kabur

843 103 6
                                    

Menghindar, untuk kemudian lenyap
Biasakan sendiri untuk terlatih
Ketika mereka tiba-tiba pergi kau tak sedih
Biarkan sepi mu
Membumbung asa lenyap lah sudah
Dunia hanya tempat singgah
Dan mereka tamu yang tak sengaja jumpa

Ini tak adil!
Kukatakan begitu karena rasa berbeda
Mereka bisa bahagia bersama-sama
Sedang aku? Tidak.
Huh,  mengeluh
Aku sudah lelah berpura-pura tegar

_Arcanus_

_____

"Dia bilang gue monster," Zefa tersenyum kecut sambil memandang penampilannya di kaca.

Berantakan. Penampilannya sangat kacau. Gadis itu menundukkan wajahnya, menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya dengan kasar. Dia mengangkat wajahnya, kali ini dengan sorot matanya yang tajam. Seringainya terbit disudut bibir itu.

"Biar gue tunjukin gimana cara kerjanya monster ini," ucapnya menatap pantulan dirinya dengan raut menantang.

Menyudahi monolognya, Zefa lantas menegakkan tubuhnya untuk kemudian meraih pisau lipat yang dia simpan dari dalam laci meja dan meletakkannya di dalam saku celana. Sementara pistol sudah lebih dulu ia selipkan di bagian belakang celananya.

Ia menyambar hoodie yang tersampir di kursi dan mengenakannya. Zefa menutup kepalanya dengan tudung yang ada pada hoodie tersebut sampai wajahnya pun ikut tersamarkan, kemudian mengambil langkah dan pergi secara diam-diam melewati jendela kamarnya.

_______

0823xxxxxxxx

Pangeran sudah menemukan kecambahnya, ia menanam, memupuk, merawatnya hingga bisa di hancurkan kembali.
Kita lihat seberapa pintarnya kamu.
Aku menantang mu!
Cari aku!

5 hari atau mawar mu ku cincang habis tak bersisa...

Danu tidak sengaja terbangun dari tidurnya ditengah-tengah malam. Cowok itu kembali dibuat terkejut dengan suara notifikasi yang masuk. Rupanya pesan ancaman itu lagi. Danu mengusap wajahnya kasar dengan kedua tangan. Apa orang itu tidak punya waktu lain lagi? Bisa-bisanya dia mengganggu jam istirahat seseorang hanya untuk menakut-nakuti.

Sekali lagi, Danu membaca isi pesannya. Raut yang masih mengantuk itu terlihat bingung. Mawar? Apa maksudnya? Dari kemarin peneror itu menyebut kata mawar. Apa jangan-jangan Zefa_?

Tanpa pikir panjang, Danu langsung menyambar kunci motor di atas nakas tak lupa jaket kulit guna melindungi dirinya dari dinginnya udara malam. Entah kenapa dia bisa nekad ingin bertemu dengan gadis itu. Danu akui, setelah mendengar penuturan sang Bunda, dia memang merasa bersalah kepada Zefa.  Niatnya besok memang akan menemui gadis itu dan meminta maaf kepadanya.

Mengesampingkan soal ancaman yang sempat dia terima, Danu bersikukuh ingin bersama Zefa. Akan tetapi, seolah bisa mengetahui isi hati Danu, peneror itu makin menggila menerornya. Mawar yang dimaksud seolah umpama untuk Zefa. Danu yakin itu. Sekarang, dia gelisah. Yang berbahaya itu siapa sebenarnya?

Ia memacu kuda besinya dengan kecepatan diatas rata-rata. Beruntung sekali suasana jalanan tak terlalu ramai lagi karena sekarang waktunya orang-orang untuk beristirahat. Dari tadi hanya beberapa kendaraan yang terlihat melintas berpapasan dengan Danu. Syukurlah, setidaknya dia tidak perlu capek menghindari kendaraan lain.

_

Sesampainya di tempat tujuan, Danu terpaku. Rumah Zefa terlihat lebih ramai dari biasanya, padahal ini juga masih malam? Ada apa sebenarnya? Danu menangkap dengan matanya, banyak orang-orang berperawakan tinggi dan kekar berlari tergopoh-gopoh keluar dari kediaman itu. Beberapa mobil juga melintas keluar meninggalkan rumah Zefa. 

Arcanus (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang