"Pagi Tante, Pagi Om." Alfred menyapa ramah.
"Eh, Alfred... Masuk dulu yuk?"
Alfred masuk mengikuti Tetti ke ruang tamu. Seperti biasa, Tetti akan mengajak pria itu untuk ikut sarapan jika pagi-pagi datang menjemput Mellisa.
"Sebentar ya, tante panggil Mellisa?"
"Eh, jangan. Gak papa, Tan. Saya bisa tunggu kok."
Tetti tersenyum, "Kamu baik sekali."
"Sebentar lagi Mellisa pasti turun."
"Ngomong-ngomong kamu sudah sarapan, Fred? Tante buatin nasi goreng ikan asin loh,"
"Waduh, sayang sekali Tan, tadi Saya sudah sarapan." Tolaknya.
"Yasudah, Tante ambil teh ya."
Tidak lama setelah itu, Tetti membawa nampan berisi cangkir dan seduhan air teh.
Calon menantunya itu terlihat sudah rapi dengan jas putihnya.
"Sori ya Fred, kamu jadi repot jemput Mellisa segala. Tadi malam juga Mellisa pake ngerepotin atasannya segala buat antar ke rumah."
Alis Alfred naik. "Tadi malam?"
Setahunya, Mellisa pergi ke acara reuni teman kantor lamanya. Lalu sekarang, mengapa Tetti mengatakan Mellisa diantar?
"Iya, kan katanya kamu tahu?"
"Oh? Eh? Iya, iya, Saya yang lupa Tan, hehe..." Alfred berpura-pura ingat.
Tapi dia harus cari informasi dulu tentang ini.
"Oh, jadi Mellisa diantar sama atasannya? Alfred yang salah, Tan. Harusnya jemput Mellisa."
"Jangan begitulah, Tante maklum kamu suka lembur kerja. Lagian Bos nya Mellisa kelihatannya anak yang baik kok. Jadi Tante gak curiga."
Mendengar kata-kata Tetti, Alfred panas. Beraninya Bastian mendekati Mellisa lagi! Sekarang juga dia harus minta Mellisa berhenti bekerja di tempat itu.
"Tante takut sekali Mellisa di apa-apai. Tante kira Mellisa pulang diantar sesama temannya rame-rame. Syukurlah Mellisa diantar pulang sampai rumah dengan selamat. Kalau enggak, Tante gak tahu lagi mau ngomong apa."
"Iya Tan, Alfred juga minta maaf. Belum sepenuhnya tanggung jawab menjaga Mellisa. Tapi nanti setelah ini, Alfred janji akan lebih menjaga Mellisa."
Sambil tersenyum keduanya dengan pembicaraan mereka, Mellisa muncul di tangga.
"Pagi Mah, Pagi yang," Sapa Mellisa.
Baik mata Tetti dan mata Alfred, keduanya kaget dengan penampilan Mellisa pagi itu. Tidak biasanya wanita itu berpakaian seperti itu. Apalagi sekarang Alfred semakin hari semakin kagum melihat Mellisa. Wanita itu semakin cantik. Atau dia yang baru menyadarinya sekarang.
"Canti sekali, mentang-mentang dijemput calon suaminya, hmm?"
Alfred tersenyum mendengar godaan Tetti untuk anaknya.
"Mamah, ih!" Sebut Mellisa salah tingkah.
Namun dalam hati, Alfred marah. Perubahan Mellisa semakin hari semakin mencolok. Sejak dia bekerja di proyek baru bersama Bastian, Alfred selalu menemukan hal baru dalam diri Mellisa.
Cara berpakaiannya yang berubah modis, gaya berbicaranya yang semakin lembut, juga hal aneh yang dia sendiri tidak tahu apa. Sepertinya Bastian membawa pengaruh jelek. Dia harus hentikan ini semua.
Sesudah pamit dari Tetti, mereka berangkat dengan mobil Alfred.
"Aku mau kamu berhenti bekerja di proyek Bastian." Tegas Alfred setelah mereka berdua di mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prime Project
RomanceNOVEL DEWASA. 2020. Qeryana Grail. Indonesia. Copy Rights. Mellisa Subroto berusaha bisa mewujudkan pernikahan impiannya. Gaun yang cantik, dandanan memukau, pasangan tercinta, juga janji sehidup semati. Lalu waktu itu datang, ketika pria yang dicin...