HAIIII APA KABAR?
YUKKK VOTE DAN COMMENTNYAAA!
Selamat membaca, enjoyy!
🎈🎈🎈
Havana mendorong pintu minimarket. Ia berjalan menuju rak makanan ringan dan mengambil salah satu makanan ringan kesukaannya.
Havana berbalik dan ia terkejut saat ada yang menabraknya. Barang belanjaan Havana jatuh membuat gadis itu mendecak. Ia menatap orang yang menabraknya. Mata Havana memicing. Ia memutar bola matanya malas.
"Main asal tabrak aja," decak Havana.
Havana mengambil barang belanjaannya yang jatuh. Ia bersiap pergi namun langkahnya ditahan. Havana menoleh malas. Dalam hatinya sudah ingin menjambak Eliana yang berada di hadapannya.
Eliana memandanginya dengan angkuh. Gadis itu meremehkan Havana.
"Gak nyangka ketemu lonte di sini,"
Havana berdecak malas. Memilih pergi namun lagi dan lagi gadis itu menahannya.
"Takut lo?"
Havana berbalik dan mendecih. "Gue? Takut sama lo?"
Havana berjalan mendekati Eliana membuat gadis itu melangkah mundur. Havana menyeringai. Eliana tampak ketakutan. Terbukti dari wajah gadis itu yang memucat.
"Perlu gue ingetin siapa yang nangis karena ribut sama gue?" bisik Havana pelan tepat di telinga Eliana.
Havana terdorong mundur karena Eliana mendorongnya. "Jauh-jauh dari gue. Lo perusak hubungan orang,"
Havana tertawa remeh. "Perusak? Hubungan lo udah duluan rusak sama Agrio,"
"Dan jangan anggap gue gak tau kalau lo yang ngerusak itu,"
Havana menarik napasnya. "El, gue kasih tau sama lo ya. Masa lo sama Agrio udah berakhir. Terima aja sekarang lo cuma masa lalunya dia,"
Eliana menggeleng. "Lo pikir lo bakal lama sama Agrio? Enggak,"
"Havana, lo cuma jadi pelampiasannya Agrio,"
Alis Havana mengangkat sebelah. "Oh ya?"
Eliana mengangguk dengan semangat. "Lo gak usah berharap lebih. Agrio cuma memanfaatkan lo doang selama gak ada gue,"
"Kalau gitu kenapa sekarang Agrio milih pelampiasannya ya?" tanya Havana pura-pura bingung.
"Yang namanya pelampiasan, bakal ditinggal kalau pemeran utamanya udah balik,"
Havana menunjuk Eliana. "Apa Agrio balik sama lo?"
"Enggak," Havana tertawa mengejek.
"Jadi gak usah ngerasa lo masih diinginin sama Agrio. Kenyataannya sekarang dia milih gue,"
"Gue akan jadi pemisah hubungan kalian," balas Eliana.
Havana mengibas rambutnya. "Terserah,"
Dering ponsel Havana membuat keduanya menoleh. Havana mengambil ponselnya. Ia tersenyum dan menunjukkan layar ponselnya pada Eliana yang tentu saja membuat gadis itu meradang.
"Pacar gue nelepon, lo mau ngomong?"
Havana tertawa lalu mengangkat panggilan Agrio. Dengan sengaja Havana memanjakan suaranya.
"Halo sayang?"
Havana tidak tahu kalau di seberang sana Agrio mengerutkan keningnya mendengar suara Havana.
"Lo kenapa?"
Havana tersenyum puas melihat Eliana yang menatap kesal pada dirinya.
"Aku lagi di minimarket nih. Oh ya Gri, ada mantan kamu loh. Kamu mau ngomong?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AGRIO
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Agrio, keturunan ke empat Surendra yang memiliki sifat yang berbeda dengan Papi, Opa, maupun pendahulu Surendra sebelumnya. Kalau dulu Opa dan Papinya adalah pemimpin geng yang brandal, kali ini Agrio ialah lelaki yang...