Waktu sudah menunjukkan pukul 10.30 malam, Sana baru saja sampai di rumah mertuanya. Kebetulan sekali malam ini mama Joohyun ada keperluan di luar rumah. Jadi mertua nya tidak ada dirumah.
Sana langsung berjalan masuk ke dalam kamarnya, setelah selesai membersihkan diri nya, Sana langsung merebahkan diri di atas tempat tidur nya.
"Kamu dari mana saja hah? Kenapa jam segini baru pulang?" Tanya Dahyun yang tiba-tiba datang dan membuat Sana terkejut.
"Sayang, kamu membuatku terkejut." Jawab Sana sambil memposisikan dirinya duduk.
"Aku sedang bertanya padamu, kamu dari mana saja kenapa baru pulang?" Tanya Dahyun sekali lagi.
Sana kemudian berdiri dari tempat tidur nya dan berjalan menghampiri suaminya.
"Kenapa hem? Apa kamu sedang khawatir dengan istrimu ini?" Kata Sana yang malah balik bertanya.
"Kamu harus ingat, sekarang kamu tinggal di rumahku jadi kamu harus mengikuti aturan yang ada dirumah ini. Kalau kamu mau pulang telat setidaknya kasih kabar." Jawab Dahyun dengan nada sedikit emosi.
Sana hanya menghela napasnya.
"Dimana hp kamu!" Pinta Sana dan Dahyun memberikan ponselnya pada Sana.
"Buat apa kamu tanya-tanya hp ku, jangan mengalihkan pembicaraan Minatozaki Sana." Kata Dahyun kesal.
Sana kemudian mengambil tangan Dahyun untuk membuka hp tersebut.
"Suamiku yang tampan, kamu lihat ini apa?" Tanya Sana sambil menunjukkan pesan yang dia kirim ke hp suaminya.
Dahyun kemudian melihat layar hp miliknya. Ternyata sudah ada pesan dari nomor yang tidak dia kenal yang isinya:
'Suamiku tersayang, istrimu ini akan pulang sedikit terlambat ya. Jadi jangan menungguku, kamu bisa makan atau tidur duluan ya. I Love You. Dari istrimu tersayang'.
"Makanya kalau ada pesan masuk itu di baca,Sayang. Jadi kamu tidak perlu asal marah-marah begitu." Kata Sana kembali merebahkan dirinya di tempat tidur.
'Apaan-apaan dia, kenapa isi pesan nya harus seperti itu' Batin Dahyun yang tadi melihat pesan dari istri nya.
"Ya sudah, kembalikan ponselku." Pinta Dahyun.
"Tunggu sebentar." Kata Sana sambil mengetik sesuatu di ponsel suaminya.
"Selesai, ini ponselmu ku kembalikan." Katanya lagi kemudian dia menyerahkan ponsel itu kembali kepada Dahyun.
Dahyun lalu melihat layar ponselnya, pesan yang tadinya dari nomor yang tidak dia kenal sekarang di ganti menjadi 'Istriku Tercinta'. Dahyun memicingkan matanya saat melihat nama yang tertera di ponselnya.
"Itu aku sudah save nomorku Sayang. Sudah ah aku mau tidur sudah mengantuk." Kata Sana sambil memposisikan tidurnya.
"Sayang, kenapa kamu masih diam disana? Sini, apa kamu tidak mengantuk?" Lanjut Sana lagi.
"Atau malam ini kamu ingin minta jatah ya." Godanya lagi saat melihat suami nya hanya diam saja sedari tadi.
"Aku keluar dulu, masih banyak kerjaan." Buru-buru Dahyun berjalan keluar dari kamar nya.
"Sayang sini donkk, kalau kamu mau minta jatah. Aku siap kok." Teriak Sana yang di ikuti tawa nya.
"Gadis itu benar-benar aneh." Gerutu Dahyun yang sudah berada di ruang kerjanya.
Pagi hari nya Dahyun sedang memperhatikan Sana yang sudah memakai pakaian rapi.
"Kamu mau kemana? Tumben sudah rapi?" Tanya Dahyun ketus.
"Ingat perjanjian yang ke 3 'Dilarang mencampuri privasi masing-masing pasangan'. Jawab Sana santai.
Mendengar jawaban Sana membuat Dahyun mendengus kesal.
"Tapi karena kamu adalah suamiku, baiklah aku akan memberitahumu." Kata Sana kemudian, Dahyun yang mendengar ucapan istri nya pun sedikit tersenyum.
"Aku hari ini akan mulai bekerja, tadi aku sudah berbicara kepada mama. Kata mama tidak masalah asal aku tetap bisa mengurusmu." Jawab Sana kemudian.
"Kenapa kamu harus kerja? Aku kan bisa menafkahimu."
"Aku tetap harus bekerja, karena aku juga harus bisa memenuhi kebutuhanku sendiri." Jawab Sana.
"Nah ini ambillah." Kata Dahyun sambil menyerahkan kartu ATM nya kepada Sana tapi Sana tetap tidak mau menerimanya.
"Aku kan sudah bilang sebelum kepada kamu, kalau sekarang kamu tidak punya kewajiban untuk menafkahiku." Jawab Sana lagi.
Dahyun tidak perduli dengan apa yang dikatakan istrinya, dia hanya meletakkan kartu ATM nya di atas meja. Dia segera pergi meninggalkan Sana dan menuju ke ruang makan karena mamanya sudah menunggu mereka di sana.
Sana kemudian menatap sebentar kartu ATM tersebut kemudian dia memasukkannya ke dalam laci. Lalu Sana berjalan menuju ke ruang makan dan duduk disebelah suaminya.
"Sayang, kamu akan bekerja dimana?" Tanya mertua nya.
"Sana akan bekerja di restoran ma dan Sana hanya sebagai pelayan saja tapi Sana ingin memulai hidup mandiri ma." Jawab Sana sambil mengambilkan makanan untuk mertua dan suaminya.
"Mama semakin bangga sama kamu sayang." Puji mertuanya berbeda dengan suaminya yang tidak bereaksi apapun.
"Ma, Sana sudah siap sarapan, sekarang Sana akan berangkat kerja dulu ya." Pamit Sana kepada mertuanya.
"Iya sayang, hati-hati ya." Kata Mama Joohyun.
Sana langsung berlari saat taxi yang dia pesan sudah datang.
"Kenapa kamu tidak menghabiskan makananmu, sayang?" Tanya Mama nya saat melihat Dahyun ingin pergi dengan makanan yang masih utuh di piring nya.
"Dahyun masih kenyang ma. Hari ini Dahyun harus pergi untuk melihat restoran kita, soalnya restoran kita makin hari omsetnya makin menurun ma. Jadi Dahyun berangkat dulu ya ma." Kata Dahyun yang juga meninggalkan mamanya sendirian di meja makan.
Dahyun langsung menjalankan mobilnya menuju restoran.
"Apa dia sengaja mempermainkan ku, katanya setiap pagi dia akan memberikan ku morning kiss, lihat saja buktinya baru dapat kerjaan saja dia sudah lupa janji nya, Dasar gadis aneh." Gerutu Dahyun sambil menyetir mobilnya menuju ke restoran.
"Aaaa, kenapa hari ini mood ku jadi jelek ya, ini semua gara-gara gadis aneh itu." Dahyun kemudian menghela napasnya.
"Sadar Kim Dahyun sadarlah, kamu harus fokus...fokus...fokus. Jangan mikirin gadis aneh itu lagi." Di sepanjang perjalanan Dahyun selalu merutuki dirinya sendiri.