Liverpool-Inggris, musim semi 2021.
"Hoaaa, akhirnya kita sampai!" Bastian mendorong koper terakhir yang masuk ke dalam kamar.
"Kamu haus, Bas?"
Bastian mendekat penuh arti, "Aku butuh tambahan energi."
"Baaas, jangan mulai lagi... Lihat, kita harus susun barang-barang dulu. Jangan mulai sekarang dulu, oke?"
Bastian menggeleng, mengecup lehernya makin agresif.
"Bas!" Mellisa memekik geli.
"Couldn't wait any longer, Mell."
Mellisa menggeliat, "Kamu benar-benar gak sabaran ya, hmm..?"
"Betul!" Bastian segera memutar badan Mellisa kehadapannya. "Ku harap kamu suka tempat ini sebagai tujuan bulan madu kita."
"Bas, kamu tahu tempat ini sudah lebih dari apapun yang aku pengen."
"Tapi aku tahu kamu ingin pergi ke Swiss untuk bulan madu kita kan?"
Mellisa mengangguk lemah.
"Jangan cemberut," Bastian segera menangkup dagunya. "Kita bisa lompat ke Swiss kalau kita sudah puas jalan-jalan disini. Gak papa kan?"
"Kamu ajak aku sekalian ngurus bisnis disini kan?"
"Kamu gak suka ya?"
"Aku suka Bas, tapi... kamu pasti pergi menjumpai rekan bisnis lagi disini. Iya kan?"
Bastian mengecup bibirnya cepat, mendorong pinggul mereka saling bergesekan.
"Kalau kamu monyongin bibir cemberut gitu, aku jadi pengen lahap kamu sekarang."
Mellisa membelalak. Dia tahu maksud pria itu.
"Aku udah gak tahan, Mell. Ke kamar ya?"
Bastian menarik tangan Mellisa cepat sambil mendengar tertawaan Bastian.
"Bas, tunggu!"
"Apa lagi?"
"Pintunya belum di kunci."
Bastian mengerang, cepat-cepat mengunci pintu apartemennya.
"Udah. Oke, sekarang bisa kita mulai?"
Mellisa mengangguk tersenyum.
"Damn, senyum mu sayang." Desis Bastian tidak sabaran.
Mellisa membiarkan Bastian menciumi wajahnya dan menggerayangi badannya sesampai di kamar.
Bajunya dilucuti dan direbahkan di ranjang.
Malu-malu Mellisa berbaring polos di depan Bastian.
"Bas, cepetan... Aku malu..."
Bastian terkekeh, "Sabar Mell..."
Saat celananya berhasil lolos ke lantai, Mellisa menarik selimut menutupi mukanya.
"I'm coming, baby."
Bastian menaiki tempat tidur dan masuk ke dalam selimut Mellisa. Tawa keduanya pecah saat menyadari ketelanjangan mereka.
"Boy or girl?" Bisik Bastian.
"Memangnya kamu bisa tahu gimana supaya aku hamil anak laki-laki atau perempuan, Bas?"
"Tau dong," Jawab Bastian tersenyum penuh arti. "If you wish for a boy, then we count for a half time shot."
Mellisa tertawa. "Kamu apaan sih, ngomongnya jorok ih!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Prime Project
RomanceNOVEL DEWASA. 2020. Qeryana Grail. Indonesia. Copy Rights. Mellisa Subroto berusaha bisa mewujudkan pernikahan impiannya. Gaun yang cantik, dandanan memukau, pasangan tercinta, juga janji sehidup semati. Lalu waktu itu datang, ketika pria yang dicin...