Hari ini adalah hari yang di tunggu-tunggu. Hari dimana akan di langsungkan pernikahan Kim Dahyun dan Kim Sana secara tertutup. Semua sesuai kesepakatan yang sudah mereka buat yaitu menikah hanya dihadiri oleh keluarga inti saja. Dan acara pengucapan akan segera dimulai.
"Baiklah apa acaranya bisa kita mulai?" Tanya pendeta nya kepada Dahyun.
"Bisa, silahkan dimulai." Jawab Dahyun.
"Baik saya mulai ya."
"Untuk Kim Dahyun. Apakah kamu bersedia menjadikan Minatozaki Sana sebagai istrimu dalam suka maupun duka, sakit maupun sehat dan bersedia tua bersama nya sampai maut memisahkan?"
"Ya saya bersedia."
"Untuk Minatozaki Sana. Apakah kamu bersedia menjadikan Kim Dahyun sebagai istrimu dalam suka maupun duka, sakit maupun sehat dan bersedia tua bersama nya sampai maut memisahkan?"
"Ya saya bersedia."
"Sekarang kalian boleh memakaikan cincin nya di jari manis pasangan kalian masing-masing."
Cincin kedua nya pun terpasang manis di jari mereka. Dan sekarang mereka telah sah menjadi suami istri, dan saat pendeta berkata 'Kamu boleh mencium istrimu' membuat Dahyun seketika malu.
Dahyun pun memberanikan diri untuk mencium bibir wanita yang sudah sah menjadi istri nya. Bibir mereka pun bertemu dan hanya saling menempel saja, lalu mereka tersadar saat terdengar suara tepuk tangan dari keluarga nya.
Setelah acara nya selesai Sana langsung di bawa pulang ke rumah keluarga Kim. Pada malam hari nya mereka mengadakan makan malam bersama keluarga.
"Sayang, sekarang kamu sudah menjadi seorang istri. Jadi kamu harus bisa mengurus suamimu ya." Kata Mama Jessie setelah menyelesaikan makan malam nya.
"Mama jangan khawatir, Sana pasti akan mengurus nya dengan baik, dengan penuh cinta. Iyakan Suamiku?" Jawab Sana sambil menggoda istri/suami nya itu.
"Dasar apa-apaan dia, kenapa sok mesra segala sih." Batin Dahyun sedikit kesal.
"Tentu saja." Jawab Dahyun dengan senyum terpaksa nya.
"Oh iya nak, malam ini mama akan langsung pulang ya. Kamu baik-baik ya di sini." Pamit mama Jessie.
"Lo ma, kenapa tidak besok saja pulangnya."
"Besok mama harus pergi ke kampung sayang untuk menemui nenekmu disana. Nenekmu sedang sakit dan dia membutuhkan mama untuk berada di sampingnya. Jadi mama harus segera pulang sekarang untuk bersiap-siap." Jawab mama Jessie panjang lebar.
"Sana pasti akan sangat merindukan mama." Kata Sana sambil memeluk erat sang mama.
"Mama juga pasti akan sangat merindukanmu nak." Jawab mama Jessie.
"Nak Dahyun, mama titip putri mama ya. Jaga dia baik-baik karena dia satu-satu nya harta mama yang paling berharga!" Lanjut mama Jessie pada sang menantu.
"Tentu saja ma, Dahyun pasti akan menjaganya dengan baik." Jawab Dahyun sopan.
"Ternyata gadis aneh ini pintar berakting juga ya." Batin Sana tersenyum.
"Joohyun-ah, aku titip putriku ya. Tolong jaga dan sayangi dia seperti putrimu sendiri." Kata mama Jessie sambil menggenggam erat tangan sahabat sekaligus besannya itu.
"Jangan khawatir Jes, sekarang dia bukan hanya menjadi menantuku tapi dia sekarang juga putriku."
"Makasih Joohyun ah. Aku pamit dulu ya."
"Ma, mama berapa hari di kampung?" Tanya Sana lagi sebelum mama nya benar-benar pergi.
"Mama tidak tahu berapa lama disana Sayang, nenekmu sudah tua kasihan kalau dia di tinggalkan sendirian disana. Tadinya mama sempat bingung mau meninggalkanmu disini tapi sekarang mama merasa lega karena kamu tidak akan sendirian di sini, kamu sudah ada suami yang akan menemanimu dan tentu nya dengan mertuamu juga." Jawab mama Jessie panjang lebar.
"Tapi tetap saja Sana pasti akan sangat merindukan mama." Kata Sana lagi dengan manja. Selama ini Sana tidak pernah sekalipun berada jauh dari mama nya.
"Mama juga akan sangat merindukannmu sayang. Jadi kalau kalian berdua tidak ada kesibukkan apa-apa datang lah mengunjungi mama dan nenekmu di kampung ya." Kata mama Jessie lagi.
Sana dan Dahyun hanya menganggukkan kepalanya.
"Ya sudah mama pamit ya Sayang. Nanti keburu malam dan sekali lagi, tolong jaga putriku dengan baik Joohyun ah." Lanjut mama jessie.
"Jangan khawatirkan Sana disini." Jawab mama Joohyun menenangkan sahabatnya.
Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam tapi Sana masih betah duduk di balkon kamar, yang sekarang di tempati bersama suami nya Dahyun sambil menatap ke langit.
"Kenapa kamu belum tidur, ini sudah malam." Kata Dahyun yang sudah berada disamping Sana.Suara suami nya membuyarkan lamunan Sana. Sana melihat wajah suaminya sebentar.
"Lihatlah itu, langitnya sangat indah ya." Kata Sana kepada suami nya yang berdiri di samping nya.
Dahyun lalu menatap kearah yang di tunjuk oleh Sana tapi tiba-tiba Dahyun terkejut saat Sana memeluk lengannya dan menyandarkan kepala di bahunya.
"Biarkan aku seperti ini sebentar ya!" Kata Sana.
"Terserah kau saja." Jawab Dahyun seakan tidak peduli.
"Ya sudah ayo tidur, sudah malam!" Ajak Sana sambil melepaskan pelukannya dan berjalan lebih dulu masuk ke dalam kamar.
"Dasar ya gadis aneh, seenaknya saja." Batin Dahyun yang mengikuti langkah Sana.
Sana langsung naik ke atas ranjang tempat tidur mereka. Tapi tiba-tiba.
"Kau tidurlah di sofa, malam ini kasur ini hanya milikku seorang." Kata Sana sambil membaringkan tubuhnya di atas kasur tersebut.
"Hei, apa kau bilang kau menyuruhku tidur disofa, ingat ya ini kamarku. Seharusnya aku yang tidur di kasur, kau di sofa." Jawab Dahyun tidak terima atas perkataan istri nya.
Sana kemudian bangun dari tempat tidur nya dan berjalan mendekati Dahyun.
"Oh sayangku, suamiku, apa malam ini kamu ingin tidur denganku? Tapi malam ini aku tidak bisa melayanimu sayang, jadi kamu harus bersabar sedikit ya sayangku soalnya aku lagi ada tamu bulanan." Jawab Sana yang memang sengaja menggoda suaminya itu.
Dahyun merasa geli mendengar jawaban dari Sana. Dia langsung berjalan menuju sofa sebelum Sana mengatakan hal-hal yang aneh lagi. Sana hanya terkekeh melihat ekspresi gadis yang sekarang berstatus istri nya.