16

21.7K 1.7K 269
                                    

HAIIII selamat datang lagi di cerita AGRIO!

Maaf tadi gara-gara buru-buru mau update jadi banyak typo...

DOUBLE UPDATE BUAT KALIAN SEMUAA!

YUKKK VOTE DAN COMMENT CERITA INI!!

Selamat membaca, enjoyyy!

🎈🎈🎈

"Tumben banget ngajakin ketemuan. Kenapa?"

Havana yang sedang meminum jus jambunya mendongak dan langsung tersenyum saat mendapati Agria berdiri di hadapannya. Perempuan itu mengambil tempat duduk di seberangnya.

"Gue pingin ngobrol aja sama lo,"

Agria terkekeh. "Soal Agrio?"

Havana meringis sembari tersenyum. "Keliatan jelas ya?"

Agria tertawa. Ia mengangguk dan meminum minumannya yang sudah lebih dulu ia pesan.

"Jadi, apa yang lo mau tau tentang kembaran gue?"

Havana menghela napasnya. "Gue... cuma pingin kenal lebih jauh tentang Agrio. Dia tau semua tentang gue, tapi gue gak tau apapun tentang dia selain keluarganya,"

"Kenapa gak tanya langsung ke Agrio?"

Havana terdiam. "Gue..."

Agria menghela napasnya. "Gue gak bisa kasih tau banyak ke lo Havana. Gue gak bisa ngelangkahin kembaran gue,"

Havana mengangguk mengerti. "Gue ngerti,"

"Lo harus percaya sama Agrio. Agrio sekarang perlahan mulai balik kayak dia yang dulu. Gue yakin lo berperan besar buat dia,"

Havana diam. "Balik kayak dulu?"

Agria mengangguk. "Apapun yang lo tau tentang Agrio yang sekarang, itu semua bukan dia. Agrio sama sekali gak kayak gini dulu,"

"Maksudnya?"

Agria menghela napasnya. "Agrio bukan cowok yang gila belajar kayak sekarang. Dulu dia langganan surat peringatan sekolah, langganan masuk rumah sakit karena bonyok habis berantem,"

Havana diam dalam terkejutnya. Agria mengaduk minumannya.

"Sekarang yang lo lihat itu Agrio yang mencoba menjadi orang yang biasa dinilai sempurna. Padahal cukup jadi dia yang dulu, dia udah sempurna,"

Agria menegak minumannya. "Cuma itu yang bisa gue kasih tau. Lo harus tanya selebihnya ke Agrio. Cuma dia yang berhak ngejelasinnya,"

Havana diam lalu mengangguk. Agria benar. Cuma Agrio yang berhak menjelaskannya.

"Meskipun sekarang dia cuek, dia orang yang paling ngertiin gue. Terlepas dari fakta kalau kita kembar," lirih Agria.

Havana menatap Agria. Gadis itu menunduk seolah menyalurkan kesedihannya.

"Gue bangga sama semua prestasi dia sekarang, tapi gue sakit ngeliat dia ngelakuin ini bukan karena dirinya sendiri,"

Agria mengangkat kepalanya. Menatap Havana.

"Dia sayang sama lo. Semua keliatan dari matanya. Tolong jaga dia Havana,"

Havana diam lalu mengangguk. Ia menepuk tangan Agria yang berada di meja.

"Gue jauh lebih sayang sama dia. Gue pasti jaga dia,"

🎈🎈🎈

Havana melangkah dengan ceria menuju perpustakaan. Terakhir ia bertanya pada Agrio sekitar satu jam yang lalu dan lelaki itu bilang padanya bahwa ia masih berada di perpustakaan. Menunggu Havana akan menghampirinya.

AGRIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang