Bullying

1.9K 204 6
                                        

"Mau tau spesies yang menjijikan di bumi ini?
Tukang bully yang menganggap dirinya lebih hebat dari orang lain, padahal ia tak lebih berharga dari sampah yang mencemari bumi"

_Arcanus_

_

__

"Bawa, guys!" titah seorang cewek kepada dua temannya.

Di dalam toilet belakang sekolah, ke-empat siswi itu berada sekarang. Toilet belakang memang jadi sarang bagi siswa-siswi yang ingin membolos, selain karena tempatnya tak terurus banyak juga rumor beredar tentang angkernya area tersebut hingga menyebabkan orang-orang enggan untuk sekedar lewat pun.

Akan tetapi, itu semua tidak berarti bagi siswa-siswi nakal yang malah menjadikannya markas untuk mengusir rasa bosan mereka. Entah melakukan apapun di sana, yang jelas ada sedikit memanfaatkan keangkeran toilet tersebut sebagai surga bagi para pembangkang. Seperti sekarang ini, tiga orang cewek tengah menyekap salah satu siswi lainnya. Tak peduli dengan resiko yang akan mereka dapatkan nantinya, yang terpenting hasrat iblis mereka terpuaskan. Tipikal pembully yang beraninya main keroyokan.

"Lo udah berani ya sama gue?" ujar salah seorang cewek membentak dan menjambak keras rambut siswi itu.

"Maafin aku, Cat," cicit Bella menahan perih dikepalanya.

"Kenapa gak lo kasih coklatnya ke Algio? atau Lo sengaja ha? Lo mau ngejatuhin image gue didepan Algio, iya? Jawab!" Bentak Catty semakin murka.

Bella menggeleng cepat. "Enggak, gak gitu," dia mencoba menjelaskan.

"Alah, gak usah ngelak deh Lo! lama-lama ngelunjak ya Lo! Masih mending cuma gue kasih tugas nganterin coklat tiap hari doang. Kurang baik apa gue sama Lo. Jawab! Lo udah capek jadi babu gua? Jawab, udik?" Sarkas Catty mencengkram kuat wajah Bella yang sedari tadi meringis merasakan pedihnya.

"Udah, Cat, buang-buang tenaga aja dengan lo maki dia. Mending langsung maen aja," ujar Amel mengompori.

Senyum sinis terbit diwajah itu. Amel benar, jika hanya mencaci maki Bella tidak akan jera. Dia punya rencana.  "Ikat!" titah Catty.

Tak perlu menunggu waktu lama, Amel dan Rara pun segera melakukan tugasnya. Mereka memang sudah menanti saat-saat seperti ini. Keduanya juga sudah jengah sebab sedari beberapa hari ini Bella selalu berhasil menghindar dari penyiksaan mereka. Kali ini tidak lagi.

"Jangan Cat, aku mohon," Bella coba memelas dengan menggenggam tangan catty.

"Lepas, jijik gue." Catty menepis kasar tangan Bella.

"Buruan ikat"!

"Cat aku mohon, jangan, " Bella masih memohon dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Dia coba memberontak, namun cekalan ke-dua teman Catty lebih kuat daripada tenaganya.

"Gue udah peringati Lo untuk jangan main-main sama gue. Tapi Lo abai. Sekarang, Lo ngelunjak tahu sendiri akibatnya. Sorry, Bitch," ujar Catty tersenyum miring.

Setelah mengikat tubuh Bella, Catty mengeluarkan gunting dari saku seragamnya. Bella melotot kaget melihat apa yang dilakukan cewek itu.  Catty perlahan mendekatkan gunting tersebut kearahnya dengan raut wajah yang sangat mengerikan.

"Cat, aku mohon," cicitnya kali ini dengan air mata yang berurai.

"Shusttt,"  Catty meletakkan telunjuknya kebibir Bella, mengisyaratkan agar gadis itu diam. "Gak usah nangis. Gak bakalan sakit kok," tuturnya terkekeh iblis menyaksikan ekspresi ketakutan Bella.

Bella menutup matanya tepat saat gunting diarahkan didepan netra hitamnya. Sungguh, dia melihat sosok iblis pada diri Catty saat ini. Sementara Amel dan Rara, bukannya mencegah temannya, mereka malah ikut tertawa melihat Bella ketakutan.

Arcanus (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang