berubah

992 125 2
                                    

Sifat manusia mana yang paling engkau benci
Bohong? ingkar? munafik? tak bertanggungjawab?
Adakah diantara itu atau kau punya jawaban sendiri?

Keparat, cocok disematkan untuk dia
Yang memiliki semua sifat buruk itu
Hati-hati memilih teman
Kalau tersenyum belum tentu bahagia
Apa kabar baik? Siapa tahu punya maksud terselubung

_Who know's_

____

"Danu mana?" Tanya Gamma saat tiba di basecamp. Tangannya sibuk meletakkan tas yang masih bertengger di bahu sementara matanya melirik seisi ruangan mencari keberadaan orang yang dimaksud

"Lagi dijalan mungkin," timpal Edo menolehkan kepalanya pada Gamma sejenak, kemudian kembali fokus pada ponsel ditangannya.

Tak ada percakapan diantara mereka. Gamma mendaratkan bokongnya di atas sofa samping Edo. Tangannya mengambil ponsel yang dia letakkan di saku celana kemudian bersandar sambil menunggu temannya yang lain. Mereka menyibukkan diri dengan kegiatan masing-masing.

"Gamma, kapan datangnya?" Tanya Arion baru menyembul dari arah dapur dengan mulut penuh makanan.

"Jorok banget lu!  Nggak usah ngomong sama gue sambil makan," damprat Gamma merasa jijik melihat tingkah laki-laki satu itu.

Arion memang sangat aneh, kadang Gamma sempat berpikir bagaimana caranya Tuhan mengatur porsi untuk sahabatnya tersebut. Dia terlahir dengan keahlian yang bisa dibilang jenius soal teknologi dan hackering. Namun satu sisi, otaknya seperti kena damage dan cenderung rusak. Bisa-bisanya dia berkelakuan sok polos namun rada bego. Tapi, bodohnya itu memang natural sekali. Tampang Arion bahkan tidak cocok sebagai seorang hacker.

Sementara itu, Arion memasang wajah kecut mendengar ucapan Gamma. Akan tetapi dia tetap melanjutkan aksi mengunyahnya dengan sangat lahap. Tak peduli meskipun delikan sinis Gamma terus menyorotinya. Lihatlah, mulutnya kini belepotan karena tingkahnya sendiri.

"Mana pesenan gue?" Tagih Edo mengulurkan tangannya.

"Pesenan yang mana?" Bingung Arion, perasaan tadi Edo tidak mengatakan apa-apa saat dia pamit akan ke dapur.

"Tadi gue bilang, Yon nitip ambilin minum yah.  Gue bilang gitu tadi. Lo nggak denger ya?"

Arion menggeleng cepat. "Masa' sih, kok gue gak inget yah. Kapan Lo ngomongnya?"

"Tadilah," jawab Edo ngegas. "Tapi lewat telepati," sambungnya pelan.

"Hah? Telep apa? Teleparti?" tanya Arion tak mengerti.

"Parti, parti, Pati," koreksi Edo kesal.

"Berisik lu berdua!" kesal Gamma menyaksikan kelakuan unfaedah kedua temannya tersebut.

Begitulah jika Edo dan Arion digabungkan, maka perdebatan pun tidak akan pernah ada habisnya. Lagipula kadang Gamma bingung sendiri, diantara sahabatnya tersebut siapa yang bego dan siapa juga yang waras. Mereka sama-sama suka membuat kegabutan yang sulit dijelaskan oleh logika. Contohnya tadi, Edo berbicara lewat telepati yang tentu saja tidak akan bisa diterima oleh Arion.

"Sorry, gue telat," ucap Danu berjalan tergesa-gesa menghampiri ketiga sahabatnya.

"Gue pikir Lo lupa jalan ke markas," ujar Gamma dengan nada mencemooh.

"Lo punya masalah apa sih sama gue?" Danu melempar kunci motornya tepat di hadapan Gamma.

Cowok itu tentu saja tersulut mendengar penuturan Gamma. Ya, walaupun memang dia paham kalau sahabatnya itu punya mulut nyinyir, tapi dari bahasanya jelas sekali kalau ada permasalahan lain di antara mereka berdua.

Arcanus (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang