"Kamu ada urusan apa bertemu dengan mamaku?" Tanya Dahyun tanpa basa-basi dan dari nada bicaranya Sana tahu kalau gadis di sampingnya itu sedang dalam mood yang tidak bagus.
"E...itu...itu... Apa...e...maksud.." Jawab Sana terbata-bata.
"Pasti mamaku ngomongin soal perjodohan kita lagi kan?" Tanya Dahyun lagi.
Sana hanya bisa menganggukkan kepala nya.
"Sudah ku duga." Kata Dahyun.
Sepanjang perjalanan mereka berdua hanya diam dan 15 menit kemudian mereka sampai di halaman rumah Sana.
"Terimakasih." Kata Sana lalu ingin turun tapi ditahan oleh Dahyun.
"Jadi, apa jawabanmu?" Tanya Dahyun yang membuat langkah Sana terhenti.
"Aku... aku setuju." Jawabnya tanpa menatap kearah Dahyun.
"Aku tidak tahu apa yang mama ku katakan padamu, tapi kamu harus tahu satu hal kalau aku sangat...sangat...sangat membenci wanita. Apalagi wanita sepertimu. Semua wanita itu sama saja mereka pengkhianat." Kata Dahyun dengan sangat tegas.
Mereka berdua saling menatap satu sama lain. Sana menatap Dahyun dengan tatapan tidak suka. Karena Sana bukan seperti yang dia katakan.
"Aku tidak tahu apa yang membuatmu berpikiran seperti itu, tapi aku akan buktikan padamu bahwa aku bukan wanita yang seperti kamu katakan tadi." Jawab Sana yang juga tidak kalah tegasnya.
Kemudian dia turun dari mobil Dahyun.
"Kalau begitu besok pagi aku akan menjemputmu, kita harus buat kesepakatan." Kata Dahyun lagi dengan tatapan membunuhnya. Sana kemudian menatap Dahyun dengan penuh tanya.
"Kamu akan mengetahuinya besok, bersabarlah." Jawab Dahyun sebelum akhirnya dia meninggalkan Sana yang masih diam berdiri di depan rumahnya.
"Sayang kenapa Dahyun tidak di suruh masuk tadi?" Tanya mama Jessie yang baru saja keluar dari dalam rumah.
"Katanya dia masih ada urusan yang harus di urus ma." Jawab Sana.
"Oh baiklah, Eh, itu apa Sayang?" Tanya mama Jessie saat dia melihat Sana membawa papper bag di tangannya.
"Ini gaun dari Tante Joohyun, ma." Jawab Sana singkat.
"Dan ini buat acara perpisahan sekolah nanti malam." Lanjut Sana lagi.
"Sayang, tadi tante Joohyun memberitahu mama katanya kamu setuju ya untuk menikah dengan Dahyun. Apa itu benar?" Tanya mama Jessie yang ingin tahu.
"Hmm...ya... Iya benar sih ma, Sana setuju." Jawab Sana sambil berjalan masuk ke dalam rumah, di ikuti oleh mama nya dari belakang.
"Sayang, mama senang sekali mendengarnya, kalau kamu setuju. Akhirnya mama bisa berbesan dengan sahabat SMA mama. Tadinya mama pikir kamu akan menolak nya."
Jessie merasa bahagia dengan berita yang dia dengar. Sebenarnya Sana masih ragu dengan keputusannya apa ini benar atau tidak. Apalagi setelah melihat kebencian di mata Dahyun barusan membuatnya kembali berpikir keras.
"Apa keputusanku ini sudah tepat." Batin Sana.
"Kamu kenapa sayang?" Tanya mama Jessie saat melihat putrinya sedikit melamun.
"Oh tidak apa-apa ma, Sana hanya sedikit capek." Jawab Sana.
"Sana ke kamar dulu ya ma, Sana mau istirahat sebentar." Pamit Sana seraya berjalan masuk ke dalam kamarnya.
Malam harinya, Sana dan kedua sahabatnya datang ke acara perpisahan sekolah mereka dan Sana di antar oleh Dahyun.
Awalnya Dahyun menolak dengan berbagai alasan. Tapi karena permintaan sang mama dengan banyak nya drama dan menurut nya mama nya sedikit lebay, daripada di pusing karena ucapan mama nya akhirnya dia pun setuju mengantar Sana dan kedua sahabat nya itu.
"Kamu tidak usah menungguku pulang, nanti kami bisa pulang naik taksi saja." Kata Sana begitu mereka sampai di gerbang sekolah.
"Baguslah, setidaknya aku tidak perlu lagi mencari alasan untuk bilang ke mama." Jawab Dahyun dingin.
Sana dan kedua sahabatnya pun masuk kedalam gedung sekolah mereka. Saat di perjalanan pulang Dahyun mendengar bunyi hp berdering. Dia segera mengambil ponsel nya di saku nya.
"Halo." Jawabnya namun ternyata tidak ada panggilan di ponselnya.
Ternyata bunyi dering tersebut berasal dari ponsel di kursi sebelahnya.
"Eh, ini milik siapa?" Gumam Dahyun sambil mengambil ponsel tersebut.
Dia segera membuka layar ponsel tersebut dan dari walpapernya sudah bisa terlihat ponsel itu milik siapa.
"Ah sial, kenapa ponsel nya pake ketinggalan di sini segala sih." Gerutunya.
Dahyun pun memukul setir mobilnya kemudian berbalik arah ketempat tadi. Begitu dia sampai, dia segera masuk kedalam dan mencari keberadaan Sana.
Namun langkahnya terhenti ketika dia mendengar beberapa pria membicarakan sosok yang dia cari.
"Sana sekarang benar-benar sangat cantik ya. Dia sangat berbeda di bandingkan setahun yang lalu."
"Iya betul, apalagi malam ini dia kelihatan makin seksi."
"Bagaimana kalau malam ini kita dekatin dia. Kelihatannya dia belum punya pacar." Kata salah seorang dari mereka yang memberikan ide.
"Kalau begitu kita taruhan saja siapa yang lebih dulu mendapatkan nomor ponselnya."
"Oke. Siapa takut."