HALOOOO selamat datang di cerita AGRIO!
Yukkk vote dulu sebelum membaca!
Selamat membaca, enjoyy!
🎈🎈🎈
Havana menghela napasnya. Ia menopang dagunya bosan mendengar penjelasan guru bahasa Indonesia di depannya. Entah kenapa setiap pelajaran bahasa Indonesia, Havana selalu mengantuk. Ia melirik pada Agria yang duduk di sampingnya. Gadis itu sudah tertidur pulas seolah tanpa beban membuat Havana iri pada gadis itu.
Lagian sebenarnya ia sudah tidak ada niat untuk ke sekolah hari ini karena ia belum berbaikan dengan Agrio. Lelaki itu tidak berusaha membujuknya bahkan mengiriminya pesan sekalipun.
Teringat pertengkarannya kemarin dengan Agrio membuat Havana menghela napasnya pelan. Havana bukan gadis yang mau diatur, tetapi ia juga mengerti maksud Agrio. Havana hanya ingin mengatakan pada lelaki itu kalau Havana nyaman begini adanya. Sebenarnya Havana tidak masalah jika Agrio melarangnya, tetapi ucapan Agrio kemarin cukup menyakitinya seakan-akan dirinya adalah gadis yang sangat buruk dan liar apabila disandingkan dengan gadis seperti Eliana.
Havana mengangkat tangannya. Ia berdiri lalu mengucap izin ke toilet pada gurunya yang langsung diangguki oleh pria paruh baya itu.
Havana sebenarnya ingin sekalian membolos saja. Ia menyusuri koridor yang sepi karena ini memang jam pelajaran.
"Jadi gue harus apain Havana?"
Kening Havana berkerut mendengar suara pelan dari toilet perempuan. Ia mendekatkan dirinya.
"Lo yakin ini berhasil?"
Havana memepetkan tubuhnya pada tembok. Ia perlahan-lahan membuka pintu toilet tersebut. Matanya membulat menatap pada Eliana yang berdiri di hadapan cermin besar sedang berkomunikasi lewat ponselnya.
"Lo ngerencanain apa?"
Eliana langsung terkejut dan reflek mematikan sambungannya. Dengan langkah berani Havana menghampiri gadis itu.
"Sini hape lo!"
Eliana menggeleng. Wajah gadis itu berubah jadi panik. "Gak usah ikut campur!"
"Lo bawa-bawa nama gue. Ngerencanain sesuatu yang jahat tentang gue dan lo minta gue gak ikut campur?"
Havana mengikat rambutnya. Ia menatap pada Eliana. Memajukan tubuhnya mengintimidasi gadia itu.
"Jujur sama gue!"
Havana memekik saat Eliana mendorong kuat tubuhnya sampai Havana terjatuh di lantai toilet dengan keadaan mengenaskan.
"Woi jangan kabur!"
Havana meringis lalu bangkit dan berlari mengejar Eliana. Tapi langkahnya terhenti ketika mendapati Agrio yang sudah berdiri di depan pintu toilet dan menggenggam tangan Eliana.
Pandangan Havana secara reflek jatuh pada tangan keduanya. Seolah sadar, Agrio langsung melepaskan cekalan itu. Ia menatap bingung pada Havana dan Eliana.
"Kalian ngapain?" tanya Agrio.
Havana menatap Eliana. Gadis yang tadinya ketakutan itu berubah menjadi menatap Havana remeh membuat Havana mengerutkan keningnya.
"Dia!" Havana menunjuk pada Eliana.
"Dia ngerencanain sesuatu yang jahat buat gue Gri!" kening Agrio berkerut mendengarnya. Secara otomatis pandangan Agrio menoleh pada Eliana.
"Maksudnya?"
Eliana menggeleng. Wajah gadis itu dibuat sedemikian polos. "Aku gak ngerti Gri dia ngomongin apa. Dari tadi dia nuduh aku ngerencanain sesuatu mulu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
AGRIO
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Agrio, keturunan ke empat Surendra yang memiliki sifat yang berbeda dengan Papi, Opa, maupun pendahulu Surendra sebelumnya. Kalau dulu Opa dan Papinya adalah pemimpin geng yang brandal, kali ini Agrio ialah lelaki yang...