Bab 15.

1.9K 152 12
                                    

"Alfred..? Kamu, kamu kok bi-"

"Kemari kamu."

"Alfred kamu apa-apaan!?"

Badan Mellisa terjengkang ke depan. Jika Alfred menyentaknya sedikit lagi, Mellisa bisa jatuh ke bawah.

Bastian kaget melihat kemarahan Alfred. Tapi menurutnya itu tontonan yang seru. Sebab dia memang menginginkan ini, Alfred yang tengik itu bertengkar dengan kekasih malangnya ini. Benar-benar seru.

"Hei, apa-apaan kamu!?" Bastian ingin maju untuk menolong Mellisa.

"Masuk ke mobil ku sekarang, Mell." Desis Alfred menyerahkan kunci ke tangan Mellisa.

"Tapi buat apa?"

"Masuk dan jangan bertanya! Kamu gak ngerti!?"

Bastian dan Mellisa bertukar pandang. Dia tahu wanita itu minta pertolongannya lewat tatapan. Dengan satu dorongan berbalik, badan Mellisa berjalan menjauh dari dua pejantan itu.

"Alfred kamu jangan macam-macam," Ucap Mellisa seraya berjalan. Matanya terus melihat Bastian.

"Pergi, Mell!"

Mellisa berjalan menjauh dibentak seperti itu.

"Gue udah curiga sejak awal!" Desis Alfred mulai maju.

"Hei, hei, tenang," Bastian mengatur ancang-ancang untuk menyikapi Alfred. Sepertinya dia akan bertarung lagi dengan si tengik itu.

"Gue tahu ini niat busuk lo, kan?"

"Gue? Berniat busuk? Ck." Bastian menjawab cuek.

"Dasar bangsat!"

Bug.

Bastian terhuyung sempoyongan.

"Gue bilang berhenti ganggu Mellisa, kan!?" Suaranya kuat menantang Bastian.

Bastian menyentuh hidungnya, berdarah. Dengan kemampuannya melawan, dia balas maju dan melayangkan pukulan yang sama ke perut Alfred.

"Gue mendapatkan apa yang gue mau." Desis Bastian mengejek.

Mata Alfred menatap nyalang seraya memegangi perutnya. Ternyata sakit juga di pukul di perut.

"Apa sekarang lo takut?" Tanya Bastian mengejek. Nafasnya memburu, terasa pedih bekas pukulan itu.

Alfred tertawa sinis sebentar. "Gue? Gue takut? Gue gak pernah takut dengan anak lemah semacam lo!" Alfred menunjuk wajah Bastian dengan menghina.

Bastian masih berdiri dengan sikap waspada. Alfred mulai berdiri tegak lagi, bersiap maju untuk menantang Bastian lagi.

"Lo suka dengan Mellisa, hah!? Jawab!"

Bug.

Kepala Bastian berputar ke kanan dengan cepat. Bahkan sebelum sempat membalas, Alfred melakukan hal yang sama pada sebelah kiri tulang pipinya.

"Lo gak bisa dapatkan Mellisa! Lo dengar! Lo gak bisa!" Kecam Alfred keras di wajah Bastian yang terkapar di lantai.

Dengan sedikit sisa kekuatan yang Bastian punya, dia menertawakan Alfred.

"Gue bisa cekik lo sampek mati!" Alfred mengancam dengan memegangi kerah baju Bastian.

"Lo-akan tahu-akibatnya." Bastian mengeja ucapannya dengan mata membengkak sebelah.

"BASTIAN!" Jeritan Mellisa membahana.

Alfred bangkit dengan sigap, melepaskan tangannya dengan panik.

Prime ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang