23

20.1K 1.6K 144
                                    

HALOOOO SEMUANYAAA!

Lumayan sulit untuk double update kalo lagi weekdays karena aku kuliah, tapi aku usahain tetep update setiap hari untuk kalian!

TAPI, APAKAH KALIAN SUDAH VOTE DAN COMMENT CERITA INI?

YUKKK LANGSUNG AJA VOTE SEBELUM MEMBACA!

Selamat membaca, enjooooyyy!!

🎈🎈🎈

"Lo baik-baik aja?"

Agrio menoleh dan tersenyum. Ia mengambil satu gelas berisi soda yang diambilkan oleh Havana. Havana duduk di samping Agrio. Seusai berbincang dengan seluruh keluarganya, Agrio memilih membawa Havana duduk di tempat yang agak jauh.

Acara masih berlangsung. Kiara, bocah itu sedang menopang dagu menunggu kue ulang tahun yang sedang dipotong-potong oleh Bundanya.

Havana menjulurkan tangannya ke kening Agrio. Gadis itu mengusap keringat Agrio. Di ruangan sedingin ini, Agrio malah keringetan.

Agrio menatap Havana. Lelaki itu tersenyum dan mengambil tangan Havana yang berada di keningnya untuk digenggam.

"Bang Glio! Ini kuena untuk Bang Glio,"

Keduanya yang sedang bertatapan itu menoleh saat bocah perempuan itu datang dengan sepiring kecil kue potong. Havana yang melihat itu mendengus pelan.

Dari kecil udah ada bibit pengganggu!

"Loh aku gak dapet?"

Bocah itu menoleh pada Havana lalu menggeleng.

"Kia cuma ambil untuk Bang Glio. Katana Kakak sama Om Palez,"

Havana tertawa lalu mengangguk. Ia menjulurkan tangannya untuk mencubit pipi Kiara.

"Pinter banget bocah!"

Agrio mendengus. Ia mendorong kue itu untuk Havana.

"Nih makan,"

Havana menoleh dan menggeleng pelan.

"Lo gak denger tadi katanya Kia? Gue dapet dari Bokap lo,"

"Havana," geram Agrio. Havana tertawa lalu menggeleng.

"Ini Kiara bawain langsung buat lo. Setidaknya lo makan dulu depan dia,"

Agrio menghembuskan napasnya lalu mengangguk. Ia menyuap kue itu ke dalam mulutnya.

"Enak ndak Kuena?"

Agrio mengangguk. "Kiara mau?"

Bocah itu mengangguk semangat. Havana sampai melongo kala bocah empat tahun itu dengan agresifnya menaiki tubuh Agrio hingga Agrio harus memberikan piring kue itu pada Havana untuk membiarkan tangannya menggendong Kiara.

Havana menggelengkan kepalanya pelan. Ia menatap Kiara dengan menyelidik.

Turunan siapa sih nih kayak gini?!

Agrio mengode Havana untuk menyuapkan kuenya pada Kiara. Havana menghela napasnya lalu mengangguk. Ia menjulurkan tangannya untuk menyuapi kue tersebut pada Kiara.

Havana yang sibuk menatap Kiara tidak menyadari kalau Agrio senyum-senyum sendiri melihatnya.

"Kita udah kayak keluarga ya," ucap Agrio.

Havana mendecak. "Iya, lo kan anak tiri gue," ucap Havana tanpa memandang pada Agrio.

Agrio mendengus. Lain kali ia harus membatasi pertemuan Havana dengan Papinya. Agrio tersenyum ketika dengan telatennya Havana mengusap bibir Kiara yang belepotan dengan kue.

AGRIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang