Bab 63.

1.1K 104 6
                                    

"Okay, I'll call you back later."

Bastian langsung menutup teleponnya ketika Mellisa masuk ke kamar.

"Sayang, aku udah siap. Yuk?"

"Ayo."

Dengan menggandeng Mellisa keluar menuju basement, mereka kompak mengenakan baju yang sama.

Hari ini Bastian harus menghadiri undangan makan malam resmi dari sesama investor. Ini bertujuan untuk membangun mitra kerja yang lebih solid. Bukan hanya untuk mendukung pembangunan perusahaan anak yang baru, tapi sebagai peluang membangun relasi bisnis dari investor asing dari Inggris.

Dengan mobil baru yang Bastian miliki, mereka segera menuju gedung yang dimaksud.

Mellisa duduk gugup menunggu sampai tempat tujuan. Maklum saja, dia belum pernah menghadiri acara semacam ini. Terakhir kali dia menghadiri undangan makan malam adalah saat Alfred berhasil terpilih sebagai dokter kulit dan estetika terbaik seJakarta. Acara itu juga tidak melibatkan keamanan ketat seperti sekarang ini.

Tamu yang hadir saat ini bahkan membuatnya terpukau dan bangga. Menjadi pasangan seorang Sebastian ternyata tidak hanya menaikkan derajatnya, tapi menambah wawasannya tentang orang-orang penting dalam suatu bisnis.

Mellisa berdiri kikuk ditengah-tengah banyaknya tamu undangan. Mereka semua terlihat sama bergengsinya. Ternyata dibutuhkan keterampilan khusus menghadapi orang-orang besar.

Ketika Bastian silih berganti mengobrol dengan orang-orang, Mellisa mulai mencoba menghitung berapa yang telah dia kenal dari sekedar pertemuan ini. Mereka semua tidak terlihat sombong seperti dugaan awalnya.

"She is Mellisa and she is my beloved wife." Tunjuk Bastian mempersilahkan rekannya mengenal Mellisa.

"How are you Mrs. Dermawan, nice to meet you. Well I'm happy for you both. Happy wedding anyway!"

Ketika menjabat tangan mereka bergantian, tiba-tiba saja seorang kameramen mendekati.

"May I take the picture both of you?"

Bastian kebingungan, biasanya kameramen jarang meliput gambarnya. Sebab bukan rahasia, Bastian tidak mau disorot kamera. Namun sepertinya kali ini berbeda.

"Sure! Please."

Dengan pose saling melihat, kamera berhasil mengabadikan kehadiran Bastian bersama pasangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan pose saling melihat, kamera berhasil mengabadikan kehadiran Bastian bersama pasangannya. Tamu lain yang melihat itu tiba-tiba bertepuk tangan. Mungkin tidak menyangka jika pria itu berhasil melepas masa lajang. Pasalnya, Bastian adalah satu-satunya pebisnis yang lajang selama ini.

"They should be jealous of me, isn't it Mrs. Dermawan my beloved wife?" bisik Bastian menggoda.

"Kamu jangan over PD, Bas." Mellisa balas menjawab.

"Kamu tau, laki-laki di ujung sana pernah menjodohkan anak perempuannya dengan ku. Yang di sebelah sana juga pernah mendekatkan anak perempuannya dengan ku, Mell."

Prime ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang