Bab 42.

1.4K 114 2
                                    

Suasana hening berlangsung beberapa detik. Kemudian udara dingin dari AC tidak bisa mendinginkan panasnya pendengaran semua orang. Terlebih Alfred yang wajahnya kaku seperti mayat.

"Istri Alfred? Kamu jangan sembarangan bicara ya mbak!" Mellisa buka suara.

"Emangnya kamu siapa sih? Kemarin kamu main ke apartemen Sam, sekarang kamu ikut makan malam." Balas Erin tengsi.

Alfred kebingungan.

"Sam? Aku gak kenal Sam!"

"Gak usah pura-pura lupa ya! Sam itu ya ini!" Tunjuk Erin ke wajah Bastian.

Tetty, Helmi, Mellisa dan Alfred bingung dengan pikiran mereka masing-masing.

Apa maksudnya Mellisa ke apartemen siapa? Mau apa Mellisa di apartemen Bastian?

"Mellisa ke apartemen Bastian?" Tanya Alfred kelu. Daritadi dia mencoba memecahkan kepingan puzzle.

"Gak usah alihkan pertanyaan! Ada hubungan apa kalian semuanya, ha!? Jawab, Pa!"

Mellisa tercengang. Erin memukul dada Alfred spontan.

"E... tenang, tenang," Bastian menginterupsi.

"Ini sebenarnya ada apa sih?" Tetty mulai cemas. Jantungnya mulai tidak enak.

"Sam, jelasin ke mereka!" Tuntut Erin pada Bastian.

Alfred menatap Bastian syok. Apa yang sudah diketahui pria itu?

"Kamu jangan ngaku-ngaku ya, mbak!" Mellisa bersikukuh walau matanya mulai tampak panas.

"Alfred kamu kok diam!? Jawab dong!" Serang Erin. "Kemarin kamu juga usir aku dari apartemen, tadi pagi kamu usir aku dari rumah Mama Ratna, sekarang apa lagi!? Apa lagi!?" Erin masih histeris.

Pandangan Mellisa berubah kabur, apalagi lidahnya tidak mengeluarkan kata sedikitpun. Dari tadi dia cuma membagi pandangan pada Bastian dan sepasang anak kembar yang duduk tenang di dalam baby troll nya.

"Alfred... ini semua apa?" Tanya Mellisa dengan suara tercekak.

"Iya, aduh, ini sebenarnya ada apa, Fred? Ada apa?" Tetty ikut mendesak.

Bastian berdiri melipat tangan dengan tenang.

"Bas, dia ini siapa..? Kenapa... kenapa ada drama begini ya Tuhan..." Gantian Tetty bertanya pada Bastian.

Alfred merasakan rahangnya tegang dan dia kesulitan bicara.

"Kamu jangan ngaku-ngaku ya!" Tiba-tiba Alfred membantah lantang.

Erin tersentak di dorong.

"Kamu mau apa lagi Bas? Kamu mau buat trik apa lagi?" Alfred berubah agresif. Suaranya meninggi.

Bastian terkejut.

"Dasar laki-laki kurang ajar!" Maki Erin seraya menumpahkan segelas air ke muka Alfred.

"Astaga!" Pekik Tetty.

"Kamu memang gak tahu malu! Sekarang kamu gak mau mengakui aku di depan mereka juga iya!? Sekarang siapa mereka, Fred!? Siapa mereka!?" Tuding Erin tanpa jeda.

"Saya ibu mertuanya, kami mertuanya! Kamu yang siapa?" Tetty menyahut.

Erin syok bukan main. "Mertua?"

Plak.

Belum sempat Alfred mengeringkan wajahnya dari cipratan air, wajahnya pun di gampar.

Mellisa terperangah. Air matanya terlanjur turun. Tapi dia segera mengusapnya.

"Oh... jadi adik ipar Sam itu kamu ya?" Erin beralih. "Setelah kamu main sama Sam di apartemennya, kamu main sama lakik ku juga, iya!?"

Prime ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang