dia yang tersembunyi

965 115 4
                                    

Apa yang tidak nampak oleh mata
Bukan berarti tidak ada
Sekadar menunjukkan eksistensi
tanpa harus terlihat
Angin contoh kecilnya, hantu versi horornya
Mereka ada dan akan terus mengawasi
Sampai kau menyerah
Dan tunduk pada resah

_Arcanus_


____

Sedari tadi Edo nampak begitu gusar. Dia terus melakukan hal aneh yang kadang berulang dalam waktu yang singkat. Seperti mengetuk-ngetuk kan pulpen ke meja, menggerakkan kaki sampai bangku disebelahnya ikut bergetar, bergerak gelisah dan sesekali menoleh ke arah jendela serta pintu. Entah apa yang sedang dia khawatirkan, yang jelas tingkahnya tersebut tak luput dari perhatian ketiga sahabatnya.

Setelah tragedi kecelakaan yang menyebabkan Zefa terjatuh, sekolah mereka pun kacau. Para guru sibuk menangani masalah sedang murid-muridnya sibuk bergosip. Alhasil, proses pembelajaran pun harus dihentikan untuk sementara waktu. Gamma, Edo, Danu, serta Arion, keempatnya masih memilih untuk tinggal di dalam kelas bahkan setelah semua murid pulang. Ada hal yang mesti mereka bahas dan Danu juga masih menunggu seseorang untuk mencaritahu apa yang sebenarnya terjadi.

Keheningan mereka menjadi terganggu saat tiba-tiba Edo mulai menunjukkan pergerakan aneh. Mereka terus memusatkan perhatian pada laki-laki itu yang masih saja sibuk dengan pikirannya dan kegiatannya.

"Bisa diem gak sih Lo!" Gamma angkat bicara karena terganggu.

"Digigit ulet bulu kali. Gerak Mulu," Timpal Arion yang ikutan pusing melihat aksi Edo tak bisa diam ditempatnya.

Danu terus menyorot keluar kelas, penampilannya pun terlihat kacau. Bajunya sudah lecek bekas darah Zefa, dasi tak lagi terpasang di tempatnya. Kancing baju pun sudah terbuka memperlihatkan kaos oblong di dalamnya. Belum lagi rambutnya yang sengaja dia acak-acak, karena merasa kecewa dan frustrasi setelah melihat kejadian nahas tadi.

Peristiwa berdarah itu entah mengapa mengingatkannya akan tragedi yang menimpa sahabat masa kecilnya. Dulu, Nindi juga ditemukan dalam keadaan yang berlumuran darah dan Danu juga sempat melihat bagaimana kondisi tubuh itu sebelum dimasukkan ke dalam ambulans. Dia benar-benar takut kalau berita yang sama akan dia dengar soal Zefa. Tapi, semoga saja itu hanya pikirannya. Zefa pasti akan baik-baik saja. Dia harus selamat.

__

Tak lama, serempak ke-empat orang itu mengalihkan pandang saat mendengar suara derap langkah dari arah pintu. Akhirnya, yang mereka tunggu datang juga. Danu segera berjalan mendekati Nindi yang kali ini terlihat mematung didepan pintu kelasnya. Gadis itu terkejut mendapati Danu, Gamma, Edo, dan Arion masih berada di sana.

Dia baru saja keluar dari ruangan kepala sekolah sehabis diinterogasi mengenai kesaksiannya sebelum Zefa terjatuh. Dia pikir semua orang sudah pulang makanya dia berani ke kelas untuk mengambil tasnya. Namun sayang sekali, rupanya Danu dan ketiga sahabatnya masih menunggunya. Mungkin, mereka akan menuduhnya sebagai dalang kecelakaan tersebut. Sebab, seperti yang dikatakan oleh kepala sekolah tadi, kalau dialah satu-satunya orang yang berada di TKP.

Ya, semua orang sudah menyebutnya pembunuh. Entah mimpi apa dia semalam sampai harus menerima kenyataan seperti ini. Nindi bahkan tak berani menatap balik keempat temannya tersebut. Dia benar-benar merasa terpojokkan. Tatapan tajam terus mengintimidasi, ditambah suasana hening menambah kesan menakutkan.

Dengan langkah berat ia akhirnya memutuskan untuk masuk, dan keempatnya terus memperhatikan gerak Nindi tanpa berucap apapun. Danu menendang kursi tempat tas Nindi berada, membuat gadis itu terkesiap ketika tangannya baru saja hendak meraih tasnya.

"Bu_bukan gue pelakunya," Ucap Nindi buka suara menatap Danu yang kini menukik tajam kearahnya.

Gamma tersenyum tipis. " Maling mana mau ngaku," Ujarnya mencibir.

Arcanus (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang