Bab 20

1.9K 130 10
                                    

Alfred tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Mellisa berjalan mendatangi mereka, padahal tadi dia menolak untuk menemuinya.

Mellisa juga sama terkejutnya. Bukan terkejut pada kehadiran Bastian saja, tapi juga Alfred yang masih ada disana bersama Papanya pula.

"Nah, Mellisa sudah datang. Saya tinggal ya." Helmy, nama Papa Mellisa, beranjak meninggalkan putrinya bersama kedua pria itu.

"Alfred kamu... belum pulang?" Gumam Mellisa salah tingkah.

Dia tidak merasa nyaman dengan pertemuan mereka bertiga.

Alfred jadi maju, menatap Mellisa dengan senyum yang terbaik.

"Kamu sudah mendingan?"

Kemesraan Alfred yang sengaja ditunjukkan di depan Bastian itu mulai membuat Bastian jengah.

"Aku sudah gak papa."

Sengaja membuat Bastian cemburu, Alfred menarik Mellisa ke samping badannya dan merangkul pundaknya. "Kayaknya Bastian datang mau dengar pengunduran diri kamu," Imbuhnya bangga.

"Alfred kamu! Lepasin!" Desis Mellisa jengah.

Bastian masih berdiri menahan diri. Dia tidak tahu mengapa aneh melihat kemesraan mereka.

"Kamu kenapa sih? Kamu masih marah sama aku?" Tanya Alfred dengan setengah kesabaran. Dia sengaja mengecilkan suaranya agar pembicaraan mereka tidak Bastian dengar.

Mata Mellisa dan Bastian saling bertukar pandang. Rasanya canggung saat perbuatan Alfred harus ditunjukkan di depan Bastian.

"Bas, kamu mau apa ke mari lagi?" Alfred mengalihkan pertanyaan dengan suara yang berusaha tenang.

"Aku mau bicara dengan Mellisa."

"Aku juga mau bicara dengan kamu." Balas Mellisa cepat.

"Kamu dengar kan? Kami punya kepentingan."

Alfred mulai tersulut emosi lagi. "Gak bisa! Apapun yang mau kamu bilang dengan Mellisa, aku berhak tahu."

Mellisa bertukar pandang dengan Bastian. "Ya kan, sayang?" Alfred masih mencoba memonopoli.

Sejujurnya Mellisa ingin mengatakan jika akibat mereka berciuman tempo hari, kondisi psikologinya berdampak pada hubungannya dan Alfred. Tapi melihat keberadaan Alfred, Mellisa yakin sebaiknya dia mencari alasan lain.

Bastian kecewa saat Mellisa setuju dengan kemauan Alfred. Rasanya dia melihat wanita itu tertekan dengab kehadiran Alfred.

"Oke kalau memang aku harus bicara di depan Alfred. Tapi aku menyesal dengan keputusan kamu yang selalu menuruti kemauan Alfred." Sindir Bastian.

"Sebaiknya kamu langsung terus terang, Bas." Lawan Alfred.

"Apa karena ini, kamu berhenti dari proyek kita?" Bastian sengaja melihat Alfred.

Mellisa terdiam memikirkan jawabannya. Apalagi Alfred ikut melihatnya dengan tatapan mendesak agar mengatakan semuanya.

"Ini keputusan ku pribadi, Bas." Mellisa menjawab pelan.

Bastian tertohok dengan jawaban itu. "Aku gak tahu seandainya kamu jadi lemah hanya karena Alfred."

"Aku memperingatkan, Bas! Jangan buat aku harus hajar kamu untuk kesekian kalinya!" Desis Alfred yang siap maju menantang.

Dengan senyum sinis Bastian maju lebih dekat. "Aku akan terima jawaban ini sekarang. Tapi setelah ini, kamu harus pertimbangkan ucapan ku di mobil."

"Kurang ajar!" Alfred mendesis pelan menahan kerah kemeja Bastian lagi.

"Alfred!" Sergah Mellisa cepat melerai Alfred.

Prime ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang