Momo pun duduk di deretan bangku yang tidak jauh dari tempatnya berdiri tadi. Dia pun menangis sesegukan saat membayangkan masa-masa indah yang dia lalui bersama dengan kedua sahabatnya.
"Kenapa menangis hem?" Tanya seseorang yang tiba-tiba sudah duduk di sebelahnya.
"Heechul, kamu kok ada di sini?" Tanya Momo saat melihat Heechul yang sudah ada di sebelahnya.
"Ini bukan saatnya kamu menangis. Ini masih awal perjuanganmu untuk mendapatkan maaf dari kedua sahabatmu, mungkin nanti kamu akan mendapatkan perlakuan yang lebih menyakitkan dari ini. Jadi simpanlah air matamu itu ya." Kata Heechul lembut kepada Momo.
Momo kemudian menghapus air matanya lalu dia tersenyum.
"Terima kasih ya Heechul karena kamu selalu ada di saat aku membutuhkan seseorang untuk memberiku semangat." Kata Momo.
"Sama-sama."
Heechul seperti vitamin untuk Momo, dia adalah penyemangat bagi Momo untuk mendapatkan maaf dari kedua sahabatnya. Saat dirinya mulai menyerah, Heechul lah orang yang akan membangkitkan semangatnya.
"Apa kamu hanya akan diam di sini?" Tanya Heechul.
"Tentu saja tidak, aku akan ke restoran. Meskipun Mina mengusirku atau bahkan menyeretku dari sana aku akan tetap bertahan dan aku akan berusaha untuk mendapatkan maaf darinya." Jawab Momo yang kembali bersemangat.
"Aku senang karena semangatmu sudah kembali lagi."
"Heechul, sekali lagi terima kasih ya." Kata Momo kemudian dia menggenggam tangan Heechul.
Heechul menatap tangannya yang sedang di genggam oleh Momo. Entah kenapa rasanya ada yang berdesir di hatinya.
"Heechul, apa kamu bisa mengantarku ke restoran?" Tanya Momo.
"eh..i... Iy... Iya tentu saja bisa." Jawab Heechul entah apa yang merasukinya hingga dia merasa begitu gugup saat ini.
"Ayo." Kata Momo sambil menarik tangan Heechul untuk segera mengantarnya. Momo jadi lebih bersemangat setelah Heechul datang.
Dengan senang hati Haeechul pun segera mengantar Momo ke restoran. Seharian ini Momo membantu Mina di restoran, meskipun Mina menganggapnya tidak ada dia tidak peduli. Dia menganggap ini adalah salah satu hukuman yang harus dia terima. Setidaknya ini tidak sebanding dengan kesalahan yang telah di perbuatnya.
Sudah seminggu ini Momo berusaha mendapatkan maaf dari kedua sahabatnya tapi mungkin kekecewaan mereka yang terlalu besar terhadapnya makanya sahabat nya itu belum bisa menerima maafnya atau mungkin Momo yang kurang bekerja keras untuk mendapatkan maaf dari mereka.
Sana dan Mina sudah janjian untuk membeli buku di toko buku. Sepanjang perjalanan Sana terlihat sangat gelisah. Lagi-lagi dia menoleh ke belakang.
"Ada apa sih, San?" Tanya Mina.
"Kamu merasakan tidak kalau dari tadi seperti ada yang mengikutin kita?" Sana malah balik bertanya.
Mina kemudian melihat sekeliling nya.
"Tidak ada siapa-siapa kok, perasaan kamu aja kali, San." Kata Mina.
"Tapi kenapa aku merasa seperti ada yang mengikutin aku sejak keluar dari rumah tadi ya." Gumam Sana.
"Mungkin saja itu Momo." Jawab Mina cuek.
"Tapi tidak mungkin Momo karena hari ini diakan ada kuliah."
"Kalau bukan Momo, itu artinya ya memang tidak ada siapa-siapa." Kata Mina lagi.
Mina dan Sana berjalan menuju jalan raya. Mereka berniat untuk menyeberang jalan raya karena letak toko buku tersebut ada di seberang jalan. Namun saat mereka hendak menyeberang, tiba-tiba saja ada sebuah mobil melaju dengan kencang ke arah mereka dan...
BRUAKKKK....
Tubuh Sana dan Mina terjungkal ke sisi trotoar setelah ada yang mendorong mereka untuk menghindari mobil yang akan menabrak mereka.
"Sana, kamu tidak apa-apakan?" Tanya Mina sambil membantu Sana untuk berdiri karena dia khawatir terjadi sesuatu dengan kehamilan sahabatnya itu.
Namun mata Sana malah melihat ke arah lain, dia melihat seorang wanita terkapar di jalan dengan tubuh berlumuran darah.
"Momo, Momo." Panggil Sana sambil berlari ke arah wanita yang terkapar tadi. Mina pun ikut melihat ke arah yang sama, dia juga berlari mendekati tubuh sahabat nya yang sudah berlumuran darah.
"Mo, bangun Mo. Bangun." Teriak Sana dengan air mata yang terus mengalir.
"Sana, Mina aku minta maaf. Mungkin.. Ini.. Terakhir.. Kalinya.. Aku.. Melihat.. Kalian." Setelah mengucapkan itu Momo tidak sadarkan diri lagi.
"Aku mohon panggil ambulans sekarang juga, cepat, cepat!" Teriak Sana kepada orang-orang yang ada di sana. Tidak lama kemudian ambulans pun datang. Dia membawa Momo ke rumah sakit.
Mina dan Sana selalu berada di dekatnya sambil terus menggenggam tangan sahabatnya itu. Begitu mereka sampai di rumah sakit, Momo langsung di bawa ke IGD.
"Maaf Nona, kalian silahkan tunggu di luar dulu." Kata salah seorang perawat.
"Momo pasti akan selamatkan Min? Dia pasti baik-baik sajakan?" Tanya Sana sambil terus menangis.
"Dia pasti baik-baik saja, dia adalah wanita yang kuat." Jawab Mina, dia berusaha menenangkan sahabatnya itu. Padahal dirinya sendiri juga sangat sedih melihat keadaan sahabat nya sekarang. Sikap buruknya selama seminggu ini terus berputar di kepalanya.
"Maafin aku Mo, maafin aku atas sikapku selama ini." Batin Mina menangis.
Chaeyoung yang kebetulan sedang berada di rumah sakit segera menghampiri Mina dan Sana di depan ruang IGD.
Beberapa menit sebelumnya...
Seorang perawat menghampiri Chaeyoung yang memang saat itu sedang berada di ruangan Unnienya karena dia harus menggantikan Unnie nya untuk sementara waktu."Dokter, pacar dokter ada di depan IGD. Sepertinya ada temannya yang mengalami kecelakaan." Kata Suster itu memberi tahu Chaeyoung.
"Kamu tidak bercandakan Sus?" Tanya Chaeyoung panik.
"Tidak, Dok. Kalau Dokter tidak percaya bisa cek sekarang juga." Jawab suster itu.
Chaeyoung yang khawatir pun segera berlari menuju IGD.
"Sayang, kamu tidak apa-apa kan? Siapa yang kecelakaan?" Tanya Chaeyoung yang baru saja datang.
Mina langsung memeluk Chaeyoung.
"Chaeng, Momo. Dia seperti ini karena menyelamatkan kami." Kata Mina menangis di pelukkan Chaeyoung.
"Tenanglah, tenang. Momo pasti baik-baik saja." Kata Chaeyoung berusaha untuk menenangkan pacarnya.
"Apa kamu sudah memberitahu Dahyun Unnie?" Tanya Chaeyoung, Mina menggelengkan kepalanya.
"Kamu tunggu di sini dulu ya, aku telepon Dahyun Unnie sebentar." Suruh Chaeyoung.
Chaeyoung sedikit menjauh dari tempat itu, dia segera menghubungi Dahyun. 5 menit kemudian dia kembali duduk di samping Mina.
10 menit kemudian Dahyun pun tiba di rumah sakit bersama dengan Heechul. Dahyun langsung mendekati istrinya dan memeluknya untuk memberikan ketenangan kepadanya.
Sementara Heechul, dia berdiri tepat di depan pintu IGD berharap Dokter segera keluar dan memberikan kabar baik kepadanya.
Baikkkk guysss....
Sampai disini dulu yaaa nanti kita lanjut lagiii yaaa.Selamat menikmatiii cerita nya yaaa...