Tidak ada yang lebih menyakitkan dari perpisahan
Seakan menjadi akhir
Kematian dan kepergian memuncaki Piramida
Entah sedih ataupun senang
Itulah kenyataannya
Apa yang kau miliki
belum tentu akan menemanimu sampai akhir
Jika sudah saatnya
Berpisah adalah jalannya_Arcanus_
____
Sleppp
Tepat sasaran. Bidikan anak panah tepat mengenai titik di papan. Edo mengepalkan tangannya di udara, membuat gerakan puas dengan hasilnya. Ia berlari menghampiri kedua sahabatnya yang sudah lebih dulu beristirahat.
"Air, air," pintanya sambil mengatur napas yang ngos-ngosan.
Gamma melemparkan sebotol air, dan dengan sigap Edo menangkapnya. Ia menenggak hampir setengah dari isi botol kemudian menumpahkan sisanya ke atas kepala.
"Capek banget gue," Ia membaringkan diri kesebelah Danu yang duduk di sana
"Banyak kemajuan nih kayaknya," Sahut Bara membuat ketiganya menoleh.
Bagaimana tidak, sudah satu bulan lebih mereka belajar membekali diri dengan dilatih oleh Mike. Ketiganya dituntut untuk menguasai semua senjata, mulai dari tradisional hingga yang canggih sekalipun.
Mereka juga belajar ilmu beladiri. Zefa yang mengusulkan, karena melihat kemampuan ketiga sahabat itu yang lemah. Melawan seorang preman pun mereka tak mampu bagaimana mau menghadapi para mafia?
Mereka lantas berdiri dan membungkuk hormat pada Bara. "Salvate, Princeps!" Ucapnya serempak.
"Nggak usah sok formal," Bara menghela napas jengah. Dia merasa geli ketika orang-orang bersikap formal seolah dia adalah orang yang terhormat. Bara tidak haus pengakuan dan kedudukan. Baginya profesi adalah hobi, jadi penghargaan itu tidaklah perlu.
"Gue kesini cuman mau nanya, kalian tau password Wi-Fi, nggak?" Lanjutnya bertanya hal yang tak terduga.
"Enggak." Jawab Edo menggeleng.
Bara mendesah frustasi. "Arghh! siapa sih yang ganti password nya, orang mau streaming jadi ke ganggu." Omelnya mendumel sendiri.
Danu, Edo, dan Gamma hanya terdiam. Sudah sebulan di sini, mereka bahkan tak tahu kalau markas ini mempunyai Wi-Fi.
"Kalian disuruh ke atas," Ujar Bara sebelum pergi. "Nanya ke siapa ni password?" gerutunya sambil memandangi ponsel ditangannya.
Danu mengedikan bahu, menatap kedua sahabatnya. "Yuk, cabut!" Ujarnya meraih jaketnya kemudian bergegas ke atas.
_____
Mereka sudah terbiasa makan di mansion Reno sehabis latihan. Mia sangat senang ketika tahu Danu, Gamma, dan Edo ikut bergabung ke dalam agen Arcanus.
Reno sepertinya mulai terbuka dengan Danu, Gamma, dan Edo. Ia mulai menanyakan banyak hal dan perbincangan mereka pun tak terasa canggung lagi seperti dulu.
"Bang Al, Lo yang ganti password Wi-Fi nya ya?" Ujar Bara masih tak berhenti mencari password Wi-Fi.
Algio mendengus kesal. "Udah sepuluh kali Lo nanya, sekali lagi gue tabok Lo!" ia mengangkat tangannya. "Dibilangin nggak tahu juga," cercanya jengkel.
Bara mengacak rambutnya. "Oh my God!" Ia menabok keningnya sendiri. Bagaimana bisa dia melupakan satu orang.
"Monstaaaaaaaa!" Teriaknya dihadiahi lemparan gelas yang hampir mengenai wajahnya jika saja cowok itu tak cepat menghindar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arcanus (Completed)
Mystery / ThrillerPart lengkap. WARNING !!! [Follow sebelum baca] 🏅Rank 1 #psychokiller 🏅Rank 3 #psycho-thriller 🏅Rank 1 #latin 🏅Rank 1 #riddles 🏅Rank 1 #Horor 🏅Rank 1 #kejutan 🏅Rank 2 #remaja 🏅Rank 5 #sadis 🏅Rank 8 #gore 🏅Rank 8 #pembunuhan ARCANUS, apa y...