4

22.8K 1.8K 103
                                    

HAII AKU UPDATE LAGI MALAM INI!SELAMAT DATANG LAGI DI CERITA AGRIO!

pastiin kalian udah Vote sebelum membaca cerita ini!

Selamat membaca, enjoy!

🎈🎈🎈

"Ini ke dua puluh tujuh kalinya kamu terlambat selama satu semester berjalan ini!"

Havana mengelap dahinya yang berkeringat. Saat ini ia dan guru kesiswaannya berada di lapangan setelah ia kepergok terlambat untuk kesekian kalinya. Cuaca pagi ini cukup panas apalagi tadi ia sempat berlari guna menghindari terlambat namun sepertinya sia-sia.

"Sudah berkali-kali saya ingatkan sama kamu Havana! Sepatu yang dipakai harus berwarna hitam!"

Havana menghela napasnya bosan mendengar kalimat yang sama keluar dari Pak Arman, kesiswaan sekolahnya.

"Dan ini apa pula! Rok kamu terlalu pendek Havana!"

Havana melirik sekitar. Matanya berhenti saat ia bertatapan pada Agrio yang kini menatapnya dan menggunakan seragam olahraganya. Ia baru mengetahui kalau kelas lelaki itu kini sedang mata pelajaran olahraga.

Lama ia berpandangan dengan Agrio sampai akhirnya ia terpaksa memutuskan pandangan itu kala Pak Arman menepuk pundaknya dengan buku.

"Kamu dengar saya gak sih?! Saya dari tadi ngomong kamu malah bengong!"

Havana menghela napasnya. Ia menatap Pak Arman lalu tersenyum tipis.

"Langsung aja lah Pak hukumannya. Bapak gak capek dari tadi ngomong terus?"

"Kamu ini!"

Havana menyengir. Ia menatap Pak Arman dengan pandangan memelas.

"Bapak mau saya ngapain? Bersihin perpustakaan, sapu lapangan, berdiri hormat ke bendera, bersihin toilet, ber-"

"Bersihin gudang!"

Mata Havana melotot. Ia langsung memandang ngeri pada Pak Arman.

"Pak toilet aja deh, jangan gudang,"

Havana bergidik ngeri mengingat kondisi gudang sekolahnya. Pertama, rumor bahwa gudang itu berpenghuni sudah menyebar ke seluruh warga sekolah. Kedua, membayangkan akan ada kecoak atau tikus di gudang itu membuat Havana langsung merinding.

"Gak ada tawar! Bersihin gudang sekarang Havana,"

"Pak plis-"

"Atau saya gandakan gudang bawah dan gudang rooftop?"

Mata Havana membulat. Ia langsung menggeleng tegas. "Oke gudang bawah aja cukup Pak!"

"Kerjakan sekarang!"

🎈🎈🎈

Havana menghela napasnya saat melihat keadaan gudang yang super berantakan. Ia mendecak.

"Gila kali ya si kumis! Bersihin kayak gini mah gue bisa sampe besok!"

Havana berjinjit melangkah masuk dengan pandangan yang jijik. Ia menatap sekitar gudang mencari saklar lampu.

"Mana sih saklar nya?"

Havana terlonjak kaget saat tiba-tiba lampu menyala. Ia berteriak.

"Berisik,"

Langsung saja Ia membalikkan badannya menatap Agrio yang kini berdiri dengan tangan berada di saklar lampu.

Havana mendengus lalu menormalkan berdirinya. Ia menatap Agrio dengan angkuh.

"Ngapain lo di sini? Ngikutin gue?"

Agrio mengangkat sebelah alisnya lalu berjalan mendekati Havana membuat Havana semakin percaya diri. Senyum Havana luntur ketika Agrio melewatinya begitu saja membuat Havana langsung membalikkan badannya.

AGRIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang