kenapa ?

882 118 2
                                    

Tak perlu basa-basi kalau memang ingin pergi
Menjijikan jika bersimpuh
hanya untuk sembunyi keluh
Kau datang tanpa permisi
Kemudian menghilang tanpa ku peduli

Ini hidupmu,
Namun harusnya jangan angkuh
Seenaknya bertamu menyerobot pagar rumah
Setelahnya lenyap meninggalkan jejak kehampaan

Tai,

_Arcanus_

_________

Usai memastikan Gamma sudah meninggalkan kediamannya, Zefa pun lantas bergegas untuk masuk ke dalam rumah. Tujuannya saat ini hanya satu, yakni tidur. Tidak peduli dengan banyaknya tamu yang datang sekalipun, pokoknya dia mau beristirahat. Hari ini cukup melelahkan jadi tidak perlu ditambahi dengan urusan orangtuanya. Mau keluarga, sanak saudara pun dia tidak tertarik untuk mencaritahu.

Baru saja berbalik, Zefa seketika terpaku. Rupanya ada seseorang yang sedari tadi berdiri di daun pintu sambil menatap ke arahnya seraya bersidekap dada

"Kak Bara," gumam Zefa tak percaya.

Sejenak kemudian dia pun kembali meneruskan langkahnya yang sempat tertunda. Zefa mendadak kaku saat dirinya telah berdiri tepat di hadapan Bara. Baru saja akan menyapa, seperti biasa laki-laki itu dengan sikap cueknya dan seolah tak peduli meninggalkan Zefa. Bara masuk ke dalam rumah terlebih dahulu bahkan tanpa mengatakan apapun

"Kenapa kak Bara kesini?" Batin Zefa kebingungan.

Sudah sangat lama semenjak kejadian itu, Bara tak pernah lagi menunjukkan batang hidungnya sekadar mampir kerumah itu. Apalagi beberapa tahun ini juga Bara mengklaim dirinya dan sah menjadikan Algio sebagai musuh abadinya. Terlepas dari hubungan mereka semua.

Bara terlalu keras kepala dan Algio sangat emosional. Keduanya tidak akan pernah bisa akur sampai kapanpun dan akan selalu bersitegang bahkan untuk masalah yang sepele. Sekarang, melihat Bara tiba-tiba muncul bukankah itu sangat aneh? Apakah mereka berdua sudah berdamai? Kalau iya, syukurlah.

Menyadarkan lamunannya yang masih menerka-nerka, Zefa kembali meneruskan langkah.

"Assalamualaikum," ucap Zefa.

Dia mengerutkan keningnya, merasa heran saat menemukan semua anggota keluarganya sudah berkumpul di ruang tamu. Di sana sudah ada kedua orang tuanya, Algio, Bara, juga Tante Dewi.

"Waalaikumussalam," jawab mereka serempak mengalihkan pandangan melihat kedatangan Zefa.

"Tumben pada ngumpul. Ada acara apa?" Tanya Zefa. Sesaat pandangannya tertuju kepada Bara untuk beberapa saat lalu membuang tatap kepada Mamanya, meminta jawaban.

"Eh kakek," teriak Zefa kegirangan setelah menyadari kehadiran seseorang yang amat disayanginya.

Rupanya Bismo, kakeknya juga berada di antara mereka. Kenapa bisa dia tidak mengenali kakeknya sendiri. Gadis itu nampak sangat senang melihat kehadiran Bismo. Baru saja ia hendak berlari ke arah kakeknya tersebut, suara Reno lantas menghentikan langkahnya, juga melunturkan senyum manisnya yang terpatri.

"Zefa, masuk ke kamar kamu sekarang!" ujar Reno, papanya dengan nada tegas.

Bahkan bisa Zefa lihat sorot tajamnya melarang gadis itu mendekat. Tidak biasanya semua orang bersikap seperti ini. Apalagi wajah mereka juga seperti sedang bersitegang. Ada apa sebenarnya diantara mereka?

"Tapi, Zefa mau_"

"Sekarang!" Ucapan Zefa terpotong oleh nada bicara Reno yang meninggi.

Gadis itu terdiam kaku dengan pandangan tercengang. Ini pertama kalinya Reno membentaknya. Zefa menatap satu persatu semua orang di sana, tapi mereka malah membuang muka. Tidak ada yang mau melihat sorot memohon Zefa. Gadis itu bahkan coba meminta pertolongan pada Algio dengan isyarat wajah memelas nya. Namun Abangnya malah menundukkan kepala, seakan menghindari kontak mata dengannya.

Arcanus (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang