"Sana, kamu darimana saja si tadi Pak Lee mencarimu?" Tanya Mina saat melihat Sana sedang duduk sendiri di belakang dapur restoran.
"Tadi aku ada sedikit urusan." Jawab Sana.
"Kamu kenapa San, kamu habis nangis ya?" Tanya Mina yang melihat mata Sana sedikit membengkak.
"Oh tidak, hanya saja tadi kemasukan debu." Jawab Sana lagi.
"Oh begitu ya, ya sudah sebaiknya sekarang kita kembali bekerja." Kata Mina.
Mina tahu saat ini sahabat nya sedang berbohong tapi dia tidak ingin memaksa sahabatnya itu untuk bercerita kepada nya. Jadi dia hanya akan berusaha mengalihkan pikiran Sana agar tidak bersedih lagi.
Sedangkan di ruangan Dahyun merutuki kebodohannya yang tidak bisa mengontrol dirinya sendiri. Jika saja tadi Pak Lee tidak datang entah apa yang sudah dia lakukan kepada Sana.
"Hemm, hampir saja aku kelepasan..." Katanya seraya menghela napasnya.
Dahyun kemudian memanggil Pak Lee ke ruangannya.
"Sekarang jelasakan kepada saya, kenapa bisa restoran kita tidak membayar pajak, lalu kemana pendapatan kita selama ini?" Tanya Dahyun dengan emosi.
"Maaf,Bu. Sudah hampir 6 bulan ini pendapatan di restoran kita selalu menurun. Apalagi setiap bulan pasti selalu ada saja karyawan yang kabur dan mencuri uang kita Bu. Jadi demi bisa membayar gaji karyawan saya belum bisa membayar pajak yang seharusnya sudah lunas bulan lalu." Jawab Pak Lee menjelaskan panjang lebar.
"Apakah kamu sudah lapor kepolisi?" Tanya Dahyun lagi.
"Sudah Bu saya sudah lapor kepolisi." Jawab Pak Lee.
"Aku tidak kesini selama 6 bulan tapi kenapa sudah banyak masalah yang terjadi. Sebenarnya kalian semua bisa bekerja gak si." Kata-kata kasar kembali terlontarkan dari mulutnya.
"Seharusnya kamu memberitahu saya masalah ini dari awal Pak Lee." Lanjutnya lagi.
"Maafkan saya Bu." Kata Pak Lee sambil menundukkan kepalanya.
Sementara di dapur.
"Tadi kamu kemana, San?" Tanya Momo.
"Ooo aku tadi habis dari toilet mo, kenapa." Jawab Sana berbohong. Momo memperhatikan tingkah sahabatnya itu mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki.
"Terus ini apa?" Tanya Momo sambil menunjuk ke arah leher Sana.
"Apa?" Tanya Sana yang memang tidak tahu apa yang ada di leher nya. Lalu Mina memberikan kaca kecil yang ada di sakunya kepada
Sana kemudian memperlihatkan lehernya dengan kaca tersebut.Sana ingat ini karena apa yang di lakukan suaminya tadi. Dia sudah berusaha menutupi lehernya dengan kerah baju yang dia pakai. Tapi tetap saja bisa terlihat oleh kedua sahabat nya.
"Ini...." Sana tidak bisa melanjutkan perkataannya.
"Ini apa San?" Tanya Mina dan Momo bersamaan.
"Maksud aku, aku harus segera antar pesanan ke meja tamu. Takutnya kalau Pak Lee atau Bu Dahyun lihat kita sedang asik bercerita, bisa- bisa kita akan di marahin." Kata Sana yang langsung bergegas mengambil pesanan tamu.
"Tanda itu seperti kissmark tapi perasaan tadi pagi belum ada kan. Lalu dengan siapa dia melakukannya?" Kata Mina bingung lalu Momo hanya mencoba mencerna ucapan Mina.
"Sana tadi bilang dia habis dari toilet tapi jelas-jelas tadi aku melihatnya masuk kedalam ruangan Bu Dahyun. Pasti ada sesuatu di antara mereka." Batin Momo.
"Kamu kenapa Mo?" Tanya Mina yang melihat sahabatnya itu seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Oh tidak kok, ayo kita lanjutkan kerjanya saja." Kata Momo.