HALOOO, selamat datang kembali!
Gak kerasa banget udah bab 50, Agrio jadi cerita dengan bab terbanyak sejauh ini. Tapi kalian suka atau enggak?
YUKKK vote dulu sebelum membaca cerita ini!
Selamat membaca, enjooyy!!
🎈🎈🎈
Beberapa tahun kemudian...
"Dok, ada panggilan dari bangsal VIP,"
Havana yang sedang memeriksa data salah satu pasiennya menoleh. Ia tersenyum melihat salah satu perawat yang lebih muda daripadanya.
Havana mengangguk. "Terimakasih Kina," ucapnya sembari tersenyum.
Havana berjalan dengan cepat menuju bangsal VIP, tempat para petinggi atau seseorang yang punya kuasa di negeri ini dirawat jika sakit.
Havana memasuki ruangan tersebut dan langsung menunduk hormat. Ia menatap seorang pemuda yang sedang duduk di ranjang rumah sakit dengan pakaian khas rumah sakit tempat Havana berkerja.
Pria itu adalah Glen Darnanta, putra salah satu menteri. Tentu saja ruang rawat ini dijaga dengan ketat oleh beberapa pengawal.
"Dokter," sapa pria itu membuat Havana tersenyum sopan.
Havana melakukan tugasnya. Mengecek Glen yang sudah dirawat selama empat hari karena demam berdarah.
"Sudah mulai normal keadaannya. Mungkin lusa sudah bisa pulang," ucap Havana dengan senyuman.
"Serius Dok? Saya gak bisa dirawat lebih lama lagi?"
Kening Havana berkerut. "Mana ada orang yang ingin dirawat lebih lama Glen," kekeh Havana.
Ya, Glen memang memaksa Havana agar memanggilnya dengan nama saja meskipun Havana sempat menolaknya. Katanya terlalu tua apabila ia dipanggil Pak.
Glen mengangkat kedua bahunya. "Selagi yang rawat dokter cantik,"
Havana terkekeh. Ia merogoh ponselnya yang berbunyi. Ia melihat nama yang terpampang. Direktur rumah sakit tempatnya bekerja.
"Saya pamit izin angkat telepon ya. Selamat istirahat Glen,"
Havana melangkah keluar dari ruang rawat tersebut. Ia langsung saja menekan tanda terima pada layar ponselnya.
"Dokter Havana?"
" Ya Dok," sahut Havana dengan sopan.
"Sebetulnya saya tidak enak meminta ini pada anda melalui telepon. Tapi, saya boleh minta tolong anda untuk jaga UGD malam ini? Dokter Mikha sedang cuti melahirkan, Dokter Yuda akan menangani operasi pasien VIP. Kita butuh dokter bedah umum untuk berjaga di UGD,"
Havana menahan napasnya. Inilah salah satu hal tidak menyenangkan apabila menjadi salah satu dokter yang paling muda.
"Baik Dok," dan hanya bisa mematuhi aturan.
Setelah sambungan itu terputus, Havana berjalan menuju ruangannya. Ia langsung mendudukkan dirinya di kursinya.
Havana memejamkan matanya. Sudah hampir tiga bulan ia kembali ke negara ini dan mengabdi menjadi dokter bedah umum di salah satu rumah sakit. Rumah sakit ini bukan tempat keluarganya bekerja, memang ini tujuan Havana. Havana tidak ingin orang memandangnya sebagai anak dari kedua orang tuanya atau adik dari kakak iparnya. Havana hanya ingin dipandang sebagai Dokter Havana saja.
"Dok,"
Havana menoleh dan menatap Kina yang kini berdiri di hadapannya.
"Saya denger katanya Dokter disuruh jaga UGD?"

KAMU SEDANG MEMBACA
AGRIO
Ficção Adolescente[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Agrio, keturunan ke empat Surendra yang memiliki sifat yang berbeda dengan Papi, Opa, maupun pendahulu Surendra sebelumnya. Kalau dulu Opa dan Papinya adalah pemimpin geng yang brandal, kali ini Agrio ialah lelaki yang...