Gawat

910 120 0
                                    

Posisi kita bisa terancam
Hanya karena kehadiran orang baru
Tapi, tak apa. Jangan sedih,
Sebab, bukan berarti hidup kita takkan
dihadiri orang baru juga kan?

Tuhan tahu apa yang terbaik,
Jika dia pergi, biarkan saja
Mungkin sudah ada ganti
yang diam-diam telah disiapkan Tuhan
untuk mu

____Bucinnya Allah_____



________

Suasana yang paling dibenci oleh hampir sebagian orang pecinta terang, yakni ketika sunyi senyap menemani gelapnya malam. Udara dingin yang juga menyeruak dengan hanya ditemani nyanyian jangkrik malam, menambah kesan mencekam bagi si penakut. Namun, berbeda dengan orang yang menyukai kesunyian. Mereka malah cenderung lebih nyaman ketika malam tiba. Sebab, tidak akan ada bising serta hingar-bingar umat berlalu lalang sekadar berteriak tegur sapa pun.

Dari segi itu saja sudah nampak bagaimana beragamnya sifat manusia yang ada di muka bumi. Nyctophile, nama lain dari si penyuka gelap. Autophile, si penyuka kesendirian. Sedang Nyctophobia, adalah mereka yang sebaliknya, penakut akan gelap. Bagaimana dengan kalian? Yang jelas, tidur dalam kondisi gelap adalah hal paling sulit dilakukan. Sesak, kesulitan bernapas, begitulah gambarannya.

Kini, saat semua orang tengah tertidur pulas, seraya mengisi energi yang telah terkuras habis karena beragam kegiatan siang tadi. Sejenak, sebelum sang surya kembali menyingsing merenggut waktu istirahat yang singkat. Lain halnya dengan Hanindita Zefana. Gadis itu malah sedia terjaga ditengah malam.

Padahal jadwal tidurnya cukup baik, dan teratur sebagaimana biasanya. Pukul sepuluh tadi ia telah terbuai dalam alam mimpi. Tidurnya pun nampak sangat nyenyak terlihat dari wajah damainya. Namun tak bertahan lama. Gadis itu tersentak dari alam bawah sadarnya, saat entah mengapa tiba-tiba ia merasakan dadanya sesak.  Dia kesulitan bernapas, seakan lajur oksigen yang masuk ke paru-paru tercekat karena sesuatu hal.

Rasa perih pun menjalar di sekujur tubuhnya. Zefa tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Badannya mulai terasa mengejang dengan mulut ternganga seperti ikan yang kekurangan oksigen. Sekuat tenaga, Zefa berusaha menyadarkan dirinya dengan tangannya terus mencoba menyingkirkan sesuatu yang dirasa menghalangi lajur napasnya.

Berhasil. Zefa akhirnya mampu mengendalikan tubuhnya. Mata gadis itu melotot sempurna kala ia melihat sekelebat bayangan nampak berdiri dihadapannya.  Namun, sayang pandangannya terhalang oleh gelapnya ruangan yang lampunya memang sengaja dia matikan setiap akan tidur.  Zefa memberontak, berusaha meraih saklar lampu yang berada disampingnya. Sekuat tenaga, dia mengulurkan satu tangannya sementara tangan lainnya ia gunakan untuk menahan tangan sosok yang masih mencekiknya.

Pantas saja Zefa kesulitan bernapas, rupanya ada orang yang sedang berusaha ingin membunuhnya. Siapakah dia? Entahlah, Zefa tidak mengenali bentuk tubuhnya karena terhalang gelap. Gadis itu terus menggelinjang kuat, sekuat mungkin melawan sosok misterius itu. Mengerahkan kekuatan kakinya, Zefa menendang-nendang ke sembarang arah berharap mendapatkan kelonggaran agar dia bisa melakukan perlawanan.

Akhirnya, sosok itupun melepaskan cengkraman dileher Zefa. Mungkin karena kewalahan lantaran gadis itu sangat brutal bergerak. Tak menyia-nyiakan kesempatan, Zefa lantas buru-buru menghidupkan lampu di kamarnya guna memperjelas penglihatan. Degup jantungnya berpacu diluar kendali normal, apalagi ketika dia tidak menemukan siapapun disekelilingnya. 

Hal tersebut sangat tidak masuk diakal. Pasalnya tadi jelas-jelas dia melihat seseorang menyerangnya. Zefa segera memundurkan tubuhnya dengan raut ketakutan yang amat kentara. Dia meringkuk dikepala ranjang dengan tubuh gemetar setengah mati dan peluh membanjiri pelipisnya. Wajahnya pucat pasi. Dia terus menyapu pandang seisi kamar dengan perasaan was-was, mencari keberadaan sosok tersebut. Namun nihil, tidak ada siapapun di sana selain dirinya.

Arcanus (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang