HALOOO semuanyaa apa kabar?
AKU BAWA INFOO!
YUKK langsung aja yukkk!!
UDAHH VOTE KANN? LANJUUTT BACA YUK!
Selamat membaca, enjoooyy!
🎈🎈🎈
Agrio datang sembari mengepalkan tangannya. Ia berjalan dengan rahang yang tegas. Ia juga mempercepat langkahnya.
Tubuhnya gemetar. Tubuhnya juga dipenuhi oleh keringat. Agrio sedang berada di ambang emosinya.
Sudah dua hari berlalu, operasi Havana berjalan dengan lancar. Peluru itu berhasil diangkat dari tubuh gadis itu. Namun, tiada jaminan kalau Havana akan bangun dari tidurnya. Tak ada pula jaminan kalau keadaan Havana akan baik-baik saja ketika gadis itu sadar nanti.
Peluru itu tepat mengenai ujung paru-paru gadis itu. Untungnya Ranuga, pria brengsek itu masih meleset dalam melesatkan tembakkannya.
Namun tetap saja, tidak ada yang bisa menjamin Havana akan hidup dengan paru-paru yang baik setelah mengalami kebocoran akibat tergores peluru tersebut.
Bukan itu yang membuat Agrio kini berjalan dengan terburu-buru menuju sekolahnya. Agrio menjadi pusat perhatian karena lelaki itu datang tidak dengan seragam sekolah. Jangan tanya apakah ada yang berani menyapa lelaki itu atau tidak. Jawabannya tidak.
Semua bergidik ngeri karena aura Agrio yang begitu gelap. Lelaki itu seperti malaikat pencabut nyawa yang siap melenyapkan hidup seseorang.
Semua orang yang mengikuti arah Agrio pergi terkejut bahkan memekik ketika Agrio menendang salah satu pintu kelas yang tertutup hingga pintu tersebut rusak.
Untungnya bel masuk belum berbunyi. Semua memandang penasaran bahkan seisi kelas itu terkejut mendapati Agrio yang memerah emosi.
"Agrio?"
Eliana memekik saat tiba-tiba Agrio menendang kursi di hadapannya hingga kursi itu terpelanting. Hampir saja mengenai dirinya.
Semua orang memandang penasaran pada Agrio dan Eliana. Eliana sudah bergetar takut ketika melihat Agrio melangkah mendekatinya dengan tatapan tajamnya.
Fawwaz dan Gavriel yang baru saja datang menyusul membelalakkan matanya saat Agrio tiba-tiba menarik kerah Eliana dengan kasar hingga berdiri di hadapan lelaki itu.
"Gri..." panggil Fawwaz pelan.
Anak-anak di kelas, bahkan di luar kelas memandang dengan tatapan ingin tahu.
"Apa yang lo mau El?" tanya Agrio masih dengan cengkramannya pada kerah Eliana.
Kalau saja yang ada di cengkramannya ini seorang lelaki, maka Agrio dapat pastikan ia sudah menghajar orang itu hingga babak belur.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGRIO
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Agrio, keturunan ke empat Surendra yang memiliki sifat yang berbeda dengan Papi, Opa, maupun pendahulu Surendra sebelumnya. Kalau dulu Opa dan Papinya adalah pemimpin geng yang brandal, kali ini Agrio ialah lelaki yang...