Waktu sudah menunjukkan pukul 7 pagi, Sana membangunkan suaminya. Tidak seperti hari-hari biasanya, kalau mereka melakukan olahraga malam pasti suami nya yang akan membangunkan nya terlebih dahulu tapi hari ini Sana lah yang harus membangunkan suami nya.
"Sayang, ayo bangun sudah jam 7 pagi." Kata Sana sambil berusaha membangunkan suami nya.
"Iya sayang sebentar lagi ya. Semalam aku tidak bisa tidur jadi tadi aku bisa memejamkan mataku saat pukul 4 pagi." Jawab Dahyun yang masih setengah sadar.
Sana seketika terdiam karena perkataan suami nya jadi semalaman suaminya tidak bisa tidur, pasti karena dia memikirkan keadaan Somi.
"Hmmm gadis itu benar-benar hebat. Baru saja ketemu sehari dia sudah bisa membuat suamiku terus memikirkannya." Batin Sana.
Dahyun sadar dengan reaksi istrinya yang tiba-tiba diam, Dahyun kemudian segera bangun dan memeluk istrinya dari belakang.
"Maafkan aku sayang, jangan terlalu berpikir yang tidak-tidak ya. Aku tidak mau kamu sakit." Kata Dahyun sambil memeluk istrinya erat.
"Tidak, ya sudah bangun dan pergi mandi. Aku mau kebawah dulu dan menyiapkan sarapan." Jawab Sana kemudian bangkit dari duduknya. Tetapi tangannya di tahan oleh Dahyun.
"Kenapa?" Tanya Sana.
Dahyun menarik Sana untuk duduk kembali lalu dia mencium bibir istrinya dengan sangat rakus. Sana hanya bisa memejamkan matanya sambil menikmati ciuman tersebut.
Setelah beberapa menit Dahyun pun menghentikan ciuman nya karena sedari tadi istri nya tidak membalas ciuman nya.
"Kamu pergilah mandi. Aku mau kebawah." Jawab Sana singkat lalu berjalan keluar kamar.
'Maafkan aku sayang, maaf." Batin Dahyun.
Pukul 8 pagi Dahyun, Sana dan Mama Joohyun sudah berkumpul di meja makan untuk sarapan. Saat mereka sedang menikmati sarapan nya tiba-tiba ponsel Dahyun berdering lalu dia melihat layar ponsel tersebut terdapat nomor yang tidak dia kenal. Dia pun tidak mengangkat nya.
Tapi ponsel nya terus saja berdering, akhirnya dia pun menjawab panggilan tersebut.
"Halo, Nak Dahyun. Tolong kesini sekarang juga, Somi berteriak histeris Nak." Kata seseorang dari ujung sana. Dahyun sangat terkejut, dia yakin kalau yang meneleponnya adalah mama nya Somi.
"Mi, memangnya apa yang terjadi dengan Somi?" Tanya Dahyun panik.
Mendengar nama Somi, Mama Joohyun langsung menatap putrinya penuh tanya.
"Somi dari tadi terus mencarimu. Mami sampai bingung jadi cepatlah kemari. Mami mohon." Kata Mama Somi.
"Baiklah mi, Dahyun akan segera kesana. Mami tenang ya." Jawab Dahyun berusaha menenangkan Mama nya Somi. Kemudian Dahyun menutup ponselnya.
"Jelaskan pada Mama apa maksud semua ini Kim Dahyun? Apa tadi yang meneleponmu itu adalah Somi?" Tanya Mama Joohyun dengan wajah marah. Dahyun hanya mengangguk.
"Kamu masih saja menemuinya setelah apa yang dia perbuat, apa kamu sudah lupa, apa yang sudah dia perbuat kepad keluarga kita, hah." Kata Mama Joohyun semakin emosi.
"Ma, Somi tidak pernah mengkhianati Dahyun Ma. Kita sudah salah paham padanya." Jawab Dahyun.
"Kamu harus sadar Kim Dahyun, wanita itu sangat licik, apa lagi yang akan dia perbuat. Mama yakin dia sudah merencanakan semua ini, setelah keluarga nya dan keluarga selingkuhan nya itu bangkrut. Dia datang untuk membodohimu lagi." Kata Mama Joohyun lagi.
"Ma, Somi sedang sakit parah. Kalau mama tidak percaya. Mama bisa bertanya kepada Sana." Jawab Dahyun sambil melihat kearah istrinya.
Mama Joohyun kemudian ikut menatap kearah menantunya, Sana hanya mengangguk.
"Iya, Ma. Dia sedang sakit." Jawab Sana dengan raut wajah yang sulit diartikan.
"Jadi kamu sudah pernah bertemu dengannya?" Tanya Mama Joohyun kepada menantunya.
"Iya ma, saat itu aku dan Dahyun tidak sengaja bertemu dengannya." Jawab Sana.
"Dan dia benar-benar lagi sakit, Ma." Lanjut Sana.
"Mama tetap tidak akan percaya pada mereka. Mama sangat yakin wanita itu sedang berusaha memisahkan kalian berdua." Kata Mama Joohyun yang masih kekeh dengan pendiriannya.
"Ma, Dahyun tidak akan menemui Somi tanpa seizin Sana. Jika memang Sana tidak mengizinkan aku untuk bertemu dengan Somi lagi, maka aku akan melakukannya." Jawab Dahyun sambil menatap mata istrinya.
"Pergilah sayang, saat ini dia sangat membutuhkanmu." Suruh Sana dengan suara bergetar menahan tangis di dalam hatinya. Sejujurnya dia sangat tidak rela kalau suaminya menemui mantan kekasihnya lagi. Tapi dia tidak ingin suaminya menyesal nanti nya jika terjadi sesuatu pada Somi.
"Sana, apa kamu serius Nak. Wanita itu adalah wanita yang sangat licik, Mama yakin dia tidak benar-benar sakit. Dia pasti sedang berbohong kepada kalian." Kata Mama Joohyun memperingatkan.
"Aku mengizinkanmu. Jadi pergi la tapi kamu harus berjanji kepadaku, kalau kamu hanya akan menemaninya sampai dia sembuh saja." Kata Sana lagi.
"Aku janji sayang hanya akan menemaninya sampai dia sembuh. Aku juga janji kepadamu kalau aku tidak akan pernah mengkhianati cintamu." Jawab Dahyun. Sana kemudian mengangguk.
Sebelum pergi Dahyun mencium kening istrinya.
"Hubungi aku jika kamu butuh sesuatu ya." Kata Dahyun kepada istrinya sebelum akhirnya dia benar-benar pergi.
"Sayang, kenapa kamu tidak mencegahnya? Kenapa kamu membiarkan suamimu pergi menemui wanita itu?" Tanya Mama Joohyun. Sana kemudian mendekat kearah mertua nya dan memeluk mertuanya sambil menangis.
"Aku hanya tidak ingin nanti Dahyun menyesal Ma. Sejujur nya aku juga tidak rela suami ku pergi menemuinya wanita itu. Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa ma. Aku harus bagaimana ma? Aku harus bagaimana?" Katanya sambil terus menangis di pelukkan mertua nya.
"Tenanglah, Sayang. Tenanglah, Mama pasti akan selalu mendukungmu." Kata Mama Joohyun sambil menepuk-nepuk punggung menantunya untuk memberikan ketenangan padanya.