Pagi harinya Dahyun terbangun karena tetesan air yang mengenai wajahnya. Saat dia membuka mata nya, dia terkejut saat melihat wajah istri nya sudah berada dekat dengan wajahnya.
"Apa-apaan sih kamu. Main siram-siram air segala. Kamu tidak lihat apa kalau aku lagi tidur." Kata Dahyun yang kesal dengan ulah istri nya.
"Sayang, tamu bulananku sudah pergi jauh, apa kamu mau minta hakmu. Aku siap memberikan nya padamu." Bisik Sana di telinga Dahyun, sekali lagi Sana memang sengaja menggoda suaminya itu.
Dahyun yang merasa geli atas perkataan Sana berusaha bangkit dari tempat nya dan berjalan menjauh darinya.
"Dasar gadis aneh." Batin Dahyun sambil berjalan menjauh dari Sana.
"Hahahahaha." Sana tertawa puas melihat ekspresi Dahyun yang kesal karena ulahnya di pagi hari.
"Hahaha, ini adalah awal perjuanganku untuk mendapatkan cintamu Kim Dahyun. Mungkin hari ini kamu menghindariku tapi suatu saat nanti kamu yang akan balik mengejarku. Semangat Sana, semangat, kamu pasti bisa!" Kata Sana sambil menyemangati dirinya sendiri.
Dahyun sudah keluar dari kamar nya dengan setelan jas kantor nya. Diruang makan sudah ada mama dan istri nya yang sedang sarapan.
"Mama, Dahyun langsung berangkat ke kantor ya. Hari ini Dahyun ada meeting penting." Pamit Dahyun kepada mama nya.
"Lo kamu tidak sarapan dulu Nak. Ini semua masakkan istrimu, dia sudah menyiapkan ini dari pagi, masa kamu tidak mencoba nya." Kata Mama Joohyun.
"Dahyun nanti sarapan di kantor saja ma, Dahyun sudah telat ma." Jawab Dahyun sambil berjalan meninggalkan mama dan istrinya yang sedang duduk di meja makan.
"Sayang, tunggu sebentar!" Panggil Sana sambil berlari menyusul suaminya.
"Ada apa?" Tanya Dahyun dengan nada malas.
Sana kemudian mengalungkan tangannya di leher suaminya itu.
"Kamu melupakan sesuatu yang penting sayang." Kata Sana.
Dahyun hanya menatap Sana bingung. Sana yang tahu tatapan suaminya pun melakukan nya lebih dulu, Sana kemudian mencium bibir suaminya itu sekilas.
"Kau melupakan morning kiss nya sayang." Lagi-lagi Sana mencoba menggoda suami nya.
Dahyun kaget dengan apa yang baru saja di lakukan istrinya.
"Wah-wah, ternyata kalian romantis juga ya." Kata Mama Joohyun yang memang melihat semua adegan yang dilakukan anak dan menantu nya itu.
"Sudahlah, Ma. Aku berangkat dulu." Jawab Dahyun sambil melepaskan diri dari istrinya.
"Bye2 suamiku yang tampan. Kerja yang rajin ya dan jangan lupa bawa uang yang banyak. l love you." Kata Sana lagi yang memang sengaja ingin menggoda Dahyun. Dia tidak peduli dengan sikap dingin yang di tunjukkan oleh suaminya kepadanya.
Mungkin sekarang kesukaan Sana adalah menggoda suaminya.
Setelah kepergian Dahyun, seketika wajah Sana berubah sendu. Sebenarnya dia tahu kalau Dahyun masih belum bisa menganggapnya istri, karena memang dari awal mereka menikah hanya sebatas kontrak saja.
"Ma, nanti siang Sana mau izin untuk bertemu Mina dan Momo ya. Mungkin Sana akan pulang sedikit terlambat." Kata Sana meminta izin kepada mama mertua nya.
"Iya sayang. Kamu bisa pergi di antar sama sopir ya, Nak." Jawab Mama Joohyun.
"Tidak usah, Ma. Biar nanti Sana naik taxi saja. Sana tidak mau nanti teman-teman Sana curiga."
"Baiklah nak, tapi kamu harus hati-hati ya, Sayang."
Sana pun menganggukkan kepalanya.
Sementara di kantor Kim Hyun's Company, Dahyun masih saja memikirkan sikap Sana yang menurutnya sangat aneh.
"Ada apa dengan gadis itu ya? Sudah jelas pernikahan ini hanya sebatas kontrak tapi bisa-bisanya dia bersikap seperti layak nya suami istri." Gumam Dahyun.
Dan tanpa sadar Dahyun tersenyum saat mengingat bagaimana Sana mencium bibirnya tadi.
"Sadar Kim Dahyun sadar, semua gadis itu sama saja sama-sama pengkhianat." Kata Dahyun sembari memukul pipinya sendiri untuk menyadarkan dirinya. Kemudian dia kembali memfokuskan diri pada pekerjaannya.
Siang ini Sana janjian untuk bertemu dengan kedua sahabat nya Momo dan Mina di sebuah restoran.
"San, dari kemarin lo kemana aja si?" Tanya Momo memulai pembicaraan.
"Kemarin aku ada sedikit urusan mendadak jadi aku lupa kabarin ke kalian." Jawab Sana santai.
"Apa urusan mu sampai malam?" Kini giliran Mina yang bertanya. Sana hanya menjawabnya dengan anggukan.
"Terus mama kamu kemana, soalnya tadi pagi aku sempat ke rumah kamu, tapi di rumah sepi?" Tanya Mina lagi.
"Itu mama pulang ke kampung untuk menemani nenek aku yang sedang sakit." Jawab Sana lagi.
"Jadi kamu tinggal sendirian dong?" Tanya Momo.
"Tidak, mama menitipkan aku di rumah temannya." Jawab Sana yang lagi-lagi harus membohongi kedua sahabatnya itu.
"Terus gimana donkk caranya kalau kita ingin berkumpul bersama." Kata Mina lagi.
"Lo ini emang dasar ya, Kitakan bisa berbicara lewat hp." Kata Momo yang tumben pintar. Hahaha
"San, ini kamu pakai cincin apa? Kenapa seperti cincin nikah ya." Kata Mina sambil memperhatikan cincin yang ada di jari manis Sana.
"Ini... ini.. Cincin pemberian dari teman mama, katanya jariku kelihatan polos jadi dia memberikan cincin ini padaku." Jawab Sana sedikit gugup.
"Tapi ini benar-benar seperti cincin asli dech." Lanjut Mina sambil terus menerus melihat jari manis sahabatnya.
"Iya mungkin mirip." Jawab Sana lagi sambil menarik tangannya.
"Oh iya katanya tadi kalian punya berita bagus, berita bagus apa?" Tanya Sana mengalihkan pembicaraan.
"Oh itu lamaran kerja kita waktu itu di terima dan besok kita sudah bisa langsung bekerja." Jawab Mina dengan antusias.
"Hah? Kok bisa?" Tanya Sana penasaran.
"Sebenarnya restoran besar itu dulu adalah milik mendiang nenekku, tapi restoran nenekku bangkrut saat memasukki 6 tahun dan ada pengusaha muda yang mengambil alih restoran tersebut. Tapi pengusaha muda itu sangat baik karena dia selalu menerima karyawan yang di rekomendasikan oleh keluargaku. Makanya kita bisa diterima di restoran itu." Kata Mina menjelaskan kepada sahabatnya.
"Wah, ternyata seorang Myoui Mina keturunan orang kaya ya." Canda Momo.
"Lebih tepatnya mantan Hirai Momo." Kata Mina meluruskan.
"Oh jadi besok kita jam berapa berangkat kerja?" Tanya Sana lagi.
"Sebelum jam 9 kita sudah harus sampai disana." Jawab Mina.
Sana dan Momo hanya mengangguk mengerti.
"Habis ini kita mau kemana ya?" Tanya Momo kepada kedua sahabatnya.
"Kita nonton aja yuk, kan sudah lama kita tidak nonton bersama." Jawab Mina memberikan ide dan disambut bahagia oleh Sana maupun Momo.
Diam-diam Sana mengirimkan pesan kepada mertua nya dan juga suaminya kalau dia akan pulang terlambat. Sana tidak ingin nanti membuat mertua dan suaminya itu khawatir.
Setelah selesai makan mereka melanjutkan rencana mereka untuk pergi nonton bersama.