ternyata

1.1K 119 23
                                        

Kukira kamu teman
Nyatanya cuma memanfaatkan

_Arcanus_

_____

"Hallo Be, i'm coming!" Bara masuk tanpa permisi seolah itu adalah rumahnya sendiri. Bella sedikit terusik, meski sudah terbiasa tetap saja tak nyaman, apalagi Bella hanya tinggal sendirian.

Bara duduk disisi kasur dan meletakkan punggung tangannya ke dahi Bella, mengukur suhu tubuhnya. "Gimana, udah mau meninggal belum?. Awwsss!" Ucapnya disusul ringisan karena cubitan yang dihadiahkan Bella.

"Kasar banget sih jadi istri," ia terkekeh melihat raut manyun Bella.

"Pertanyaan kamu nggak ada estetik nya. Orang tuh nanya udah baikan apa belum, ini ditanyain kapan meninggal." Bella menggeleng tak percaya, sementara Bara sudah terbahak.

"Ya gue  kan beda dari yang lain be,"

"Aku" koreksi Bella cepat, Bara hanya menggaruk-garuk tengkuknya. Kata Aku-kamu terdengar sangat baku ditelinga tapi demi Bella ia rela mengubah gaya bahasanya.  Namun ia belum terbiasa, alhasil Bella selalu memarahinya bila kata gue-lo secara spontan terucap.

"Oh iya, kamu nggak sekolah lagi ?" Tanya Bella baru menyadari penampilan Bara sangat santai dijam sekolah seperti ini.

Bara menggeleng. "Nggak ada kamu duniaku hampa_" Bara kembali tergelak saat sebuah bantal melayang kewajahnya.

"Sana sekolah, aku nggak mau kamu kena masalah ya!" Peringat Bella namun ditanggapi santai.

"Mending sekarang kamu makan dulu," Bara meraih sebuah kantong kresek yang tadi dia letakkan diatas meja. Dia mengeluarkan bubur ayam yang tadi dibelinya.

"Kamu nggak makan?" Tanya Bella setelah suapan pertama berhasil ditelan. Bara menggeleng sebagai jawaban.

Dia terus memperhatikan Bella tanpa berkedip membuat Bella sedikit malu. "Ngapain sih lihatin aku kayak gitu." Bella memalingkan wajah karena gugup.

Bara tersenyum tipis memperhatikan muka Bella yang lucu saat sedang malu. "Aku cuma mau pastiin racun di dalam buburnya beneran bekerja." Sontak Bella melotot tak percaya.

Sedetik kemudian terdengar tawa Bara menggelegar. "Becanda sayang!" Ucapnya mengacak rambut Bella gemas. Bella hanya terdiam, jantungnya tak bisa dikondisikan. Wajahnya memanas, apalagi mendengar Bara memangilnya sayang. Telinga Bella pasti sudah memerah sekarang.

"Tuh kan racunnya emang udah bekerja!" Ucap Bara menatap Bella seksama. "Mau tau nggak apa nama racunnya?" Bisiknya semakin membuat Bella kesulitan bernapas.

"Racun cinta!" Teriaknya lantang diiringi tawa. "Muka kamu merah banget be!" Dia kembali mentertawai Bella. Senang sekali menjahili cewek satu ini.

Bella menutup wajahnya, dia benar-benar malu. "Bara udah ih, aku malu!" Bara tak menghentikan tawanya. Namun sebuah panggilan masuk merubah ekspresi Bara seketika. Ia pamit mengangkat panggilan sebentar, akhirnya Bella bisa menghela napas legah. Bara selalu saja bisa membuat Bella bahagia dengan caranya, dia tersenyum menatap tubuh Bara dari kejauhan.

Selang beberapa menit, Bara kembali menemui Bella. Dia melirik bungkus bubur ayam masih bersisa setengah.
"Kenapa nggak dihabisin?"

"Aku kenyang, nanti kalau laper aku makan lagi."

Bara menghela napas. "Kamu ngehina aku?" Bella mengernyit mendengarnya. Bara meraih tangan Bella dan menggenggamnya.

"Be aku ini kaya, apapun yang kamu mau pasti aku beliin. Bubur doang ya tinggal beli lagi, nggak usah di sisain kek orang susah aja!"

Arcanus (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang