Wajah

1.5K 184 4
                                    

Entah berapa banyak topeng yang dipakai
Yang jelas, Setiap orang punya cara tersendiri untuk menutupi kebohongannya
Yang terlihat jujur belum tentu jujur
Yang munafik mungkin sedang dalam proses membusuk

______




Usai bangun dari mimpi, Zefa terus mengunci mulutnya. Ia lebih terlihat seperti orang linglung, celingak-celinguk seperti mencari sesuatu yang entah apa. Sesekali gadis itu juga melamun seakan mimpi buruk yang dialaminya menyerang konsentrasi akal pikirannya. Memangnya apa yang terjadi?

Melihat keadaan Zefa seperti ini, Gamma menyarankan untuk mengajaknya ke kantin. Karena sekarang sepertinya Zefa butuh keramaian untuk menghilangkan sedikit kecemasan yang nampak jelas di wajah lelahnya tersebut. Gadis itu pasti sangat syok makanya sampai tidak bisa berkata apa-apa.

Mereka mengerti keadaan Zefa, Arion yang biasanya memang sangat kepo itupun menelan mentah-mentah rasa penasarannya. Selain itu, mata Gamma sedari tadi juga terus mengawasinya, seakan-akan Arion adalah tahanannya. Tapi ini Gamma lakukan juga demi kebaikan temannya. Akan lebih baik kalau mereka tidak bertanya macam-macam dulu sampai Zefa sendiri yang bersedia menceritakan apa yang terjadi.

"Gue pesan minum dulu," Gamma langsung berdiri menghampiri tempat penjual di kantin.

"Gue pesan makan. Yon, bantuin," ujar Edo mengajak Arion untuk ikut membantunya.

Tinggallah mereka berdua di sana. Danu tak beralih dari memperhatikan tingkah Zefa yang terus saja menatap kosong ke arah orang-orang yang berlalu-lalang. Gadis itu mengikuti setiap pergerakan mereka yang berjalan dengan netra hitamnya, sampai-sampai tidak sadar dengan suara Danu yang dari tadi mengajaknya berbicara.

Zefa terperanjat kaget saat Danu menyentuh pundaknya. Gadis itu memusatkan pandangannya, menatap Danu dengan wajah bingung.

"Mau cerita?" Tanya Danu lembut, tapi Zefa masih diam dengan wajah bertanya. Sedetik kemudian ia pun menggeleng.

Danu bingung harus berbicara apa, karena ia sama sekali tidak mengerti apa yang menyebabkan Zefa mendadak jadi pendiam seperti ini. Apa hanya karena mimpi? Atau ada hal lain yang Zefa sembunyikan? Yang jelas Danu merasa sangat khawatir terkait kesehatan gadis itu.

Tak berapa lama, Gamma akhirnya datang membawa nampan berisi aneka minuman diatasnya. Disusul Edo dan Arion yang juga membawa nampan ditangan masing-masing. Dengan penuh pengertian, mereka menata makanan dan minuman untuk teman-temannya tersebut.

"Minum dulu biar seger." Danu menyodorkan segelas minuman dingin pada Zefa.

"Ish, dingin yah," ucap Zefa saat tangannya menyentuh permukaan gelas.

"Namanya juga es," ujar Danu terkekeh pelan menanggapi celetukan polos itu.

"Zefa," panggil Arion tiba-tiba dan serentak saja ke-tiga sahabatnya ikut menoleh juga. Mereka menyorot tajam Arion dengan isyarat, karena khawatir bocah itu akan bertanya yang macam-macam dan ditakutkan nanti membuat mood gadis itu semakin drop.

"Kenapa Ion?" Gadis itu akhirnya bersuara meski dengan suara pelan, tak seperti biasanya.

Mengabaikan tatapan ke-tiga sahabatnya tersebut, Arion semangat melanjutkan kalimatnya. "Zefa punya cacing gak?" Tanya Arion kemudian mendatangkan perasaan lega untuk ke-tiga sahabatnya yang tadi sudah siap menerkam jika saja Arion bertanya macam-macam pada Zefa.

"Punya," jawab Zefa mengangguk mantap. Tentu saja hal itu membuat Danu, Gamma, dan Edo melongo tak percaya.

"Namanya cicak, terus gue pernah ngasih makannya sampe gueedeeeee banget," lanjut Zefa menerangkan game favoritnya dengan semangat 45.

Arcanus (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang