Nekad

909 121 9
                                    

Lihatlah anak burung itu
Sekarang dia sudah berani' terbang
Menerjang angin,
tak peduli meski terhempas
Dia tak menyerah
Tekadnya kuat agar bisa
Sedang dirimu pasrah
Padahal baru jatuh sekali
Bukan mati

_Arcanus_



_

___

"Dari mana kamu?" Suara bariton milik Reno terdengar jelas dari tangga atas. Bara menghentikan langkah melihat papanya berjalan menuruni tangga menghampirinya.

"Apa yang kamu sembunyikan dari papa?" Reno menyelidik dengan curiga.

Anak itu masih tetap bungkam.

"Jawab jujur. Dari mana kamu semalaman? Kamu tahu kan adik kamu kabur? Tidak adakah inisiatif kamu untuk mencarinya? Pakai otak mu! Belum puas kah amarah papa kemarin malam, hah?" Cerca Reno kesal.

Dia tahu Bara semalam tidak berada di rumah dan juga tidak ikut mencari keberadaan Zefa seperti yang lainnya. Istrinya mengatakan kalau Bara sempat pulang sebentar kemudian pergi lagi. Sekarang, anak itu baru menyembulkan dirinya.

"Ke rumah kakek." Jawab Bara jujur, singkat dan padat.

"Bara, papa belum selesai ngomong," Peringat Reno saat Bara melanjutkan langkah ke arah ruang tengah.

Reno menyimak kelakuan putra keduanya itu yang malah menghidupkan televisi. Reno tahu pasti ada hal yang ingin disampaikan oleh Bara, tapi dengan caranya yang aneh.

"Telah ditemukan beberapa potongan tubuh di tempat yang terpisah, namun dengan jarak masing-masing 2,75 meter. Jasad yang ditemukan diduga korban penculikan beberapa anak yang kemarin sempat dikabarkan hilang.

Selain itu, polisi juga meyakinkan kasus ini dilakukan oleh pelaku yang sama dengan penemuan jasad anak kecil satu bulan yang lalu.
Hal ini diperkuat dengan banyaknya kemiripan dari kondisi jasad.

Dugaan sementara kasus ini terkait dengan sindikat perdagangan organ tubuh. Sejauh ini, tercatat sudah sepuluh anak yang dikabarkan hilang, namun baru tujuh jasad yang ditemukan dengan kondisi yang sama termutilasi, serta organ-organ vital dalam tubuhnya juga hilang."

Usai mendengarkan kabar diberita itu Bara langsung mematikan televisinya, kemudian melenggang pergi begitu saja meninggalkan Reno dan menuju kamarnya.

"Aku ngantuk pa, semalaman nggak tidur. Capek ngawasin anak kesayangan papa dari monitor." Ucapnya sambil menguap lebar dan menggeliat, dia benar-benar terlihat lelah karena begadang.

Reno terdiam di tempatnya. Anaknya itu selalu saja membuatnya bangga. Reno akhirnya menghela napas legah, kenapa dia sama sekali tidak kepikiran untuk menghubungi Bismo, ayahnya. Bismo tak mungkin melepaskan pengawasan dari anggota keluarganya. Masing-masing orang di rumah itu punya mata-mata khusus dari Bismo.

Arah mata Reno kini tertuju pada si sulung yang baru saja pulang dengan keadaan kacau. Lebam bekas perkelahiannya dengan Bara masih membekas diwajah putih pucat itu.

"Maaf pa_"

"Mendingan kamu istirahat dulu. Besok kamu harus pergi ke sekolah secepatnya." Reno menyela ucapan Algio yang terlihat sangat bersalah karena belum berhasil membawa adiknya pulang.

"Tapi Zefa gimana_"

"Istirahat!" Titah Reno tak terbantahkan. Dia pun meninggalkan Algio yang kebingungan melihat reaksi santai papanya meski tahu kalau Zefa belum kembali.

Arcanus (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang