Semesta adalah tempat bermain
Kamu adalah budaknya
Agama adalah petanya
Keyakinan yang jadi kompasnya
Temukan arah kau akan menang
Lalu kebahagiaan akan kau dapat_Arcanus_
______
Sepanjang jalan, Danu memperhatikan setiap orang-orang yang dilewatinya. Mereka semua membungkuk hormat ketika berpapasan, bukan pada Danu tapi ke Zefa. Jelas sekali bagaimana kedudukan gadis itu begitu dihormati di sini. Walaupun dia seorang perempuan, tapi kesannya tidak jauh berbeda dengan kedua kakaknya.
Warna markas Arcanus didominasi oleh warna hitam dan putih, begitupula dengan segala macam furniture yang ada. Bahkan warna pakaian mereka pun hitam. Dari pangkal rambut hingga ujung kaki seluruhnya berwarna hitam.
Zefa membawa Danu kedalam sebuah ruangan yang cukup luas dengan papan bertuliskan FABULA TERRAM diatas pintunya. Di sana, yang Danu tangkap banyak senjata terpajang rapi disetiap dinding. Bermacam-macam alat seperti pisau, dari yang berukuran kecil hingga yang paling besar atau samurai tersusun rapih ditempatnya.
Aneka senjata api, mulai dari pistol berjenis revolver, flintlock, hingga sniper terkenal mematikan berjenis Barret M82, Barret 416 model 99, Barret M107A1, AWSM, Steyr SSG 69, hingga McMillan TAC 50 yang terkenal dimiliki oleh pasukan elit dunia juga ada di sana. Selain senjata api, ada pula busur, panah, tombak, ketapel, dan beberapa jenis senjata tradisional unik dari seluruh wilayah di dunia yang ikut terpajang.
Danu hanya bisa berdecak kagum, benar-benar agen rahasia yang mengerikan.
"Psychopath!" ucap Zefa tiba-tiba menyadarkan Danu yang tengah sibuk melihat-lihat senjata.
Ia menatap Zefa yang juga sedang memperhatikannya. "Kami berbeda," ujar Zefa lirih.
"Sssttttt," Danu mengisyaratkan diam dengan meletakkan jari telunjuknya kebibir Zefa. "Gue tahu itu, dan gue nggak perduli."
Gadis itu menunduk dalam.
Danu menggenggam erat bahu Zefa, ia menatapnya dalam. "Bahkan meskipun Lo bunuh gue, gue nggak perduli. Gue rela mati ditangan Lo," ucapnya tanpa keraguan.
Lama terdiam membisu hingga tiba-tiba Zefa meninju perut Danu sembari tertawa. Danu mengaduh merasakan lukanya yang belum sembuh kini dihantam tinju lagi.
"Kok gue dipukul sih!" Omel Danu tak mengerti, sedangkan Zefa malah semakin terbahak melihat raut kesal cowok itu.
"Apa itu tadi sebuah gombalan?" Zefa memicing penasaran.
Danu berdiri tegak menatap lurus ke mata Zefa. "Menurut Lo?" Tanyanya balik membuat Zefa kesal.
"Eh, stop, stop!" Cegah Danu saat Zefa mengangkat tangannya hendak melayangkan pukulan lagi. "Lo nggak kasian sama gue, ini lukanya masih belum sembuh. Masa' mau ditambahin lagi." Danu memelas lucu.
Zefa memalingkan muka, ia masih kesal.
Danu tersenyum tipis, ia menarik Zefa kedalam pelukannya. "Jangan ngambek dong. Masa' monster bisa ngambek," ejeknya, bukannya membujuk ia justru tambah membuat Zefa memberengut.
Zefa mencubiti perut Danu dengan kesal, namun bukannya kesakitan cowok itu malah tergelak merasa geli. Memang, cubitan Zefa hanya main-main karena ia masih sadar akan kondisi Danu yang belum fit.
Zefa mendongak, masih dalam dekapan Danu, ia memperhatikan wajah tampan cowok itu dari bawah. Merasa diperhatikan, Danu pun menunduk hingga tatapan mereka bertemu.
"Lo yakin mau bertahan?" Tanya Zefa memastikan. "Gue bisa nyuruh kakek buat ubah keputusannya. Jadi, kalian bisa hidup normal." Tawarnya berharap agar Danu dan kedua sahabatnya tidak ikut terlibat dalam agen berbahaya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arcanus (Completed)
Mystery / ThrillerPart lengkap. WARNING !!! [Follow sebelum baca] 🏅Rank 1 #psychokiller 🏅Rank 3 #psycho-thriller 🏅Rank 1 #latin 🏅Rank 1 #riddles 🏅Rank 1 #Horor 🏅Rank 1 #kejutan 🏅Rank 2 #remaja 🏅Rank 5 #sadis 🏅Rank 8 #gore 🏅Rank 8 #pembunuhan ARCANUS, apa y...