berlanjut

1K 133 4
                                    


Perjanjian dibuat atas dasar kesepakatan
Jika salah satu ingkar artinya dia tidak bisa lagi diandalkan
Tidak perlu marah, mudah saja
Jauhi dia dan jangan diberi muka
Biar dia rasakan bagaimana pentingnya sebuah kepercayaan dari pada kehadirannya

______


____

Apa yang kalian pikirkan ketika mendengar suara ketukan pintu kala tidak ada seorangpun di sana kecuali dirimu? Menakutkan memang. Apalagi suasana yang semula hening seketika berubah mencekam. Gadis itu terperanjat dari duduknya karena suara tersebut terdengar sangat keras.

Ketukan terus-menerus terdengar dari luar, entah siapa itu dan apa tujuan si pelaku melakukannya. Memberanikan diri, Zefa mencoba untuk mengecek keadaan luar ruangan melalui celah jendela yang ada di sana. Tampak sepi, tak ada seorangpun yang berada di sana lantaran ruangan OSIS tempatnya kini berada terletak disebelah perpustakaan.

Tempat yang keramat bagi sebagian orang sebab jarang sekali yang berani melangkahkan kakinya ke sana. Rana OSIS selain memang karena anggotanya yang disegani, juga tempat tersebut terkesan angker. Apalagi di perpustakaan sering sekali ada yang menyebar rumor soal penampakan. Zefa sendiri pernah beberapa kali mendengar gosip-gosip yang berseliweran.

Bagaimana ini? Haruskah Zefa berteriak minta tolong? Tidak. Dia tidak se-penakut itu. Lalu, gimana caranya menepis pikiran buruknya saat dia sendiri menyadari bahwa semua orang saat ini sibuk menangani aksi tawuran di depan? Jadi, sangat kecil kemungkinan ada siswa di sana yang bisa dimintai tolong.

Zefa tambah dibuat merinding kala ketukan itu kembali terdengar. Kali ini bukan dari arah pintu, tapi dari dalam lemari. Menelan ludah dengan susah payah, Zefa mencoba mengumpulkan keberanian untuk memastikan apa yang ada di dalam sana. Zefa paling tidak suka dengan hal-hal yang berbau mistis tapi kali ini rasa penasarannya mengambil alih semua.

Dengan perlahan, Zefa mendekat dan mengarahkan tangannya mencoba membuka pintu lemari kayu tersebut dengan sangat berhati-hati. Sebisa mungkin dia tidak menimbulkan suara yang takutnya akan dia sesali nanti jika tiba-tiba sesuatu di dalam sana merasa terganggu karenanya. Jangan ditanya kalau degup jantungnya, sudah pasti sudah tidak terkontrol sedari tadi. Jujur, tidak ada yang mampu membuatnya merasa merinding kecuali kalau menyangkut tentang hantu.

Bahaya tak kasat mata lebih memacu adrenalin ketimbang berurusan dengan pembunuh sekalipun. Sebab, sosok-sosok tak terlihat itu bisa menyakiti tanpa melukai. Eksistensi keberadaan mereka patut diwaspadai karena selain bisa mengancam fisik mereka juga bisa menyerang jiwa dan psikis.

Kriet....

Pintu lemari berhasil terbuka tetapi anehnya ia tidak menemukan apapun selain tumpukan buku di sana. Zefa tercengang akan hal tersebut, padahal tadi jelas-jelas ia mendengar sumber suara berasal dari lemari. Gadis itu refleks berbalik kala merasakan seperti ada seseorang yang tengah memperhatikan nya, entah dari sudut mana.

"AKHHH!"

Zefa menjerit histeris dan langsung terduduk lemas ditempatnya.  Matanya membelalak sempurna dengan tubuh yang bergetar. Sekuat tenaga dia mencoba mundur walaupun dengan menyeret kakinya menyembunyikan diri di bawah kolong meja. Semuanya terjadi begitu cepat, bahkan Zefa merasa ini seperti mimpi buruk yang mengerikan.

CEKLEK

Suara pintu terbuka membuat Zefa tambah gemetar. Gadis itu benar-benar ketakutan. Tak lama terdengar juga bunyi derap langkah kaki yang kian mendekat sehingga membuat pasokan oksigen seolah berkurang bagi Zefa. Ia menjerit tertahan, bingung ingin berteriak atau tetap bersembunyi. Sementara tidak ada yang tahu bahaya macam apa yang mengancamnya di sana. Zefa sangat takut, wajahnya pun sudah pucat pasi.

Arcanus (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang