Dia

1.4K 177 5
                                    

Jika mencintaimu adalah berkah
Lalu luka yang berdempetan ku sebut apa?
Aku tidak serakah
Tapi aku menginginkan semua tentangmu
Kamu, yang membuatku berucap
"Aku mencintaimu"

_____


____

"

Pagi Den. Mau ketemu non Zefa ya?" Sapa bik Ina usai membukakan pintu rumah dan melihat kehadiran Danu yang dia kenal.

Cowok itu tersenyum kikuk, lantas mencium punggung tangan wanita paruh baya tersebut dengan sopan. "Iya, Bik. Zefa-nya ada?"

Bik Ina mengangguk. "Tunggu sebentar ya Den, bibik panggilin."

"Kenapa Bik?" Tanya Danu kebingungan lantaran bik Ina kembali menghampirinya.

"Begini, Aden disuruh Tuan masuk," ucap bik Ina menyampaikan perintah majikannya saat dia baru akan menemui Zefa.

Danu tidak mengatakan apapun, namun hanya menurut dan ikut masuk mengikuti bik Ina. Cowok itu dipersilahkan duduk tapi masih terlihat canggung, di sofa yang berhadapan langsung dengan Reno. Tanpa memperdulikan kedatangan Danu, Reno sedari tadi tetap fokus pada koran ditangannya. Hal itulah yang membuat Danu jadi takut membuka obrolannya.

"Om," panggil Danu berusaha mendapatkan perhatian Reno dengan memberanikan dirinya menyapa duluan.

Tapi seolah tuli, Reno bahkan tidak menanggapinya apalagi melirik laki-laki itu.

Danu berdeham singkat sebelum melanjutkan ucapannya. Nekad walaupun tidak direspon dia akan berterus terang soal niatnya kemari. "Saya mau izin bawa Zefa keluar, Om." Dia berucap penuh kehati-hatian.

"Kemana?" Sahut seseorang dari tangga atas.

Reno masih tidak menjawab, tapi Algio yang menyambar ucapannya. Danu menolehkan kepalanya melihat Algio berjalan turun mendekat ke arahnya.

"Lo mau bawa adek gue kemana?" Tanya Algio sekali lagi.

Oh, astaga! Danu benar-benar dibuat sesak berhadapan dengan kedua orang ini. Satu seperti singa dan satunya bak beruang kutub. Reno dan Algio mengeluarkan aura yang sama-sama menciutkan nyali.

"Anu_ saya mau," entahlah kenapa Danu mendadak gugup sekarang. Dia juga bingung harus berucap dengan nada baku atau biasa saja.

"Ada tamu ya,"

Akhirnya Danu bisa bernafas legah melihat kedatangan Mia bersama Zefa dibelakangnya.

"Pagi, Tante," sapa Danu bergegas berdiri dan menyalimi Mia dengan ramah.

"Baru mau salim," sindir Reno melirik Danu.

"Maaf om, tadi kelupaan," ujar Danu kaku kemudian mencium punggung tangan Reno.

"Temennya Zefa ya? Namanya siapa?" Ujar Mia kemudian mengambil tempat di sebelah suaminya.

"Iya Tante, saya Danu."

Mia mengerutkan keningnya. "Danu? Kayak pernah dengar tapi di mana ya?" Mia tampak berpikir keras, merasa tak asing dengan nama itu.

"Nama peliharaannya Zefa itu," Danu melotot kaget mendengar ucapan Reno barusan.

"Papa," peringat Mia lantaran suaminya itu selalu saja memusuhi setiap orang yang dekat dengan Zefa, garis bawahi laki laki.

Reno memang tipikal bapak-bapak yang posesif terhadap pergaulan anaknya. Apalagi Zefa adalah putri satu-satunya dan kesayangannya. Jadi wajar kalau dia harus menyeleksi semua orang yang dekat dengan putrinya tersebut, tanpa terkecuali Danu. Walaupun mereka sudah menjalin sebuah kerjasama, tetap saja Reno tidak bisa bersikap lemah lembut kepadanya.

Arcanus (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang