"Sialan, kemana gadis tadi? Cepat banget jalannya." Kata penjahat pertama yang tadi mengejar Sana.
"Pasti kita bakal di marahi ni sama bos, ayo cepat mending kita cari dia lagi." Kata penjahat ke 2. Ke 4 penjahat tadi pun mulai menjauh dari tempat tersebut.
"Sebenarnya siapa kamu?" Tanya Sana dengan bingung.
"Maafkan saya nyonya muda. Saya disini hanya di tugaskan untuk menjaga keselamatan Nyonya." Jawab Pria bertubuh kekal yang tadi menolong Sana dari para penjahat.
"Menjagaku? Dari siapa dan siapa yang sudah menyuruhmu untuk menjagaku?" Tanya Sana lagi dengan penasaran.
"Maafkan saya, saya tidak bisa menjawab pertanyaan Anda." Jawab pria tadi.
Kemudian pria bertubuh kekal tadi memberhentikan sebuah taksi dan menyuruh Sana untuk masuk.
"Silahkan masuk Nyonya, saya akan mengikuti Anda dari belakang." Suruh pria tersebut kepada Sana.
Meski Sana masih bingung tapi dia tetap menurutinya.
"Siapa dia sebenarnya? Lalu siapa orang-orang yang mengejarku tadi?" Batin Sana yang masih bingung.
Meski banyak pertanyaan di dalam hatinya Sana pun memutuskan untuk langsung pulang kerumah.
"Sayang, apa kamu baru pulang?" Tanya Mama Joohyun.
"Iya ma, tadi Sana mampir ke rumah sakit dulu." Jawab Sana.
"Mama khawatir sama kamu Nak, Somi itu wanita yang sangat licik, mama takut dia akan berbuat yang macam-macam terhadap kamu." Kata Mama Joohyun yang memang sangat mengkhawatirkan menantunya tersebut.
"Jangan khawatir, Ma. Sana pasti bisa menjaga diri." Jawab Sana lagi.
"Ma, tadi....." Sana tidak melanjutkan perkataannya.
"Kalau mama tahu tadi ada orang yang mengikutiku, pasti dia akan tambah khawatir. Sudahlah lebih baik aku tidak usah memberitahu mama dulu." Batin Sana.
"Ada apa, Sayang?" Tanya Mama Joohyun yang melihat menantunta terdiam.
"Oh tidak Ma. Sana hanya lapar saja." Jawab Sana sedikit berbohong kepada mertua nya.
"Ya sudah cepat sana mandi dulu, terus kita makan. Mama akan temenin kamu makan." Kata Mama Joohyun.
Sana kemudian berjalan menuju kamarnya. Namun lagi-lagi dia merasa perutnya kembali mual. Dia langsung berlari ke kamar mandi.
"Kenapa akhir-akhir ini perutku sering mual ya. Apa memang mungkin aku harus periksa ke dokter." Kata Sana.
Sana kemudian merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur nya sambil menatap langit-langit kamarnya, dia sedang membayangkan suaminya.
"Kenapa aku jadi sangat merindukan nya dan ingin memeluknya. Tidak... Tidak aku harus tetap membiarkan dia di luar sana, aku harus bisa mencari bukti kebohongan Somi sebelum dia kembali kesini. Ayo Kim Sana kamu harus semangat!!!" Kata Sana sambil mencoba menyemangati dirinya sendiri.
Tidak lama kemudian ponselnya berdering ternyata itu dari suami nya Kim Dahyun. Dia melakukan panggilan video call. Sana yang melihat panggilan dari suami nya langsung cepat-cepat mengambil ponselnya.
"Sayang, kenapa kamu lama sekali jawab teleponku?" Tanya Dahyun.
"Maaf sayang, tadi aku habis dari kamar mandi." Jawab Sana.
"Apa kamu baik-baik saja sayang?" Tanya Dahyun lagi. Sana hanya menganggukkan kepalanya.
"Kamu tahu aku sangat mengkhawatirkanmu tadi. Beneran kamu tidak apa-apa kan? Tidak terjadi apa-apakan tadi?" Tanya Dahyun yang ingin memastikan keselamatan istrinya.
"Iya Sayang. Aku baik-baik saja, kamu jangan terlalu khawatirkan aku."
"Lebih baik soal yang tadi, aku juga rahasiakan dulu dari nya. Nanti kalau aku cerita pasti dia akan khawatir dan langsung pulang kesini. Akukan belum dapat bukti apapun soal wanita itu." Batin Sana.
"Sayang, apa kamu sedang melamun?" Tanya Dahyun yang melihat istrinya itu sedang memikirkan sesuatu.
"Tidak sayang, aku hanya sedang kangen saja sama kamu. Biasanya kalau perutku sedang mual kamu akan mengelus perutku kemudian kita akan melakukan itu dan aku pasti akan lebih baikkan. Tapi sekarang..." Jawab Sana dengan wajah sedihnya.
"Sayang, apa perlu aku pulang sekarang?" Tanya Dahyun lagi.
"Tidak perlu sayang, kamu selesaikan saja urusan kamu disana tidak perlu terburu-buru. Kamu nanti tinggal membayarnya saat kamu pulang nanti. Aku tidak akan mengizinkanmu bekerja, lihat saja nanti." Jawab Sana dengan sedikit menggoda suaminya itu.
"Tentu saja sayang, saat aku pulang nanti aku akan membuatmu tidak bisa berjalan dan seharian berbaring di ranjang bersamaku." Jawab Dahyun disertai tawanya.
"Dasar mesum."
"Mesum dengan istri sendiri memang nya salah? Lagian tadi kan kamu yang duluan menggodaku." Kata Dahyun tidak mau kalah.
"Sayang tapi benaran kan kamu tidak apa-apa?" Tanya Dahyun sekali lagi, Sana kemudian menggelengkan kepalanya.
"Apa perutmu sekarang masih mual?"
"Masih sedikit." Jawab Sana.
"Besok kamu minta sama mama untuk mengantarmu ke rumah sakit untuk periksa ya. Aku takut kamu kenapa-napa sayang." Kata Dahyun dan Sana pun mengangguk.
"Satu lagi sayang, kamu jangan keluar rumah sendirian ya, kalau kamu mau ke kampus atau apapun suruh Pak Lee menemani kamu. Oke." Kata Dahyun dengan suara tegasnya.
"Apa Dahyun sudah tahu soal tadi ya?" Batin Sana bertanya-tanya.
"Hei sayang, kenapa kamu melamun lagi." Kata Dahyun lagi yang melihat istrinya kembali diam.
"Eh... Sayang, apa kamu tadi yang...." Sebelum Sana menyelesaikan ucapannya Dahyun sudah menyela nya.
"Sayang aku ada kerjaan, aku tutup dulu ya." Sela Dahyun.
"Baiklah sayang." Jawab Sana. Sebenarnya Sana ingin bertanya apa Dahyun tadi yang sudah mengirim orang untuk menjaganya tapi suami nya sekarang sedang sibuk.
"I love you Sayang. Aku tutup ya." Kata Dahyun dengan lembut.
"I love you too sayang." Jawab Sana sebelum akhirnya suami nya menutup panggilan nya.
Sana kemudian menatap layar ponselnya.
"Aku sangat merindukannya. Padahal aku sendiri yang mengirimnya keluar negeri. Tapi tidak apa-apa setidaknya wanita licik itu tidak akan bisa macam-macam dengan suamiku sampai aku menemukan bukti kebohongannya." Kata Sana dalam hati. Kemudian dia melemparkan ponselnya ke tempat tidur.
"Tapi siapa orang-orang tadi ya? Dan pria tadi suruhan siapa?" Sana lagi-lagi bertanya dalam hatinya sendiri.
Sedangkan di rumah sakit, Somi sangat marah karena orang suruhannya gagal menculik Sana.
"Kalian benar-benar bodoh, tidak berguna, hanya menyuruh kalian menangkap satu orang saja tidak becus." Maki Somi kepada orang suruhannya lewat telepon.
"Tenang saja bos, besok kami pasti berhasil membawanya kepada anda." Jawab orang suruhannya.
"Baiklah, aku tunggu kabar baik dari kalian. Jika besok kalian masih gagal membawa nya kesini maka aku tidak akan membayar sisa upah kalian. Ingat itu." Kata Somi sebelum akhirnya menutup teleponnya.
"Apa masih belum berhasil juga menculik gadis itu?" Tanya Mami nya.
"Mereka semua tidak becus, Mi. Sepertinya aku yang harus turun tangan sendiri." Kata Somi kesal.
"Kalau kamu turun tangan sendiri, orang-orang pasti akan tahu kalau sakitmu ini cuma pura-pura." Kata Mami nya memberi nasehat.
"Aku akan cari cara lain, Mi." Jawab Somi.
"Apa kamu sudah dengar kalau hari ini Yoo Jeongyeon akan kembali ke kota ini?" Tanya Mami nya Somi.