Keadaan dirumah mulai sedikit tenang setelah Jeongyeon dan Chaeyoung membawa Mamanya pergi ke rumah sakit.
"Ma, Unnie kalian bisa istirahat dulu di sini." Kata Sana sambil membantu Mama nya. Namun tanpa di duga Mertua nya itu menahan lengan Sana.
"Siapa yang memberimu izin untuk membawa Mama dan Unniemu masuk kedalam rumah ini?" Tanya Mama Joohyun dengan tatapan aneh nya.
"Ma, tapi..."
"Sana, sekarang juga kamu putuskan hubunganmu dengan Mama dan juga Unniemu. Aku tidak ingin berbesan dengan nya karena mempunyai anak seorang pel**ur." Perintah Mertua nya.
"Apa yang Mama katakan? Kenapa Mama bersikap begini?" Tanya Sana yang tidak mengerti dengan perubahan sikap mertuanya itu.
"Aku hanya tidak ingin keluarga KIM malu karena berbesan dengan anak seorang pel**ur." Jawaban Mertua nya benar-benar membuat Sana sangat kecewa.
"Ma, kenapa mama bersikap begini? Dimana mamaku yang selalu bersikap bijak dan penyayang." Dahyun mulai ikut berbicara karena melihat sikap mamanya yang sudah keterlaluan.
"Mama hanya tidak ingin keluarga KIM malu, jadi sekarang kamu tinggal pilih memutuskan hubunganmu dengan Mama dan Unniemu atau bercerai dengan Dahyun." Kata Mama Joohyun memberikan dua pilihan yang berat kepada Sana.
"Apa yang mama katakan? Apapun yang terjadi aku tidak akan pernah menceraikan Sana karena aku sangat mencintai dia, Ma." Kata Dahyun sangat marah.
"Jadi kamu lebih memilih melihat mama berakhir seperti Tante Yoo, mamanya Jeongyeon begitu?"
"Sebelum mama melakukan hal itu, Dahyun yang akan lebih dulu melakukannya." Kata Dahyun bersungguh-sungguh.
"Hentikan!" Teriak Mama Jessie.
"Ma, jika karena Nayeon pernah menjadi seorang pel**ur dan Mama ingin mengusir Sana dan keluarganya, maka mama juga harus mengusirku dari rumah ini." Kata Jihyo. Mama Joohyun menatap bingung kearah putri nya.
"Apa maksudmu?" Tanya Mama Joohyun.
Jihyo menatap Sana, Sana menggelengkan kepalanya.
"Apa yang di alami oleh Nayeon, aku juga sudah pernah mengalaminya, Ma." Kata Jihyo pelan tapi masih bisa di dengar oleh semua orang yang ada di situ.
"Jelaskan maksud perkataanmu Kim Jihyo?" Tanya Mama nya menginginkan penjelasan dari ucapan Jihyo barusan.
Air mata Jihyo mulai menetes.
"Apa mama tahu apa yang sudah di lakukan oleh Jimin kepadaku setelah kami menikah? Dia selalu menyuruhku untuk melayani Direktur dari sebuah perusahaan besar, hanya demi mendapatkan sebuah proyek besar dan kalau aku menolak keinginan nya dia akan mengancamku, dia akan menghancurkan perusahaan papa yang aku tangani sejak lama. Saat itu aku sangat bingung sekaligus takut." Jihyo menghentikan ceritanya sebentar.
"Apalagi Dahyun saat itu sedang dalam kondisi terbawahnya karena mendapatkan pengkhianatan dari Somi sekaligus kehilangan papa. Aku tidak mau perusahaan yang sudah susah payah papa rintis di hancurkan oleh Jimin. Aku adalah anak pertama jadi aku harus bisa mempertahankan perusahaan itu dengan cara apapun termasuk dengan mengorbankan kehormatanku. Dengan terpaksa aku pun melayani direktur itu." Kata Jihyo kembali menangis, tidak hanya Jihyo kini air mata Mama Joohyun pun juga ikut mengalir dengan deras di kedua pipinya setelah mendengar penjelasan putri nya.
"Sejak saat itu Jimin semakin berbuat seenaknya kepadaku, Setiap malam dia selalu membawa gadis lain masuk kedalam rumah bahkan dia dengan terang-terangan bermesraan dengan gadis itu di depanku. Jimin hanya menganggapku alat untuk memuluskan tujuannya, Ma. Setiap ada persentasi di kantor dia akan menyuruhku untuk melayani direktur-direktur itu. Sebenarnya aku sudah sangat lelah, Ma. Aku ingin bercerai dengannya tapi... Setiap kali aku meminta untuk berpisah dengan nya, dia selalu mengancam akan menyebarkan video dimana aku sedang melayani salah seorang direktur di kamar hotel. Aku benar-benar tidak berdaya lagi, Ma." Tangis Jihyo pecah saat mengingat semua kejadian pahit yang menimpanya selama ini. Hati Mama nya benar-benar hancur mendengar putri kesayangan nya hidup penuh dengan penderitaan sedangkan Dahyun mengepalkan tangannya, menahan amarah yang sudah sampai di ubun-ubun.
"Dan beberapa hari yang lalu, Jimin mengajakku bertemu untuk menyuruhku melayani direktur dari perusahaan ternama untuk mendapatkan proyek besar dari perusahaan itu. Aku hampir saja melakukan hal itu lagi, jika bukan karena Sana yang datang menolongku dan menyelamatkan aku, mungkin aku akan melakukan nya lagi." Lanjut Jihyo.
"Sayang, kenapa kamu tidak menceritakan soal ini kepadaku?" Tanya Dahyun kepada istri nya.
"Karena aku yang memintanya untuk tidak menceritakan kepada siapapun. Aku menyuruhnya untuk diam, aku tidak ingin membuat mama dan kamu sedih gara-gara hal ini." Justru Jihyo yang menjawab pertanyaan Dahyun. Mama Joohyun kemudian memeluk putrinya itu lagi-lagi tangis mereka kembali pecah.
"Mama ingat ucapan mama saat Jihyo pertama kali bertemu dengan Sana. Mama bilang kalau Sana itu memang gadis biasa tapi dia adalah gadis yang istimewa dan semua itu memang benar adanya, Ma. Pertama dia datang untuk membantu Dahyun keluar dari masa lalunya dan mengembalikan kehidupan Dahyun yang hampir 8 tahun hilang dan sekarang dia juga datang untuk membantuku keluar dari ketakutan yang dilakukan oleh Jimin. Apa Mama mau kehilangan menantu seperti dia?" Tanya Jihyo kepada Mama nya.
"Dan soal Nayeon, dia sama dengan ku kurang beruntung memilih pasangan, Ma. Kami harus bertemu dengan suami bren*sek yang tega menjual istrinya kepada orang lain. Apa semua itu kesalahan Nayeon? Jika dia bisa memilih dia pasti ingin menikah dengan orang yang baik dan bisa bertanggung jawab. Sama halnya seperti aku, Ma." Kata Jihyo lagi.
Mama Joohyun berjalan mendekati Nayeon dan juga Mama Jessie, kemudian satu tangannya menggenggam tangan Nayeon dan satu nya lagi menggenggam tangan besan nya.
"Aku minta maaf atas segala ucapan kasarku kepadamu Jessie, terutama juga kepadamu Nayeon. Tolong maafkan aku." Kata Mama Joohyun meminta maaf. Mama Jessie dan Nayeon sama-sama memeluk Mamam Joohyun.
"Sudah lupakan saja Joohyun ah, kita semua adalah keluarga." Kata Mama Jessie tulus.
"Aku juga minta maaf kepadamu sayang, hampir saja Mama kehilangan menantu yang istimewa sepertimu. Dan terima kasih karena kamu sudah menolong dan membantu putri Mama." Kata Mama Joohyun kepada Sana.
Sana kemudian juga ikut memeluk mertuanya itu. Dahyun tersenyum bahagia melihat keluarganya berpelukan. Dia pun memutuskan untuk meninggalkan mereka dan masuk ke ruangan kerjanya.
"Heechul, suruh orang untuk mencari tahu berapa banyak proyek yang Jimin dapatkan beberapa tahun ini dan juga proyek baru apa saja yang dia dapatkan saat ini. Aku tunggu 1 jam dari sekarang." Suruhnya kepada Heechul lewat telepon.
"Dan satu hal lagi cari tahu siapa orang yang memberikan informasi tentang masa lalu Nayeon kepada keluarga Jeongyeon." Perintahnya lagi. Kemudian Dahyun menutup panggilan nya dan duduk di kursi kerjanya.
"Aku akan menghancurkan semua usahamu Park Jimin karena kamu sudah berani menyakiti Unnie ku. Lihat saja kamu pasti akan menyesali perbuatanmu kepada Unnieku." Batin Dahyun dengan tatapan dinginnya.
Sementara itu di kamar tamu, Yerim merasa sangat kesal karena semua rencananya hari ini tidak berjalan lancar. Tadinya dia berharap kalau Sana dan keluarganya akan di usir dari keluarga KIM. Namun yang terjadi justru kebalikannya.
"Aaaaaaaa." Teriaknya sambil melempar semua benda yang ada di depannya.
"Aku pasti akan menghancurkanmu Minatozaki Sana, setidaknya ada hal yang membuatmu terluka yaitu gagalnya pernikahan Unniemu." Guman Yerim.
Tidak lama kemudian ponsel Yerim berdering.
"Iya, aku sudah membicarakan ini dengan papaku. Kau jangan khawatir, aku akan siapkan semua kontrak kerjasama denganmu." Jawab Yerim saat tahu siapa yang meneleponnya. Yerim kembali memasukkan ponselnya kedalam tas.
Sana kemudian masuk ke kamarnya, dia melihat suaminya sedang berdiri di balkon kamarnya. Sana mendekatinya dan memeluk suaminya itu dari samping.
"Sayang, kenapa kamu belum berkemas? Bukankah tadi pagi kamu bilang harus keluar kota malam ini?" Tanya Sana.
Bukannya menjawab, Dahyun malah membalas pelukan istrinya dan membelai rambut istrinya itu dengan sangat lembut.
"Kamu pasti tegang karena kejadian hari ini kan?" Tanya Dahyun balik.
"Hmm, sedikit." Jawab Sana.
"Apa kamu ingin aku membantumu untuk membuatmu lebih rileks?" Tanya Dahyun, Sana tahu betul apa maksud suaminya.
"Aku tidak mau sayang, sudah seharian ini kamu membuatku lelah." Jawab Sana dengan cepat. Dahyun hanya terkekeh mendengar jawaban istrinya, dia semakin mengeratkan pelukannya.