Satu Kelemahan ku, yaitu kamu
_A.R.D_
_____________________________
Setelah membersihkan semua luka-lukanya, Danu beranjak meninggalkan basecamp dan pulang ke rumah yang selalu membuatnya nyaman. Tiba dipekarangan, tak lupa dia memasang ekspresi palsu agar terlihat baik-baik saja dihadapan sang Bunda.
Krieeettttttt
Belum sempat mengetuk, tapi pintunya telah terbuka dari dalam menampilkan wanita paruh baya di sana dengan kekhawatiran yang terpatri jelas di wajahnya yang masih kelihatan awet muda itu.
"Kenapa baru pulang?" Tanyanya dengan raut cemas. Kebiasaan ibu-ibu yang tidak pernah berubah, mengkhawatirkan terlalu berlebihan. Namun, itulah bentuk kasih sayangnya yang tiada tara, apalagi Danu adalah anak semata wayangnya.
"kayak aku gak pernah pulang telat aja, biasanya kan aku sering telat, Bun," ujar Danu terkekeh melihat reaksi berlebihan bundanya.
"Bunda cuma khawatir. Bunda takut kamu kenapa-kenapa," ucapnya menatap lekat manik mata putranya.
Danu balas menggenggam tangan bundanya mencoba menyalurkan ketenangan. "Bunda tenang aja, kalo Bunda baik aku juga pastinya baik-baik aja. Gak usah khawatir, Danu bisa jaga diri, kok." Imbuhnya tersenyum membuat wanita paruh baya itu ikut menyunggingkan senyuman manis.
"Ya udah, Bun, Danu laper nih dari kemarin gak dikasih makan," rengek Danu mencoba mengalihkan pembicaraan dengan membuat lelucon.
"Kemarin kamu makan sampe lima kali, tadi pagi juga udah sarapan. Segala ngomong gak dikasih makan," Dinda terkekeh kecil melihat raut manyun sang putra.
Anak itu mengerutkan dahinya. "Emang iya?, Tapi Danu kok gak ngerasa, ya?" Ucapnya seolah tengah berpikir mengingat-ingat.
Sementara bundanya hanya menggelengkan kepala gemas, melihat kelakuan Danu. "Ya sudah, kamu ganti baju dulu sana, abis itu baru kebawah. Bunda siapin makanannya." Suruh Dinda.
"Oke, Bun," dengan secepat kilat Danu berlari ke kamarnya bersiap-siap kemudian akan turun kembali kebawah setelah mengganti seragamnya.
Helaan napas panjang mengalun, Dinda mengamati tubuh sang putra yang mulai menjauh._____________
Danu berjalan ke arah dapur tapi ia tak mendapati Dinda di sana. Cowok itu memutuskan mencari Bundanya ke ruang tengah, dan ya, sang Bunda memang berada di sana, tengah duduk di sofa menghadap ke televisi.
"Duduk," titah Bundanya saat menyadari kehadiran Danu.
Danu hanya menurut, meletakkan bokongnya disebelah sang Bunda. Dia mengerti sekarang apa yang dilakukan bundanya itu setelah melihat sebuah kotak obat dipangkuan nya.
"Bagaimana pun kamu berusaha nutupin ini, Bunda pasti tau," ujarnya sambil menuangkan cairan alkohol ke kapas.
"Sssttt... Awww.." desis Danu menahan perih ketika kapas beralkohol itu menyentuh permukaan lukanya.
"Kenapa, hm? Berantem sama siapa? cerita sama bunda," tanyanya lembut khas seorang ibu.
Terdengar helaan napas Danu, wajahnya terlihat menunduk sebentar kemudian menatap sendu ke manik mata bundanya. Anak itu menggenggam tangan sang bunda.
"Bunda percaya gak kalo reinkarnasi itu ada?" Tanya nya dengan sirat penuh harap.
Lagi, Danu menunduk menetralkan sesak di dadanya, entah kenapa rasanya aneh untuk Danu."Dia pergi Bun, sekarang dia kembali lagi. Tapi dia gak ngenalin aku," lanjut Danu dengan suara rendah. "Bunda percayakan kalo Reinkarnasi itu ada, iya kan Bun?" Tanyanya lagi menatap Dinda penuh harap.

KAMU SEDANG MEMBACA
Arcanus (Completed)
Misteri / ThrillerPart lengkap. WARNING !!! [Follow sebelum baca] 🏅Rank 1 #psychokiller 🏅Rank 3 #psycho-thriller 🏅Rank 1 #latin 🏅Rank 1 #riddles 🏅Rank 1 #Horor 🏅Rank 1 #kejutan 🏅Rank 2 #remaja 🏅Rank 5 #sadis 🏅Rank 3 #gore 🏅Rank 8 #pembunuhan ARCANUS, apa y...