"Terima kasih sayang." Kata Dahyun sambil menatap istrinya sebentar lalu pandangannya kembali fokus ke layar laptop yang ada di depannya.
"Ingat ya sayang, besok pagi kamu harus menyetir jadi jangan tidur terlalu malam ya." Kata Sana mengingatkan suaminya.
"Iya sayang, sebentar lagi juga selesai kok. Kamu tidur duluan aja ya." Jawab Dahyun kembali menatap istrinya sebentar.
"Iya aku akan tidur sebentar lagi, Emmmm sayang apa tidak ada yang ingin kamu katakan padaku tentang villa ini?" Tanya Sana dengan hati-hati.
Dahyun kemudian menghentikan ketikkan tangan nya yang sedang berada di atas keyboard dan dia memejamkan matanya sebentar lalu menatap mata sang istri seolah bertanya memangnya apa yang harus dia katakan tentang villa ini?
"Aku sudah tahu kalau dulu setiap liburan kuliah kamu akan sering datang kesini bersama Heechul Oppa, Jeongyeon Unnie dan juga... Somi kan?"
Dahyun menghela napasnya ternyata benar istrinya itu masih penasaran tentang villa ini.
"Apa yang ingin kamu ketahui sayang?" Tanya Dahyun yang merasa sedikit kesal dengan sikap yang di tunjukkan istrinya.
" Ya... Apapun itu."
Dahyun kemudian menutup laptop yang ada di depannya lalu berjalan kearah istrinya.
"Baiklah akan aku ceritakan semua nya tapi aku berharap setelah aku selesai bercerita kamu tidak akan pernah lagi membahas tentang villa ini atau apapun itu yang menyangkut tentang villa ini ya."
"Baiklah." Jawab Sana cepat karena dia memang sangat penasaran dengan cerita villa ini.
"Dulu aku memang sengaja membeli villa ini karena aku membeli villa ini dari proyek pertamaku saat membantu perusahaan milik alm.papa."
Dahyun kemudian menatap sang istri sebentar, sambil melihat raut wajah istrinya dan sepertinya masih aman karena raut wajah sang istri masih biasa saja.
"Dulu nya aku berharap kalau villa ini akan menjadi villa yang sangat menyenangkan untukku tapi kenyataannya villa ini malah menjadi tempat yang tidak ingin aku kunjungi lagi. Kalau bukan karena kalian aku tidak akan pernah menginjakkan kakiku di villa ini lagi."
"Apa dulu kamu membeli villa ini untuk Somi?" Tanya Sana lagi.
"Iya." Jawab Dahyun dengan wajah datar, dia tidak ingin berbohong tentang villa ini kepada istrinya.
Istrinya itu pun terdiam, ada perasaan cemburu yang muncul di hatinya.
"Sayang, seberapa besar rasa cintamu kepada Somi dulu? Apa cintamu untuknya lebih besar daripada cintamu kepadaku sekarang?" Tanya Sana dengan wajah datar nya.
Sebenarnya Sana tidak mau menanyakan ini karena hatinya sakit tapi dia masih saja penasaran dengan perasaan suaminya itu.
"Sayang, sebesar apapun perasaan cintaku pada Somi dulu itu sudah tidak penting lagi yang terpenting untukku saat ini adalah Kamu dan juga anak2 kita, kalau kamu masih penasaran maka aku akan menjawabnya, cintaku untukmu sangat sangat besar sayang. Jadi berhentilah menanyakan hal konyol tentang gadis itu lagi ya karena aku sudah tidak ingin mengingatnya kembali."
"Satu hal lagi, kenanganku bersama dengan Somi memang banyak tapi aku lebih ingin mengukir kenangan bersamamu seumur hidupku. Jadi jangan pernah membandingkan dirimu dengan Somi karena kamu lebih segala-galanya di bandingkan gadis itu." Dahyun mengatakan hal itu dengan sangat jelas, seolah-olah dia tahu kegelisahan yang di rasakan oleh istrinya itu.
Akhirnya Sana merasa sangat lega setelah mendengar hal yang ingin dia ketahui dari suaminya.
"Tidurlah sayang, aku akan menyusulmu setelah pekerjaanku selesai ya." Suruh Dahyun kepada Sana.