tersirat

978 123 20
                                        

Apa yang menjadi milik mu
Akan menemukan jalannya untuk menemukan mu
Semua berproses,
Mulus kan jalannya dengan ikhtiar dan doa
Jangan bosan meminta
Karena selain ngasih cuma-cuma,
Allah juga pengabul do'a yang tak terkira

_Arcanus_



_____

5555
ada yang sakit tapi tak berdarah,
ada yang bersembunyi tapi bukan bayangan,
Menggemaskan tapi mematikan,
Topengnya hampir terlepas,
bodoh! kau malah melindunginya.

devils can't be angels. Never! 
But it doesn't mean the good ones are angels, right?

Seseorang menyeringai usai menekan tombol send. "Bodoh," ucapnya menggelengkan kepala.

____

Danu menatap layar ponselnya dengan geram. "Sekali monster tetap monster!" Makinya kemudian melemparkan ponselnya ke sembarang arah.

Dia yakin pesan yang baru diterimanya itu berasal dari Zefa yang coba mengibulinya. Dia ingin mempermainkan hati Danu dengan kalimat-kalimat mengundang dilema seperti itu. Kali ini tidak akan termakan lagi. Danu sudah kebal terhadap pesan-pesan misterius macam itu.

0823XXXXXXXX

Mawarnya layu tapi durinya masih tajam,
Sang pangeran malah menginjaknya, hahaha hancur sudah nasibnya.

Bagaimana Danu, masih ingin bermain dalam permainan ini?

Jauhi dia atau kau mati saja!

Sekali lagi, Danu meremas ponselnya dengan geram. Apa-apaan ini? Tak lama, rautnya menukik bingung. Danu baru sadar kalau pesan tadi dikirim dari nomor yang berbeda. Dan nomor yang sering kali menerornya adalah nomor yang kedua. Lalu, nomor yang pertama tadi milik siapa?

Danu membaca ulang setiap pesan itu. Pesan terakhir malah terkesan mengancam. Dia siapa? Zefa? Akhir-akhir ini dia memang sering mendengar perintah untuk menjauhi Zefa. Apa benar ini sebuah ancaman? Lalu kalau Danu benar-benar menjauhi Zefa apakah ancaman itu juga akan berhenti? Entahlah.

Teringat satu hal, Danu bergegas membuka laci nakas dan mengambil sebuah surat yang memang sengaja dia simpan di sana. Surat pemberian dari Zefa. Beberapa tulisan terlihat digoreskan di atas permukaan sebuah kertas berwarna kuning yang belum sempat ia baca. Perlahan, ia membukanya. Foto dua anak kecil yang pertama kali tertangkap oleh indera penglihatannya. Danu mengenali itu, sebab dia juga mempunyai gambar yang sama.

Tertulis nama Danu dan Nindi dibawah foto itu. Pandangan Danu kini beralih pada baris selanjutnya, sebuah pesan yang ditulis langsung oleh Zefa.

"Gue nggak tahu gimana perasaan Lo saat mengetahui siapa gue sebenarnya. Mulai saat ini, Lo harus terbiasa dengan identitas gue sebagai Zefa, jadi lupain Nindi yang kata Lo itu monster.
Lo tahu nggak kenapa gue pilih warna kuning, padahal itu warna yang gue benci?

Karena warna itu adalah lambang keceriaan. Gue benci saat tahu Hitler dan Mama mau ngerubah sifat asli gue. Tapi kini gue sadar, perubahan itu emang perlu. Ya walaupun nggak bisa langsung berubah sih.

Gue sedih saat tahu Hitler nyuruh Lo buat jauhin gue. Gue nggak mau lo pergi, Dan. Terserah lo mau benci gue atau apapun, tapi jangan pergi! Karena itu malah nambah masalah gue. Lo nggak tahu sekeras apa gue berjuang hidup.

Tolong jangan bertindak ceroboh Danu. Lo terlalu baik. Lo juga nggak tahu siapa aja yang ada di dekat Lo saat ini."

TTD : little monster

Arcanus (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang