Little monster

1K 130 9
                                    

Hai, aku si kecil
Orang-orang terbiasa menyebutku anak ajaib
Aku sangat suka bermain teka-teki
Apalagi kalau dibarengi aksi yang mengagumkan
Bagian paling kusukai adalah saat mereka kebingungan dan putus asa
Aku senang menyemangati
Yah, kau harus mengakhirinya, ucapku
Eh, mereka pun nurut

Dan mereka benar-benar mengakhiri hidupnya
Ha-ha, pintar sekali mereka
Dan aku bangga pada diriku

_Arcanus_


_____

Edo menarik tangan Nindi dengan tiba-tiba, membuat gadis itu terkejut dan nyaris berteriak sebelum Edo berhasil membekapnya. Tanpa mengatakan apapun, cowok itu langsung membawanya kesebuah tempat yang cukup jauh dari keramaian. Sedari awal dia yakin, pasti gadis ini yang sudah menyebarkan fitnah tentangnya kepada Danu. Tidak sangka, kesialan bisa menyergapnya bertubi-tubi.

Definisi air susu dibalas air tuba. Niat hati baik untuk menolong Nindi, eh, malah dirinya yang dijebak. Edo tidak mengerti kenapa Nindi melakukan itu kepadanya. Dan mengapa juga harus dirinya? Apa tidak ada orang lain untuk difitnah selain dirinya? Menyebalkan!

Setelah dirasa cukup sepi, dengan kasar Edo pun menghempaskan tangan Nindi. Gadis itu menatapnya dengan takut, apalagi saat ini bisa dia rasakan bagaimana hawa Edo sangat tidak bersahabat.

"Ngomong apa Lo sama Danu?" Sentak Edo menciutkan nyali gadis itu.

Napas Nindi tercekat mendengar suara bentakan keras di depan wajahnya. "Do, maafin gue," ujarnya menampilkan tampang bersalah.

Nindi menyesal, kenapa harus dirinya yang menjadi alat Tuan gila itu. Dia benar-benar merasa sangat bersalah telah terjun kedalam lubang yang mematikan. Di mana tidak ada celah untuknya bisa melarikan diri dari kejaran si Tuan yang terus menyuruhnya ini-itu. Nindi tahu, karenanya persahabatan Edo dan Danu hancur dalam sehari. Dia sungguh tidak mau melakukan ini kalau bukan terpaksa.

Dia sudah melihat, bahkan mendengar semua pertengkaran Danu dan Edo dari balik layar monitor yang sama dengan tuannya. Semalam, tuan itu datang dan memaksa Nindi menonton hasil dari aktingnya sendiri. Orang yang disebut tuan itu sangat mahir memainkan kejiwaan seseorang. Lihatlah sekarang, Nindi dibuatnya dalam dilema besar dan penuh rasa bersalah. Gadis itu kini merasa kalau hidupnya hanya menyusahkan orang-orang disekitarnya saja

"Gue nggak ngerti sama permainan Lo. Kemarin Lo bilang sama gue kalau Lo diancam oleh seseorang. Tapi Lo malah bilang ke Danu kalau gue dalang dari semuanya?" Edo meluapkan semua kekesalannya.

"Do,"

Kalimat gadis itu terhenti saat Edo meludah tepat di hadapan Nindi dan air liurnya bahkan nyaris mengenai kakinya. "ANJING LO!" Sentaknya berapi-api membuat Nindi terpejam.

Gadis itu menunduk dan menangis dalam diam. Tubuhnya gemetar ketakutan. Ini pertama kalinya dia melihat kebencian seseorang yang tidak pernah berbuat salah kepadanya. "Gue minta maaf, Do. Gue terpaksa ngelakuin itu," cicitnya.

"Ya kenapa harus gue?" Edo benar-benar tak habis pikir. "Apa gue pernah berbuat salah sama Lo, hah? Kita aja baru ketemu beberapa hari ini. Gue nggak paham ya, sama Lo. Di satu sisi gue emang mau ngebela Lo dari fitnah jatuhnya Zefa, tapi Lo malah membalikkan kesalahan untuk gue. Sakit Lo?" Cecar nya.

Nindi terdiam mencerna semua kalimat itu. "Lo nggak akan ngerti walaupun gue ceritain, Do. Please, maafin gue,"

"Semudah itu Lo minta maaf. Nggak akan gue biarin Lo pergi sebelum Lo jelasin semuanya dihadapan sahabat-sahabat gue." Tegas Edo.

Arcanus (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang