Sebenarnya Bastian tidak pernah asing di dekat perempuan cantik. Dia terlalu sering bahkan sampai muak. Meski Bastian harus mengeluarkan uang tak sedikit demi kencan seranjang semalam, kelihatannya dia menikmati jenis hubungan selibat seperti itu.
Ini karena uang Bastian yang melimpah, namun segala kelelahannya dikantor bisa tersalurkan lewat hasrat seksualnya. Wanita adalah khas utama di dekat pria mapan seperti Bastian. Hiburan semacam ini bisa membebaskan beban stres pekerjaan.
Entah Bastian suka atau tidak, nyatanya dia tak mau pula menjadi munafik untuk memilih wanita yang jelek. Jelas karena instingnya sebagai pria, dia hanya mau melihat wanita cantik. Bahkan dia sendiripun rela membayar jasa wanita penghibur hingga ratusan juta.
Dengan asumsi bisa membuat Mellisa jatuh ke dalam pelukannya dengan mudah, Bastian yakin itu bukan perkara sulit. Banyak wanita yang bisa dia beli dengan mudah. Perkaranya adalah apakah dia mencintai wanita itu nantinya? Karena sepertinya dia tidak pernah jatuh cinta pada wanita.
Dan untuk ini pula, dia terpaksa mengatur strategi yang matang. Karena dia akan merebut si manis ular yang malang ini. Setelah sari madunya habis, Bastian akan pergi melepaskannya. Inilah tekad Bastian demi membalas perbuatan Ratna dan Alfred.
Sampai saat ini, dia masih ingat bagaimana Maria ibunya menangis sampai jatuh sakit karena diceraikan sepihak oleh Ayahnya yang memilih perempuan tak jelas bernama Ratna.
Mellisa sudah tampak di depan pintu kantor. Bastian tak mau kagum, karena meski cantik, masih ada nilai yang berbeda dimiliki Mellisa. Biasanya Bastian akan digoda oleh pakaian seksi dan menggoda, kemudian disambut oleh senyum khas wanita perayu ulang. Tentu saja Bastian hapal perangai seperti itu. Karena dia suka ketika wanita rela melakukan segala cara untuk dapat perhatiannya. Tapi kali ini, sosok yang cantik itu terlihat menawan walau berpakaian sopan. Dia sama seperti wanita cantik lainnya, tapi tak serupa dengan caranya mendapatkan perhatian. Mellisa sukses menarik perhatian dengan caranya sendiri. Yaitu tetap cantik dan sopan.
"Maaf ya, kamu jadi menunggu." Bastian menyapanya.
"Oh, jangan sungkan Pak. Saya juga baru tiba semenit yang lalu."
"Sudahlah, yuk."
Bunyi klik pintu mobil tak berkunci terdengar. Mellisa merasa canggung mau naik mobil itu. Mobilnya pasti mahal sekali. Pantas saja Alfred gengsi kepada sepupunya ini, begitu pikir Mellisa.
Di mobil, mereka terdiam sebentar. Mellisa bingung mau ajak obrol apa. Dia tidak pernah semobil dengan pria asing sejak berpacaran dengan Alfred. Untungnya kali ini Alfred setuju kalau Mellisa akan keluar bersama Bastian. Tentu karena dia berbohong dan bilang ada acara reuni dari kantornya yang lama.
Meski berat harus bohong, tapi Mellisa terlanjur setuju pergi bersama Bastian. Dia hanya tak mau jadi rekan kerja yang sombong di depan Bastian. Bisa-bisa proyeknya diputus kontrak secara sepihak oleh Bastian. Mellisa tidak mau kesalahan yang sama terulang seperti saat dia membantah Pak Jono.
"Kamu gak papa jalan sama aku kan, Mell?"
Mellisa teralih sekilas. Dia tak mau lihat mata Bastian lama-lama. Lebih baik di fokus ke jalan saja.
"Iya, jangan khawatir. Alfred sudah kasih izin kok."
Bastian menyeringai. "Oh ya? Dia gak marah kamu makan malam sama ku?"
Mellisa tersenyum sedikit. "Iya kok." Jawabnya singkat.
"Wah, tadinya ku pikir bisa buat Alfred cemburu sama aku." Bastian sengaja tersenyum, agar Mellisa santai mendengarnya.
Sayangnya, Mellisa jadi gugup. Sekarang Bastian suka menggodanya dengan kalimat seperti itu.
"Memangnya kamu mau dia pikirin apa tentang kita, Bas?" Mellisa tersipu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prime Project
RomanceNOVEL DEWASA. 2020. Qeryana Grail. Indonesia. Copy Rights. Mellisa Subroto berusaha bisa mewujudkan pernikahan impiannya. Gaun yang cantik, dandanan memukau, pasangan tercinta, juga janji sehidup semati. Lalu waktu itu datang, ketika pria yang dicin...