, yang aku pikirkan sekarang adalah masa depanku

-Meylania Kariana Putri-

***

Masih di sekolah Reyhan dan kedua sahabatnya itu sedang bermain basket, karena bosan pulang masih siang jadi mereka bermain basket terlebih dahulu.

"WOII REY TANGKAP DONG!!!!"

"Gak usah ngegas napa fas," sanggah Fadly dengan cueknya ia pun mengambil bola yang sudah di lempar Fasya.

"Lo kenapa?" tanya Fasya

"Gak!!!"

"Idih masih aja cuek sama temen."

"Lo bukan temen gue!!!"

"Jahahha mampus!!!!" ledek Fasya dengan ngakak yang menggelegar.

"Lo inget Pricil?" tanya Fadly, Fadly jelas tahu jika Reyhan sudah bersikap seperti ini ia pasti mengingat cewek tersebut, menyebalkan bagi Fadly untuk apa Reyhan terus mengingatnya sedangkan dia pun tidak mengingatnya toh!!!!

"Hmmm."

"Rey dengerin gue, mending lo lupain aja deh si Pricil, gue tahu move on itu susah Rey tapi ini udah 1 tahun masa lo gak bisa move on sih." Ucap Fasya, dengan kesal nya karena Fasya tahu betul Reyhan itu masih memiliki rasa dengan si Pricil sedangkan dia ninggalin begitu aja emang Reyhan gak punya hati apa ya seenak jidatnya aja tuh si Pricyl.

"Gue tahu, tapi sulit bagi gue."

Fadly pun merangkul pundak Reyhan, Fasya pun ikutan merangkul. "Rey dengerin gue, gue tahu ko hati lo mulai berpaling. Coba buka hati lo buat Meyla gue tahu dia orang yang tepat bagi lo, dan dia bisa merubah sikap cuek lo, gue tahu dia memiliki rasa sama lo, dan lo pun sama pasti memiliki rasa sama dia iya kan?" ucap Fadly dengan di selang godaan candaan pada Reyhan.

Setelah mendengar ucapan Fadly hati Reyhan terasa hangat, apa memang benar ia harus membuka hati lagi, namun ia akan berpikir lebih jernih lagi ia pun tersenyum tipis lalu menjawab. "Akan gue coba."

"Nah gitu dong, baru namanya babang Reyhan," ucap Fasya.

"Cabut yuk, udah sore."

"Kuyyy!!!"

Mereka pun pulang ke rumahnya masing-masing dan mereka memang membawa kendaraannya masing-masing.

***

"TOLONG!!!!!!" teriak Meyla dengan gemetar sekuat tenaga ia tetap berlari Meyla benar-benar takut, ia tahu siapa orang berkedok tersebut.

"Mey, jangan lari-lari dong ayo ikut sama gue."

I'm Fine[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang