1

43.2K 2.7K 239
                                    

SELAMAT DATANG DI CERITA AGRIO!

Cerita ini berbeda sama cerita-cerita sebelumnya jadi pastiin kalian baca sampai akhir dan selalu...

SEMANGAT BANGET MAU UPDATE AGRIO JADI YAUDA AKU UPDATE JAM 1 MALEM, selamat baca pas kalian buka mata!

VOTE dan COMMENT yaaa!

Selamat membaca, enjoy!

🎈🎈🎈

"HAVANA! JANGAN LARI KAMU!"

Gadis yang diteriaki malah sibuk berlari sembari membenahi pakaiannya. Ia tidak peduli banyak pasang mata memandangnya. Hal ini sudah biasa bagi Havana Amandea Queenzie yang biasa dipanggil Havana itu. Ia membenahi pakaiannya sembari berlari kencang menghindari kejaran dari salah satu guru yang menjabat sebagai kesiswaan yang selalu mencari dirinya.

"HAVANA!"

Teriakan menggelegar itu tak memberhentikan Havana yang terus berlari. Ia bahkan semakin mempercepat larinya. Untung saja tadi pagi ia mengenakan sneaker berawarna putih, meski itu sangat menyalahi aturan.

Havana yang berlari sembari menunduk membenahi dasinya tak sengaja menabrak seseorang membuat ia mengaduh. Tanpa melihat siapa yang menabrak, Havana mengumpat.

"Anjing! Dada gue sakit!" ucap Havana sembari meringis.

Havana mendongak. Matanya menyipit lalu membulat.

"Heh ganteng! Dada gue sakit!"

Lelaki di hadapannya mengerutkan kening. Ia menelisik penampilan gadis di hadapannya dari atas sampai bawah.

Melihat tak ada respon dari lelaki di hadapannya, Havana membaca nama lelaki itu dari seragamnya.

"Heh Agrio! Dada gue sakit!"

Agrio, pria di hadapannya itu semakin mengerutkan keningnya. Ia mendecak melihat penampilan acak-acakan dari gadis di hadapannya.

Tanpa menjawab atau mengucap satu patah katapun, Agrio memilih pergi dari hadapan gadis tidak waras itu.

Buru-buru Havana menahan tangan lelaki itu membuat langkah lelaki itu tertahan. Agrio menatap tajam dirinya membuat Havana menalan ludahnya susah payah. Aura Agrio sangat mematikan.

"D-denger gak sih lo? Dada gue sakit nih lo tabrak!"

Agrio mendengus. Menyentak tangan gadis yang tidak dikenalinya dengan kasar. Agrio berjalan mendekati gadis itu dan menatapnya dengan dingin.

"Pertama, lo yang nabrak gue,"

Havana menahan napasnya saat mendengar suara dingin, berat, dan seksi milik Agrio. Bisa-bisanya ia langsung terpesona hanya mendengar suara lelaki menyebalkan di hadapannya.

"Kedua, gue gak peduli. Emangnya lo pikir gue mau apa? Remas dada lo?"

Havana melongo. Apalagi melihat Agrio yang langsung berjalan tanpa menengok lagi padanya. Untuk pertama kali di hidupnya, ia dicueki oleh seorang laki-laki. Jabatannya sebagai ketua ekskul cheerleader dan penobatannya sebagai perempuan tercantik di angkatannya membuat siapapun lelaki pasti menatap Havana dengan tatapan memuja. Tapi Havana tidak menemukannya di sepasang bola mata tajam milik Agrio.

"HEH KURANG AJAR LO YA!" pekik Havana seolah baru menyadari apa maksud dari ucapan Agrio.

Havana mendengus kesal melihat Agrio yang terus saja berjalan tanpa menoleh ke arahnya lagi. Ia mendecak kesal.

"Bisa-bisanya pelit ngomong tapi sekalinya ngomong kayak bumbu rujak Mang Kapri! Pedes!" umpat Havana.

Havana kembali mendengus sembari menatap punggung lebar yang sempurna semakin menjauh itu.

AGRIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang