HAII selamat datang kembali! Aku diteror supaya cepet update😭
Siapin otak dan hati kalian untuk baca part ini karena kayaknya mengandung beban pikiran HEHEHEH...
Jangan lupa share cerita AGRIO ke semua sobat wattpad kalian biar bisa ngerasain gregetnya kisah Agrio-Havana!
YUKKK VOTE DULU SEBELUM MEMBACA!
Selamat membaca, enjoooyyy!!
🎈🎈🎈
Agrio memberhentikan mobilnya di salah satu restoran. Ia menghela napasnya mengecek jam tangannya. Dengan perlahan Agrio turun dari mobilnya dan memasuki restoran tersebut. Hari ini ia memiliki janji menggantikan Papinya untuk bertemu dengan salah satu koleganya. Atau mungkin anak dari kolega tersebut yang juga mewakili perusahaan orang tua dari perempuan tersebut.
Dengan langkah pasti tanpa dikawal satu pengawalpun, Agrio berjalan menuju meja yang sudah terdapat seorang perempuan dengan tampilan berkelas sedan duduk dengan menyilangkan kakinya. Agrio memasang senyum ramahhya.
"Ms. Karazan?"
Perempuan itu mendongak dan berdiri lalu membungkuk hormat. "Nayla saja. Informasi yang saya dapat anda justru lebih tua dari saya,"
Agrio tersenyum lalu mengangguk. "Maaf atas keterlambatan saya,"
Nayla menggeleng. "Saya emang sengaja datang lebih dulu. Ada pertemuan sebelumnya,"
Nayla menjulurkan tangannya. "Kita belum kenalan. Nayla,"
Agrio membalas jabatan tangan itu. "Agrio,"
Nayla mengangguk. "Maaf ya karena Papi saya, anda harus repot-repot bertemu saya,"
Agrio menggeleng pelan sembari tersenyum. "Santai aja Nay. Kita bukan orang tua kita yang kaku,"
Nayla tertawa lalu membenarkan ucapannya. Mereka mulai berbincang mengenai pekerjaan. Dengan serius Agrio menjelaskan tujuannya. Setelah menghabiskan hampir satu jam, Agrio menutup laptopnya dan tersenyum.
"Oke, nanti saya kabarin Papi saya kalau gitu," ucap Nayla.
Agrio mengangguk. "Terima kasih banyak Nay,"
Nayla menatap Agrio. "Gak mau makan Gri? Saya yang traktir,"
Agrio mengangguk. "Oke tapi saya yang traktir,"
Nayla hanya mengangguk saja. Ia kemudian memesankan makanan untuk dirinya dan Agrio. Sembari menunggu makanan, keduanya berbincang.
"Jadi, Surendra setelah ini akan turun ke kamu?" tanya Nayla.
Agrio mengangguk. "Secara menyeluruh iya, tapi beberapa cabang akan dipegang sama Akarez,"
"Agria?" tanya Nayla.
"Agria lebih pingin lanjutin usaha butik Mami. Dia gak mau terlibat di perusahaan keluarga,"
Nayla mengangguk mengerti. Kini keduanya sedang memakan makanannya masing-masing. Nayla mendongak menatap Agrio.
"Gri itu ada saus di pipi kamu," Agrio mendongak lalu mengusap pipinya.
"Salah,"
Agrio diam saat Nayla menjulurkan tangannya dengan tisu. "Maaf ya. Maaf banget," ucap perempuan itu dan membersihkan pipi Agrio.
"Baru kemarin lo bilang mau sama gue, sekarang udah dapet yang baru Gri?"
Agrio tersedak dan mendongak. Matanya membulat menatap Havana yang berdiri kesal menghadapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGRIO
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Agrio, keturunan ke empat Surendra yang memiliki sifat yang berbeda dengan Papi, Opa, maupun pendahulu Surendra sebelumnya. Kalau dulu Opa dan Papinya adalah pemimpin geng yang brandal, kali ini Agrio ialah lelaki yang...