HALOOO selamat datang di cerita AGRIO!
Gak kerasa banget udah bab 20, tapi tenang gais. Endingnya masih lama kok!
UPDATE LANGSUNG DUA BIAR KALIAN SENENG, tapi balas pake vote dan comment yaaa!
YUKKKK pastiin kalian udah vote cerita ini sebelum membacaa!
Selamat membaca, enjooooy!
🎈🎈🎈
Havana tersenyum menatap pantulan dirinya di cermin. Ia mengoleskan pewarna bibir agar tidak pucat. Setelah itu ia tersenyum.
"Cantik banget pacarnya Agrio," pujinya pada dirinya sendiri.
Havana terkekeh sendiri. Ia menyombongkan dirinya di depan cermin.
"Dapetin anaknya dulu, baru embat bapaknya,"
Havana tertawa. "Canda bapak,"
Havana menggelengkan kepalanya. Memukul kepalanya sendiri sembari menatap cermin.
"Beneran udah gila gue,"
Havana berlari menuju meja belajarnya dimana ponselnya tergeletak. Ponselnya berdering dan ia langsung berlari menuju ponselnya.
Senyumnya semakin mengembang mendapati nama Agrio di layarnya. Ia mengangkat panggilan itu.
"Halo,"
Havana mengerutkan keningnya jijik ketika menyadari suaranya terkesan diimut-imutkan. Havana berdeham lalu menggeleng.
"Kenapa suara lo?"
Havana mendengus. Biarpun sudah menjadi pacar, Agrio ya tetap Agrio.
"Keselek. Kenapa?"
"Turun, berangkat bareng,"
Havana kembali mengembangkan senyumnya. Tanpa menjawab ia langsung mematikan sambungannya dan mengambil tasnya. Ia berlari menuruni tangga bahkan melewati Mamanya begitu saja tanpa pamit.
Havana berlari ke luar rumahnya dengan senyuman. Langkahnya terhenti ketika membuka gerbang rumahnya. Ia terdiam menatap Agrio.
Havana harus menahan rahangnya ketika melihat penampilan Agrio yang tampak ✨menggoda✨.
Havana berjalan mendekati lelaki itu. Keningnya berkerut mendapati perubahan penampilan Agrio.
Kalau biasanya Agrio berpenampilan seperti tipikal ketua OSIS yang selalu rapi, seragam yang normal sesuai ukuran, dasi dan gesper yang pasti terpasang, rambut yang tertata, kini penampilan lelaki itu berubah 180 derajat.
Baju lelaki itu dikeluarkan. Rambutnya dibiarkan acak-acakan. Lelaki itu tidak
mengenakan dasi. Bahkan kemeja lelaki itu tak sepenuhnya terkancing. Dua kancing atas masih terbuka menampilkan dalaman lelaki itu yang berwarna hitam.Dan sejak kapan celana Agrio lumayan mengetat?! Namun Havana harus mengakui, Agrio sangat tampan seperti ini! Havana bahkan sampai hampir menganga melihat perubahan lelaki itu.
"Lo- lo mau godain cewek-cewek ya?!"
Agrio mengerutkan keningnya. Harusnya di hari pertama setelah mereka resmi menjadi sepasang kekasih, kata-kata manis lah yang menjadi ucapan pertama untuk mengawali hari.
"Kan gue udah punya lo,"
Havana menggelengkan kepalanya. "Terus... terus ini ngapain berubah?!"
Havana gugup. Ketampanan Agrio tidak main-main. Havana jadi was-was banyak gadis yang akan semakin mengantre untuk mendapatkan Agrio.
Agrio terkekeh. Ia melangkahkan kakinya mendekati Havana. Havana memaki dalam dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGRIO
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Agrio, keturunan ke empat Surendra yang memiliki sifat yang berbeda dengan Papi, Opa, maupun pendahulu Surendra sebelumnya. Kalau dulu Opa dan Papinya adalah pemimpin geng yang brandal, kali ini Agrio ialah lelaki yang...