Dinner?

887 122 0
                                    

Berteriak lah
saat tak ada yang ingin mendengarkan mu
Diam lah
Saat ada yang menyuruh mu bersuara
Ini hidupmu, ini milik mu
Jangan bersembah sujud pada manusia
Mereka sama sepertimu
Tak perlu kau dewa kan
Jika kau tidak suka,
Jangan lakukan
Menuntut mu sama artinya memperbudak
Dia pikir dia siapa
Lawan,
Pertahankan kehormatan!

_Arcanus_


_____

Sedikit ragu, Danu menggenggam setir dengan perasaan yang aneh. Dia enggan turun dari motornya meskipun sudah sampai ditempat tujuan. Tak seperti biasanya yang selalu semangat tiap kali berkunjung ke rumah megah dihadapannya ini. Kali ini dia benar-benar tidak yakin untuk melangkahkan kakinya ke sana.

Menghela napas panjang, dengan meyakinkan dirinya, Danu pun mulai memasuki pekarangan rumah yang nampak indah dengan dihiasi lampu-lampu taman disekelilingnya. Matanya tak beralih dari pemandangan yang sangat megah itu. Terkadang dia berpikir, apa tidak mengherankan Reno bisa mempercayai anak ingusan seperti dirinya untuk berteman dengan Zefa. Padahal jika perlu, Reno mampu menyingkirkannya dari sang putri. Tapi pria itu memilih untuk tidak melakukannya.

Langkah laki-laki itu terhenti tepat di depan pintu. Danu menatap heran saat seseorang berperawakan preman tiba-tiba menghampirinya. Apakah orang tersebut akan mengusirnya lagi? Tapi, bukannya Reno sendiri yang mengundangnya ke rumah itu. Lantas, mengapa masih ada penjaga yang menghadangnya?

Danu mengernyit saat menyadari sesuatu.  Dia sepertinya mengenali wajah preman tersebut. Ya, dia adalah orang yang sama dengan yang menghajar Danu waktu di parkiran rumah sakit hingga menyebabkannya jatuh pingsan. Danu tidak mungkin salah orang. Dia benar-benar preman itu. Mau apalagi dia?

Mengambil ancang-ancang, Danu mengepalkan tangannya. Bersiap kalau saja nanti mendapat serangan tak terduga seperti waktu itu. Preman tersebut justru menatap Danu remeh.

"Ikuti saya,"

Diluar dugaan, Preman tersebut malah mempersilahkannya masuk bahkan sampai rela mengantarkannya. Ia juga membukakan pintu untuk Danu. Cowok itu tentu saja tidak menyangka akan perilaku yang diterimanya.  Kemarin terlihat sangar dan sekarang begitu baik.

Preman tersebut kemudian mengarahkan Danu keruang makan. Tidak ada orang, hanya meja yang sangat panjang dengan aneka lauk pauk diatasnya. Danu bingung, bukankah terlalu berlebihan kalau ini semua disiapkan khusus untuknya. Atau jangan-jangan memang banyak orang yang diundang kesana selain dirinya. Apakah akan ada acara besar? Tapi, Danu kan hanya berpenampilan casual. Apa dia pulang saja?

Suara langkah kaki membuyarkan lamunan Danu. Dia membalikkan badannya menghadap Reno yang datang dengan setelan jas hitam formal lengkap dengan sepatu pantofel. Pemandangan tersebut semakin membuat Danu insecure. Benarkah ada acara penting?

"Salvete, praesses!" Preman tersebut membungkuk hormat menyambut kedatangan Reno.

Danu mengerutkan keningnya. Bukankah itu sangat aneh. Interaksi mereka begitu formal dengan bahasa yang sulit dimengerti. Dia hanya menyimak dengan bingung, sampai preman tadi pamit mengundurkan diri dari hadapan mereka. Kini, hanya ada Danu dan Reno di sana.

"Tepat waktu." Reno melirik Danu dengan raut angkuh bak seorang bos kepada bawahannya.

"Malam, Om." Sapa Danu sopan. Sebab, dia juga bingung harus bagaimana sekarang.

"Duduk," Titahnya mengambil tempat lebih dulu di bagian kepala keluarga, diikuti Danu yang duduk dengan kaku.

Danu menelan ludah susah payah saat tatapan Reno tak beralih darinya. Terlalu tegang duduk berdua bersama Reno, apalagi pakaian Reno yang sangat formal terkesan lebih misterius, menambah suasana canggung diantara mereka.

Arcanus (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang