"Sayang, tadi katanya kamu mau beli perlengkapan untuk kuliahmu besok? Kenapa masih di sini?" Tanya Dahyun kepada istri nya.
"Jadi aku tidak boleh menemani suamiku disini?" Tanya Sana balik lalu berpura-pura cemberut.
"Bukan begitu sayang, aku justru senang kalau kamu ada disini juga, itu artinya kamu tidak marah padaku lagi." Jawab Dahyun sambil mencubit hidung istrinya karena gemas.
"Tentu saja aku masih marah padamu tapi berhubung sekarang aku lagi baik hati, jadi marahnya aku tunda dulu deh." Jawab Sana sambil bercanda.
Dahyun yang melihat istrinya sangat mengemaskan pun tidak tahan untuk tidak mencium bibir istrinya.
"Terima kasih ya sayang karena kamu sudah mau mengerti aku." Kata Dahyun sambil memeluk istri nya itu.
Somi yang mendengar percakapan mereka mulai mengepalkan tangannya.
'Apa-apaan mereka? Berani sekali bermesraan di ruanganku. Tunggu pembalasanku Minatozaki Sana.' Kata Somi dalam hati, Dia menahan semua emosinya agar tidak ketahuan kalau dia hanya berpura-pura pingsan.
Melihat reaksi Somi, timbullah sedikit ide jahat di dalam hati Sana. Dia pun tersenyum penuh arti kepada Somi.
"Kamu kenapa sayang?" Tanya Dahyun saat melihat istrinya memegangi kepalanya. Ya... Kali ini Sana berpura-pura merasakan pusing.
"Apa kepalamu mulai pusing lagi?" Tanya Dahyun dan Sana hanya menganggukkan kepala nya.
Sekarang Sana mulai menutup mulutnya seolah dia ingin muntah.
"Apa sekarang perutmu mual lagi?" Tanya Dahyun lagu sambil mengelus-elus perut istrinya itu.
"Iya." Jawab Sana dengan raut wajah menahan sakit.
"Ayo!" Ajak Dahyun.
"Kita mau kemana?" Tanya Sana bingung.
"Untuk mengurangi mualmu sayang, bukankah mualmu akan hilang kalau kita melakukan itu." Kata Dahyun.
"Apa? Melakukan nya di sini?" Tanya Sana lagi.
"Iya sayang , kta ke ranjang sebelah saja disana seperti nya ada ranjang kosong." Jawab Dahyun.
"Lalu Somi bagaimana?" Tanya Sana sambil melihat kearah Somi yang masih berpura-pura dengan tidurnya.
"Biasanya dia akan tidur selama 3 jam jadi jangan khawatir." Jawab Dahyun lagi.
Tadinya Sana hanya ingin membuat Somi kesal tapi tidak di sangka suaminya malah ingin melakukan itu disini.
'Bagaimana yaa, Ahhh sudah lah, aku turuti saja kemauan nya. Lagian berhubungan dengan suami sendirikan tidak dosa ya.' Batin Sana tersenyum senang.
Sana dan Dahyun pun berjalan kearah ranjang yang ada di sebelah ranjang Somi. Setelah mereka memastikan ruangan itu terkunci dengan benar.
Dahyun kemudian menutup gorden yang membatasi ranjang tersebut dengan ranjang yang Somi tiduri. Hampir 1 jam mereka menyalurkan hasrat mereka di atas ranjang itu.
Sedangkan Somi saat ini merasa sangat marah karena perbuatan mereka. Apalagi dia mendengar suara teriakan Sana dari ranjang sebelahnya karena mereka hanya di batasi dengan sebuah gorden.
'Awas kamu Minatozaki Sana, beraninya kamu menggoda Dahyun di hadapanku. Aku akan buat perhitungan denganmu nanti.' Kata Somi dalam hatinya dengan tangan yang terus mengepal.
Somi kembali berpura-pura tidur, saat terdengar suara gorden yang di tarik. Sana dan Dahyun berjalan kembali ke ranjang dimana Somi masih berbaring. Setelah memastikan wanita itu masih tertidur. Dahyun kemudian memeluk istrinya itu dari belakang
"Apa sekarang sudah baikkan?" Tanya Dahyun yang kembali mengelus perut istrinya.
"Sudah lumayan sayang." Jawab Sana.
Dahyun kemudian membalikkan istrinya menghadap kearah nya lalu mengecup kening istrinya cukup lama.
"Terima kasih ya sayang, karena kamu selalu mendampingiku." Kata Dahyun menatap istri nya.
"Aku yang seharusnya berterima kasih kepadamu, sayang." Jawab Sana sambil mengecup bibir suami nya dan memeluk nya.
Mereka melepaskan pelukan mereka saat melihat Somi mulai membuka matanya.
"Bagaimana keadaanmu? Apa sekarang sudah lebih baik?" Tanya Sana dengan senyum manisnya yang membuat Somi semakin kesal.
"Sayang, mungkin Somi lagi lapar. Kamu bisakan pergi membeli makanan untuknya?" Tanya Dahyun kepada suaminya.
"Bisa sayang. Kamu tunggu disini ya, dan Somi kamu ingin makan apa?" Tanya Dahyun kepada Somi.
"Aku ingin makan buah saja. Belikan aku buah anggur saja ya." Jawab Somi asal.
"Sayang, aku pergi dulu ya jaga Somi sebentar." Kata Dahyun kepada istri nya sebelum akhirnya dia keluar dari ruangan itu.
Saat Dahyun sudah keluar. Somi memaki-maki Sana.
"Dasar wanita ja**ng, kamu sengajakan melakukan itu di sini." Maki Somi kepada Sana.
"Eh tunggu-tunggu bukannya tadi kamu sedang tidur ya." Kata Sana tersenyum.
"Dan tadi kamu bilang aku apa? Aku Ja***g? Hei sadarlah nona dia itu SUAMIKU, kamu harus ingat itu." Kata Sana lagi dengan santainya.
Somi benar-benar semakin kesal melihat tingkah Sana. Sana merasa sangat puas karena berhasil membuat wanita itu tidak berdaya.
Sebenarnya tadi suami nya hanya memijit punggung dan kaki nya saja karena Dahyun merasa kasihan melihat istrinya yang harus ikut dengannya bolak-balik ke rumah sakit.
Mereka berdua bukanlah orang yang tidak tahu tempat yang bisa melakukan kegiatan itu di mana saja. Apalagi ini adalah rumah sakit mereka tidak mau kehilangan muka jika nantinya ketahuan oleh dokter atau perawat yang masuk.
"Ah sepertinya aku masih belum puas karena kami melakukannya hanya sebentar saja, Aku harus minta lagi nanti saat kami di rumah." Kata Sana yang memang sengaja mengatakan itu untuk membuat Somi semakin kesal.
"Kau..."
"Kenapa hem? Apa ada yang salah? Coba kamu pikirkan meskipun dia menungguimu di sini seharian pun kamu tidak akan bisa melakukan apapun dengannya. Tapi aku... Aku disini baru beberapa jam saja tapi kami bisa bermesraan bahkan melakukan itu disini. Kamu tahu kenapa? Karena AKU INI ADALAH ISTRI SAHNYA, sementara kamu apa? Kamu hanya wanita yang menyedihkan, hanya memanfaatkan penyakitmu untuk mengejar suami orang." Kata Sana lagi dengan nada mengejek.
"Atau mungkin penyakitmu ini juga hanya pura-pura?" Lanjut Sana lagi dan membuat Somi terkejut.
"Kau... Apa yang sebenarnya yang mau kau katakan?" Tanya Somi yang sudah tersulut emosinya.
"Jika memang benar kamu hanya berpura-pura sakit, lihat saja nanti, aku pasti bisa menemukan bukti kebohonganmu dan saat Dahyun tahu kalau kamu membohongi nya, dia akan lebih membencimu dari sebelumnya." Kata Sana dengan sorot mata tajamnya.
"Kau...."
Bersamaan dengan itu Dahyun pun datang, dia sedikit bingung melihat kedua wanita di depannya sedang beradu pandang dengan sorot mata yang sulit di artikan.
"Ini buah anggur nya, aku sudah membelinya." Kata Dahyun sambil meletakkan buah anggut tersebut di meja samping ranjang rawat Somi.
"Terima kasih ya Dahyun karena kamu selalu baik padaku. Andai dulu aku tidak meninggalkanmu pasti kita sudah hidup bahagia sekarang." Kata Somi dengan suara yang pura-pura lemah.
"Sudahlah, itu hanya masa lalu. Lebih baik kamu fokus saja dengan pengobatanmu." Jawab Dahyun bijak.
"Sayang, barusan Somi bilang kepadaku kalau kita boleh pulang sekarang. Maminya sebentar lagi akan datang kesini, iyakan Somi." Kata Sana yang lagi-lagi membuat Somi mati langkah.
Somi kemudian mengepalkan tangannya dengan sangat kuat. Hari ini dia benar-benar sudah di buat kesal oleh Sana.
'Kamu benar-benar membuatku marah Minatozaki Sana.' Batin Somi sambil menatap kearah Sana yang sedang tersenyum kemenangan.