Amnesia

977 114 13
                                    

Aku lupa,
Dulu kamu memang pernah ada
Aku lupa,
Seringkali kita bersama
Aku lupa,
Sekarang kita terasa berbeda
Aku lupa,
Aku sudah lama tiada

Sekarang, aku ingat
Alam ku dan alam mu kini berbeda
Deru napas dinginku membuat jantungmu berpacu kencang

Apa kau takut?

_Arcanus_

____

Wajah itu begitu pucat, dengan perasaan takut yang berkecamuk. Kelemahannya teramat jelas terlihat dari gelagatnya yang tak berhenti mengawasi sekitar. Seolah cenayang, dia pikir sekarang bahkan bisa mencium aroma kematian. Apakah malaikat maut sudah mengintainya? Dia harus cepat sebelum semuanya terlambat.

Dengan bermodalkan keahlian hacker yang dia pelajari bersama Arion, dia bergerak memburu waktu. Jemari kekar itu mendadak gemetar menari-nari di atas papan keyboard dengan ritme yang tak menentu. Netranya bergulir membaca dengan teliti setiap apapun kalimat yang dia temui pada layar monitor.

Suara degup jantungnya bak gemuruh hujan deras, memompa darah dengan sangat kencang. Bahkan suara jangkrik malam pun kalah karenanya. Bersamaan dengan itu desah napasnya juga memburu seperti orang habis dikejar-kejar oleh sesuatu yang mengerikan. Otaknya bekerja dua kali lebih cepat dari biasanya. Bahkan, mulut yang selalu mengeluarkan kata-kata manis dan tawa receh itu, seakan Kelu. Ketakutan kian kentara dengan nyanyian jangkrik ditengah kesunyian malam ini.

Loading.....

Dia menghentikan kegiatannya saat berhasil menekan kata itu. Matanya terpaku pada satu kalimat dilayar laptop dengan pola lingkaran bergerak searah, kontras dengan tulisan loading. Dia menunggu dengan tak sabar sembari menggigit jari tangannya yang terkepal.

SALINAN DATA SELESAI ☑️

A

khirnya, dia menghembuskan napas panjang. Semuanya berjalan dengan lancar tanpa ada kendala. Ya, meskipun perasaan cemas tetap saja dia rasakan. Dia lantas membuka salinan data yang berhasil dia dapatkan tersebut. Seketika, matanya membola tak percaya dengan hasil yang ditunjukkan.

"Gak mungkin," tepisnya sembari mengulang tiap kata yang ada di layar monitor.

Dia menyandarkan punggungnya dengan raut tak menyangka. Apa semua ini? Kok bisa? Ini benar-benar mencengangkan. Rupanya selama ini_? Tak mau berkutat dengan monolognya, dengan tergesa-gesa dia lantas menutup kembali layar laptop tersebut dan memasukkannya ke dalam tas.

"Gue harus ngomongin ini sama Danu." Gumamnya segera bersiap.

Tanpa memperdulikan keadaannya yang sedang diintai. Edo langsung bergegas untuk menemui Danu di rumahnya dan memberitahukan semua kepadanya. Dia tidak bisa menunggu lebih lama lagi sebelum semuanya terlambat. Entah kenapa firasatnya sedari tadi sudah tidak enak. Pesan singkat yang diterimanya tadi masih terus menghantuinya.

Sementara ditempat lain, seseorang terlihat sedang mengusung senyum tipis. Benar sekali apa yang dirasakan oleh Edo. Karena ternyata tanpa cowok itu ketahui, ada orang lain yang sedang mengawasi semua gerak-geriknya.

"Target sedang diperjalanan, Tuan."

Salah seorang anak buahnya memberikan laporan melalui sambungan telepon kepada orang yang juga sedang memonitor Edo. Dia adalah salah satu kaki tangan yang memang diperintahkan untuk memata-matai atau lebih tepatnya, selalu mengikuti pergerakan Edo seharian ini.

Arcanus (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang