HALOOOO maaf banget lama update karena aku lagi banyak kesibukan dan masalah hehew, BUTTT
YEAYYY AGRIO COMEBACK!
YUKK DI VOTE DULU SEBELUM MEMBACA!
Selamat membaca, enjoooy!!
🎈🎈🎈
Havana mendengus malas dan melirik Agrio dengan tersenyum geli. Pasca lelaki itu mendapati dirinya dan Grava berbicara berdua di taman, lelaki itu mendiaminya tanpa sebab.
"Serius Gri? Cemburu?"
Agrio menggeleng namun bibir lelaki itu masih manyun.
"Ya kali cemburu, semua orang juga tau aku lebih dari dia,"
Havana mendecak. "Lebih beruntung," koreksi Havana.
"Kamu bela dia?" tanya Agrio tidak percaya.
Havana melongo mendapati sikap kekanak-kanakan Agrio yang seperti ini.
"Dia gak salah," balas Havana.
Agrio mendengus. "Kamu bela dia," ucap lelaki itu pelan.
Havana tersenyum geli. Ia melambaikan tangannya menyuruh Agrio mendekat padanya. "Sini," ucap Havana membuat Agrio melangkah malas mendekati gadis itu.
Setelah Agrio berdiri di samping ranjangnya, Havana menangkup wajah lelaki itu dan mencium pipi Agrio membuat lelaki itu mematung.
"Emangnya bisa aku lakuin itu ke Grava?"
Agrio memelototkan matanya. "Jangan main-main!" geramnya lalu memeluk Havana.
Agrio menahan ringisannya saat mendengar napas Havana yang sedikit tersendat. Gadis itu pasti berusaha terlihat baik-baik saja untuknya.
"Kamu gak apa-apa kan?" tanya Agrio sembari mengelus rambut Havana.
Ia merasakan Havana mengangguk dan membalas pelukannya. "Sehat," jawab gadis itu.
Havana mungkin tidak menunjukkannya namun Agrio bisa merasakan kalau gadis itu menahan sakit. Namun Agrio tidak bisa melakukan apapun selain tetap mencoba seperti biasa dan semakin perhatian dengan Havana.
"Agria gimana keadaannya?" tanya Havana seusai pelukkan itu terurai.
Agrio diam lalu duduk di samping Havana. Ia menangkul tangan gadis itu dan menggenggamnya.
"Gak tau kenapa sekarang dia banyak diam," jawab Agrio.
Havana terdiam lalu menunduk. Ia mendongak menatap Agrio dalam.
"Kamu sayang banget sama Agria kan?"
Agrio mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan itu.
"Emang perlu aku jelasin?"
Havana menggeleng dan tersenyum mendengarnya. Ia menatap tangannya dan Agrio yang saling bertaut.
"Kamu harus hidup bahagia Gri,"
Agrio menunduk. Matanya menatap mata Havana yang tak berani menatap dirinya.
"Iya, bahagia kalau kamu sama Agria sembuh,"
Havana terkekeh lalu mengangguk. Ia membiarkan Agrio yang kini memeluk perutnya. Tangannya terangkat untuk mengusap rambut lelaki itu.
"Sayang banget..." gumam Agrio.
Havana terkekeh. "Sama El?"
Agrio mendengus. "Ternyata aku gila pernah sama dia,"
"Hush! Kan kamu sendiri yang bilang itu pengalaman,"
KAMU SEDANG MEMBACA
AGRIO
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Agrio, keturunan ke empat Surendra yang memiliki sifat yang berbeda dengan Papi, Opa, maupun pendahulu Surendra sebelumnya. Kalau dulu Opa dan Papinya adalah pemimpin geng yang brandal, kali ini Agrio ialah lelaki yang...